18. TAHU APA?

53 9 0
                                    

Aku baru tahu keadaan N selama ini. Ayahnya meninggalkan banyak hutang padanya dan ibunya. Selama dia menjalankan misi, dia hanya menerima setengahnya saja untuk biaya perawatan ibunya. Setengah lagi dia gunakan untuk membayar hutang ayahnya. Sampai pada titik dia sudah membayar semua hutangnya, tapi tidak bisa menyelamatkan nyawa ibunya. Jadi, untuk apa N menipuku saat kami menjalankan misi? Hutangnya telah lunas sebelum aku bertemu dengannya. Apa hutang ayahnya masih menumpuk? Atau membayar biaya perawatan ibunya selama ini? Atau apa?

Aku tidak mengerti sama sekali.

Bagaimana dia bisa membohongiku?

"Ivy? Kau tidak apa-apa?"

"Aku hanya mengantuk."

Aku memeluk tubuh Aldwin yang tengah tertidur. Dia sangat hangat sampai aku bisa tertidur dengannya. Aku hanya berharap semua ini hanya mimpiku saja.

🌼🌼🌼

"N sialan! Sudah kubilang dia adalah ular! Bagaimana dia bisa membohongimu?"

Corliss mengatakan kalimat penuh dengan umpatan pada N. Aku tidak tahu harus bersyukur telah pergi dari N atau menyesal telah bertemu dengannya. Aku sampai tidak tahu apa-apa saat bersamanya. Ini membuat sangat kecewa. Sangat. Aku ingin memukul wajahnya itu untuk pertama kalinya.

Apa Aldwin juga ingin menggigit N? Pria itu benar-benar membuatku muak. Apa perlakuan baiknya dan segala kekhwatirannya hanya sebuah ejekan untukku? Apa dia khawatir aku pergi darinya? Apa dia takut jika aku tidak bersamanya? Apa dia takut saat tak ada seorangpun yang menolongnya saat dia kesulitan? Aku mencengkram bajuku!

Aku wanita yang sangat bodoh!

Aku hanya dimanfaatkan N!

Itu cukup untukku melupakan perasaanku padanya. Pada cinta pertamaku N! Aku sudah tidak mencintaimu layaknya kemarin.

"Ivy? Ayo kesana dan pukul wajahnya! Aku tidak terima kau diperlakukan seperti ini! Kau temannya! Bagaimana bisa pria bajingan itu melakukannya padamu?"

"Gukkk... Gukkk..."

"Sialan! Sialan! Dia bahkan punya hidup nyaman! Ular sialan!"

"Gukkk... Gukkk..."

"Sudahlah, aku tak ingin lagi melihatnya. Aku hanya ingin pulang bertemu keluargaku."

Corliss dan Aldwin terdiam. Aku hanya ingin pulang ke rumah saja. Tak ada yang akan menipuku lagi disana. Meski teman-temanku menyebalkan, mereka tidak berbohong pada perkataan mereka. Meski kakak sering marah, dia baik padaku. Meski papa dan mama sering melarangku, mereka sangat menjagaku. Harusnya aku tidak pergi dari rumah.

"Bagaimana keluargamu? Aku ingin tahu seperti apa mereka."

"Gukkk... Gukkk..."

"Mereka baik tapi kadang cerewet." Aku tersenyum memikirkan mereka.

"Ya, aku harus memberitahu keluargamu bahwa kau anak yang sangat baik dan kuat. Kau juga bisa bertarung melawan banyak hal. Aku dan Aldwin akan menjagamu! Tenang saja! Aku akan lebih dari N! Dia tidak ada apa-apanya dariku!" Corliss memperlihatkan otot ditangannya.

Dia kuat, aku cukup tahu dia bisa membunuh naga. Aldwin berlari lebih dulu daripada kuda kami. Dia pasti ingin secepatnya sampai ke rumah. Sayangnya ini masih permulaan, rumahku berada di ujung dunia.

🌼🌼🌼

Aldwin berhasil mendapatkan rusa yang sangat besar. Dia menggoyangkan ekornya dan berguling-guling di tanah. Apa dia ingin sebuah pujian dari kami?

"Boy! Aku tidak sangka kau sangat berguna. Ayo bakar ini!"

Menu makanan yang jarang kumakan. Daging rusa akan lebih enak dimakan daripada daging monyet. Aku masih memikirkan ikan pemakan jasad itu. Aku tidak akan mengantarkan mereka pada sungai untuk menangkap ikan. Tidak akan pernah.

"Ivy? Kau tidak perlu membuat tanganmu menyentuh hewan ini. Kau duduk saja dan tunggu disana. Aku akan menyelesaikan ini secepat mungkin. Ayo tarik, Aldwin!"

"Gukkk... Gukkk..."

Wushhh...

Panah? Aku menyiapkan pedangku. Siapa yang memanah kami? Aku berdiri di depan Corliss, jika ini panah. Aku pasti tahu siapa itu, kenapa Elf datang lagi? Apa dia belum cukup membuatku hampir mati?

"Serahkan anjingnya!" Elf cantik turun dari atas pohon. Dia hanya seorang diri, apa dia belum puas mengejar kami?

Ini sangat jauh dari tempatnya dulu. Aku memegang senjata baruku. Ini patut dicoba sebagai awal. Cahaya biru berpendar indah menerangi pedangku. Aku bisa merasakan aliran Mana nya yang kuat.

Tidak! Aku akan membunuh Elf ini jika memakai Mana. Aku menyimpan kembali pedangku. Sekarang cukup memberitahunya bahwa dia bukan lawanku.

"Kau menyerah?" Dia mengarahkan panahnya.

"Perempuan ini? Kau mau apa? Kau mau rusa juga?" Tanya Corliss masih memotong daging rusa bersama Aldwin.

Dia tak takut pada Elf ini, bahkan Aldwin juga tidak berpengaruh padanya lagi. Aku menengok padanya, apa yang dia mau? Aku tidak perlu mengeluarkan Mana untuk bertarung dengan Elf cantik ini.

"Aku bukan perempuan! Aku laki-laki!"

"Oh, itu lebih tidak sopan. Kau mengarahkan panahmu pada wanita dan anjing. Apa maumu?"

"Anjing itu! Dia seekor Cerberus!" Teriak Elf.

"Hahaha... Kenapa dia Cerberus? Jika kau mengganggu kami, kau harus menghadapiku!" Corliss berdiri dan mengeluarkan pedangnya.

"Pergilah! Kami tidak ingin bertarung dengan Elf. Apa kau tidak melihat dengan peri bersama kami? Mereka  bahkan tidak masalah jika Aldwin seekor Cerberus. Kenapa kau sangat ingin anjing ini?"

Corliss menatapku aneh, dia tidak bisa melihat peri kecil. Para peri tidak akan muncul dihadapan manusia kecuali dengan sesamanya dan orang yang telah mereka percayai. Dryad pasti menarik kembali peri yang dia kirim jika Aldwin berbahaya untuk mereka.

"Dia harus dibunuh! Dia binatang iblis!"

"Laki-laki ini! Kami sedang tidak ingin mengenal laki-laki! Semua laki-laki sama saja, dia hanya menipu dan mendorong pada kebohongan. Kau pergi sekarang! Aku sangat, sangat ingin memukul seseorang yang tak bisa kupukul." Corliss berjalan mendekati Elf.

Apa yang ingin Corliss lakukan? Apa dia ingin membunuh Elf ini?

"Gukkk... Gukkk..."

"Jangan Aldwin!" Aku menggeleng pada Aldwin yang akan bergerak.

"Tidak! Aku akan membunuhnya!"

Wushhh...

Aku melompat dan membawa Aldwin pergi. Dia masih saja ingin memanah.

"Ivy! Berlindunglah bersama Aldwin. Laki-laki cantik ini akan ku pukul!" Corliss menyiapkan tangannya dan mulai menyerang Elf.

Elf bertarung dengan berada di atas pohon dan memanah kami tiada henti. Corliss menangkis semua panah dan mencoba mengejar Elf. Aku melompati banyak pohon membawa Aldwin.

Takkk...

"Berhenti! Atau kau akan kupanah lagi!"

Dia justru mengejarku. Aku turun ke bawah dan berlari bersembunyi di antara pohon. Aldwin menggonggong dan menarik bajuku. Apa dia dekat? Aku memukul satu pohon yang sedang dipijaknya.

Brakkk...

Dia pergi dengan cepat ke pohon lainnya. Ada apa? Kehabisan panah? Elf menatapku tajam dan pergi.

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Where stories live. Discover now