24. PELABUHAN

45 10 0
                                    

"Grrr... Grrr..."

Sejak kami pergi Aldwin selalu menggeram dimanapun. Dia seakan selalu waspada disekitar kami. Aku tidak merasakan atau melihat hal berbahaya yang akan menyerang kami. Apa dia takut akan naik ke kapal?

"Pasti dia takut air. Boy! Kau diamlah. Orang-orang akan takut padamu!"

"Grrr..."

"Kita harus mencari kapal."

Mungkin biaya kami melewati laut akan jauh lebih mahal. Aku sudah menjual kuda-kuda kami dengan harga cukup tinggi. Aku tidak mungkin membawa mereka baik ke kapal dan terombang-ambing. Kuda akan mudah stress, kami bisa membeli lagi jika sampai ke sebrang sana. Aku menatap deretan kepal besar. Sebentar lagi aku meninggalkan tempat ini. Apa N akan mencariku? Dia pasti sangat sibuk, beberapa tahun lagi dia akan menjadi raja. Apa dia menyukainya?

Brukkk...

"Ivy?" Corliss membantu bangun.

Apa yang baru saja menabrakku? Punggungku merasakan sakit seperti baru saja seekor bateng besar menyerudukku.

"Grrr... Grrr..."

"Tenang, Aldwin!" Aku mengusap kepala Aldwin dan melihat seorang anak kecil yang penuh dengan luka.

Apa dia ingin meminta uang? Apa anak-anak pelabuhan seperti ini?

"To-long, ba-wa aku!"

"Siapa kau? Lukamu cukup parah, apa kau baru berkelahi dengan temanmu?" Corliss melihat wajah anak ini yang menunduk.

Jika mereka berkelahi pasti ada sesuatu hal yang terjadi. Tapi untuk apa anak ini datang pada kami? Kami baru saja sampai. Apa aku pernah bertemu dengannya?

"Tolong bawa aku!!" Dia membungkuk di tanah. Ada apa dengan anak kecil ini? Kami dilihat orang pelabuhan. Apa dia ingin memeras kami?

"Kenapa kami harus membawamu? Dimana orangtuamu, aku harus mengantarmu pulang." Corliss mengangkatnya sampai aku bisa melihat wajahnya yang penuh dengan lebam menangis.

"Grrr... Grrr..."

Bukankah dia anak pencuri itu? Untuk apa dia kemari? Apa sejak tadi dia mengikuti kami sampai di tempat ini? Jika benar, apa dia berkelahi atau ketahuan mencuri lagi? Ini akan merepotkan jika dia tetap mengikuti. Aku tidak memiliki uang lebih untuknya.

"Kenapa kau mengikuti kami?" Aku menarik tubuhnya dari tangan Corliss. Anak ini sangat ringan dengan tubuhnya.

"A-ku ingin kuat! Aku ju-ga ingin kaya! Aku mau hidup, tolong aku! Tolong bawa aku! Aku akan membersihkan dan membawa apapun. Tolong aku! Aku tidak akan menyusahkan, jika kalian memberiku makan satu kali aku juga tidak masalah. Aku ingin pergi!" Anak ini menangis.

"Berapa usiamu?"

"7 tahun." Aku menggendong anak ini.

Bahkan umurnya tidak mencapai usia 10 tahun. Apa dia tidak memiliki orangtua? Dari asalnya saja dia anak jalanan yang suka mencuri. Bagaimana dia bisa mempunyai orangtua dan rumah? Aku bisa membawanya dan meninggalnya di panti asuhan di sebrang sana. Dia tidak akan dicari-cari orang melukainya lagi.

"Tolong obati dia." Aku meminta pada peri-peri.

Dimataku jumlah mereka semakin banyak. Apa peri lain mengikuti kami? Aku tidak menghitung mereka sejak mereka datang.

Lukanya berangsur-angsur pulih, wajahnya terlihat lebih jelas. Dia memang anak yang mencuri uangku. Ini juga salahku meninggalkannya pada orang dewasa yang suka menyuruh anak seusianya mencuri benda orang lain.

"Siapa namamu?"

"Aku tidak punya nama." Anak ini menatap tubuhnya dengan mata berbinar. Dia baru saja melihat sebuah keajaiban dunia. Apa dia bisa melihat para peri? Tapi dalam kondisinya peri tidak akan mudah percaya padanya.

Ksatria & Tuan Putri ( END )Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin