28

45.3K 2.5K 5
                                    

Happy Reading 🐻

🐯🐯🐯🐯🐯

~~~~~~~~~~~

Bara memperhatikan orang orang yang tengah berjoget ria mengikuti irama musik yang memekakkan telinga. Bara acuh. Lebih memilih menikmati minuman yang ia pesan daripada bergabung dengan mereka.

"Kenapa?" Bara menenggak minumannya setelah melirik Arsen yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

"Lo. Tumben banget tiap malem ngajakin kita ke sini."

"Depresi?" senggolan Yazdan kepadanya membuat Axel mengangkat bahu. Selama mengenal Bara tidak pernah sekalipun Axel melihat Bara sekacau ini. "Cerita aja. Buat apa lo punya temen tapi nggak lo gunain fungsinya."

"Lo kira kita apaan pake fungsi fungsi segala."

Axel terkekeh sambil menyingkirkan tangan Arsen yang meremat lengan atasnya. "Ya siapa tau kita bisa bantu. Tapi kalau lo emang nggak mau cerita ya nggak papa."

"Kasih tau gue gimana caranya ngebunuh Aryan." Bara menatap ketiga temannya yang saling tatap. "Gimana?"

"Alesan lo?" Yazdan memainkan gelas yang ia pegang. Yazdan pikir Bara sudah puas dengan menghajar Aryan beberapa beberapa hari yang lalu.

"Aryan udah berani dateng ke apartemen gue." Bara menjauhkan botolnya saat Axel ingin merampasnya. Bara masih ingin minum walaupun dirinya sudah menghabiskan beberapa botol. "Rania tau karena tujuan Aryan emang buat ketemu sama dia. Tapi Rania nggak pernah bilang ke gue dan karena itu gue marah sama dia."

"Ah, jadi lo lagi marah sama Rania makanya tiap malem lo ngajakin kita ke sini?"

"Udah jelas sih Xel." Arsen menyesap rokok yang baru saja dia bakar. "Tapi, harus banget lo semarah ini sama Rania?" entahlah, Arsen sedikit tidak setuju dengan tindakan Bara yang satu ini.

"Gimana gue nggak marah? Dia hampir di bawa sama Aryan bahkan sampek di cekik tapi dia cuma diem aja. Nggak bilang apa apa sama gue."

Setelah tahu jika Aryan pernah datang ke apartemennya Bara semakin lebih  mencari tahu seberapa sering Aryan menemui Rania. Dan untungnya Bianca, tetangganya memberitahu kejadian malam itu. Dimana saat Bara pulang lalu mendapati Rania yang terlihat muram dari sebelumnya.

"Gue paham." Yazdan menghela nafas. Matanya menjelajahi sekitar lalu menangkap beberapa cewek yang berjalan kearah mereka. "Jangan ganggu gue." usir Yazdan ke salah satu cewek yang hendak menyentuh pundaknya.

"Ck."

"Eits." Arsen menahan cewek lainnya yang akan duduk di pangkuannya. "Lagi nggak pengen grepe grepe. Mending lo semua pergi."

Cewek yang ingin mendekati Bara mendengus. Ingin menolak tapi Bara sendiri sudah menatapnya dengan tajam. Lalu tak berselang lama kemudian salah satu temannya menyenggol dirinya dan membisikkan sesuatu.

"Kak Derlion."

Cewek itu menoleh lalu matanya langsung berbinar saat melihat keberadaan Derlion serta teman temannya. "Oke kalau gitu. Bye Bara." tangannya meninggalkan elusan lembut di rahang Bara sebelum melangkah pergi menuju ke tempat Derlion.

Bara yang sudah sedikit mabuk mengamati Derlion serta kawanannya. Aryan di sana. Duduk dengan tenang sambil memainkan ponselnya.

"Tumben Ajun nyusul." Arsen menatap Ajun yang berjalan gontai kearah mereka. "Wow." Arsen menutup mulutnya dengan kepalan tangan saat melihat Ajun dengan sengaja menyenggol salah satu teman Derlion. "Berani banget tuh anak."

"Asli." Axel menggeleng. Untung saja Derlion menahan temannya yang hendak menghajar Ajun.

Ajun yang sudah sampai di depan mereka langsung menyambar botol di meja hingga membuat Yazdan yang baru meminum sedikit menyipitkan mata.

My husband, BaraWhere stories live. Discover now