HELLOOO ( ꈍᴗꈍ)
IT'S MEE(◔‿◔)
AKU TELAT, HEHE (人 •͈ᴗ•͈)
NGGAK PAPA NGGAK PAPA, SILAHKAN NGAMUK-NGAMUK DI KOMENTAR, (≧▽≦)
ASAL JANGAN LUPA KASIH SALJU BANYAK-BANYAK (≧▽≦)
(❄️)HAPPY READING, SNOWY ^.^
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN (≧▽≦)
❄️❄️❄️❄️❄️
Aqila tidur.
Ethan masih duduk di samping bangsal memandangi wajah tidur Aqila.
Jika dihitung dari awal, sudah lebih dari tiga puluh menit Ethan duduk mengawasinya. Tangan gadis itu masih di dalam genggaman Ethan, sesekali mengencang karena kegelisahan dalam tidur.
Sepertinya Aqila mendapat mimpi buruk, alisnya berkerut dari waktu ke waktu, dan kadang tersentak dari tidurnya. Dia tidak menangis, tapi ekspresinya jelas sangat sedih.
Ketika gadis itu terbangun sekali lagi, Ethan mengeluarkan suara 'ssstt' pelan sambil menggenggam tangannya, lalu mengelus kepala Qila dengan lembut, penuh kasih sayang membujuknya kembali untuk tidur.
Dengan cara itu, Aqila tertidur di atas bangsal rumah sakit tanpa mimpi.
Beberapa jam kemudian, Aqila bangun lagi, waktu menunjukkan jam tujuh malam.
Dia duduk dengan linglung dan menyadari tidak ada Ethan di sampingnya.
Sepertinya sudah pergi.
Baguslah.
Saat ini, dia memang butuh sendiri.
Aqila menghela napas berat, memeluk lutut sambil membenamkan kepala ke atasnya.
Dia masih terperangkap dalam emosi penyesalan.
Awalnya, Qila berharap apa yang terjadi adalah mimpi, dan secara pengecut menganggap semuanya baik-baik saja.
Tapi itu mustahil.
Fakta terbangun di ranjang rumah sakit sudah cukup mengkonfirmasi kenyataan.
Dengan satu tangan meremas rambut, Aqila mendongak melihat botol infus tersisa kurang dari seperempat. Aqila memandang punggung tangan kirinya, dan mencabut jarum infus dari pembuluh darah tanpa berkedip.
Cukup sakit, tapi Aqila terlalu mati rasa untuk peduli.
Dia turun dari bangsal, mengambil ponsel yang sejak tadi tidak berhenti bergetar.
Aqila tidak berani membukanya, dia hanya berjalan keluar ruang rawat inap mencari petugas meminta baju ganti yang bersih.
Setelah berganti ke pakaian baru, Aqila berjalan ke meja resepsionis membayar tagihan administrasi, tanpa di duga, resepsionis itu tersenyum saat berkata,
"Atas nama Aqila Auristella, ya? Tagihan Anda sudah dibayar."
Aqila mengerutkan kening, menjilat bibirnya yang pucat, bergumam, "Siapa?"
Petugas itu hanya tersenyum.
Aqila mengerutkan kening, menduga pihak kepolisian lah yang membayar administrasi rumah sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Sinting Vs Perfect Boy [SEDANG REVISI]
Teen FictionAqila Auristella, seorang mantan ketua geng motor yang akhirnya tobat setelah dirukiyah emaknya. Aqila adalah cewek sinting yang barbar, mood random dan suka seenaknya. Di umur enam belas tahun dia sudah memegang sabuk hitam di dunia karate dan ta...