26. KRAKEN

46 11 0
                                    

Brukk...

Kapal ini jauh lebih rusak dibandingkan tadi. Mereka adalah pemburu yang payah dan seorang penyihir murni yang tak bisa berkelahi. Aku dan Corliss terdiam melihat mereka. Aku ingin membantu tapi Corliss menyuruhku menunggu sampai mereka meminta bantuan kami. Katanya untuk apa membantu jika merasa saja tidak tahu terima kasih.

Tapi jika dibiarkan kami dalam masalah. Aku tidak ingin mati disini.

Cahaya biru keluar dari pedangku. Aku tidak menggunakan listrik dalam air. Kami bisa mati tersetrum. Corliss berlari lebih dulu dan memotong banyaknya tentakel. Aku melompat dan menarik tubuh Eden. Kami butuh rencana.

"Ke-napa?"

Kenapa dia gagap? Aku melepaskan tudungku dan membuangnya. Merepotkan jika harus melawan gurita super besar ini.

"Hentikan pergerakannya, aku akan menusuk matanya."

"Apa?"

"Ck, jika kau tidak bisa. Aku akan memotong lidahmu!"

Apa pria ini benar-benar penyihir murni? Bahkan dia memiliki Mana yang begitu besar. Apa dia tahu sama sekali? Atau... Aku menatap Eden yang tengah menatapku. Aku merasa dejavu. Dia tidak menipuku untuk berpura-pura menjadi penyihir lemah bukan? Aku tidak suka jika dia menyimpan kekuatannya tanpa memikirkan kami yang tengah berjuang disini.

"Aku benar-benar akan memotong lidahmu!"

Aku berlari sekuat tenaga melewati tentakel-tentakel yang sangat lengket. Aku melompat dan berjalan pada tentakelnya, dia sangat besar. Aku harus melihat matanya.

Jelbbb...

Kraken bertambah mengamuk saat aku menusuk matanya. Apakah bukan disini? Aku mencabut pedangku dan mencari tempat paling tinggi. Jika begitu apakah dia bisa dibekukan?

Jelbbbb...

Cahaya biru melintasi semua kulit Kraken sampai tak ada satupun yang dapat bergerak. Ini cukup menguras Mana untuk menutupi semua tubuhnya dengan es.

Dimana Corliss?

"Ivy? Aku tak bisa memotongnya. Aku harus apa?"

"Kita cari batunya!"

Tubuhku mencebur ke dalam air, bahkan airnya menjadi lebih dingin. Batunya pasti berada di bawah tubuhnya. Aku berenang dan menyelinap diantara tentakelnya. Aku menusuk pusat tubuhnya dengan api biru. Perlahan es mencair sedikit demi sedikit.

Batu Mana berkilau terlihat sangat indah di dalam air ini. Warnanya begitu menggodaku untuk menyerapnya. Ini sangat indah.  Warna biru cerah dan transparan. Aku naik ke permukaan dan berjalan menuju kapal melewati tubuh Kraken.

"Eden! Apa aku bisa mengeringkan tubuhku?"

"Hah? A-pa?"

"Pakaian ku basah karena air."

Eden menutup wajahnya dan memberikan sihir ditubuhku. Air-air yang membasahi terangkat sampai tubuhku tak merasakan lagi ada air di pakaianku. Sihirnya sangat membantu jika aku harus berurusan dengan air lagi.

"Terima kasih."

Eden mengangguk singkat dan berjalan dengan sangat aneh. Apa dia terkuras karena menghentikan Kraken dan mengeringkan tubuhku? Dia tidak selemah itu. Batu ini pasti sangat mahal untuk dijual. Mana nya memang tidak lebih besar dari Hydra atau naga. Tapi ini sangat membantuku kedepannya. Berapa batu yang kudapat? Lima batu Mana berwarna dan satu batu ungu biasa. Sumber makananku sangat banyak.

🌼🌼🌼

"Kami ikut andil dalam membunuh Kraken. Kau tidak bisa mendapatkannya meski wajahmu cantik sekalipun." Pria ini menunjuk wajahku.

Mereka langsung membuat demo besar di depan kamar kami. Mereka juga ingin memiliki batu Mana karena hasil kerja keras mereka. Aku menatap Corliss yang marah, Sonny yang diam ketakutan, dan Aldwin yang menggeram pada orang-orang yang mendekati kami. Aku menghembuskan napas lelah. Aku baru saja ingin beristirahat untuk mendapatkan Mana di sekitar tempat ini. Di bawah laut memiliki jumlah Mana tidak terbatas. Daripada mengorbankan batu Mana, lebih baik memanfaatkan sesuatu di sekitar. Aku melemparkan batu Mana hitam pada mereka.

"Itu milik kalian. Harganya sangat mahal."

"A-pa ini batu Mana?"

"Iya, apa kurang? Ini batu lainnya." Aku melemparkan batu ungu.

Itu tidak ada artinya lagi.

"Aku tidak butuh. Sudahkan? Selamat malam!" Aku menutup pintu di depan wajah mereka.

Apa mereka tidak memiliki sopan santun? Mereka mengunjungi para wanita pada malam hari dan meminta batu Mana. Pria-pria ini menjijikkan.

"Ivy, lebih baik kita segera pergi setelah turun. Orang-orang disini tidak normal. Aku sangat ingin memukul dan membunuh mereka!" Corliss memukul pintu dengan keras.

"Grrr... Grrr..."

"Ivy! Corliss! Batu Mana itu apa?" Sonny menarik bajuku.

"Kau tidak tahu? Batu Mana itu menyimpan Mana untuk kami dan para penyihir. Harganya sangat mahal jika itu berwarna seperti batu hitam tadi. Tapi berbeda jika batu itu kosong seperti batu ungu. Nilainya turun tapi tetap mahal untuk dijual."

"Kalian mendapatkannya dari monster?"

"Benar, Boy! Kau pintar, jika kau ingin mendapat uang bekerja keraslah seperti kami!" Corliss menunjukkan otot di lengannya.

Mata Sonny sangat berbinar, aku tersenyum dan memilih tidur memperhatikan mereka yang tengah berbicara mengenai pedang, monster, dan Mana. Sonny mendengarkannya dengan baik, sampai pada cerita Ksatria Hagan yang sangat melegenda. Kisah N pasti sudah tersebar bukan hanya di daratan itu. Jika dia bisa mengalahkan naga merah, tentu saja kerajaan lain akan membangun hubungan baik dengannya. Kekuatan militer sangat dibutuhkan disaat monster-monster masih hidup. Sayangnya tidak ada yang tahu, setiap monster bisa mendengar berita itu lebih cepat. Mereka akan mencoba menyerang untuk membuktikannya. Beruntung aku tidak lagi disana, ada monster yang sangat berbahaya. Aku lupa namanya. Apa itu monster ular? Bisanya bisa meracuni air seperti Hydra. Aku menutup wajahku, apa mereka akan baik-baik saja? Ada N disana. Semuanya akan membaik.

"Ivy! Bangun!"

"Apa?"

"Bukankah itu batu ungu milik Cyclop? Bagaimana tidak ada Mana disana?"

Aku lupa. Corliss tidak tahu. Tubuhku berkeringat dingin, apa aku harus mengatakannya? Disini lebih berbahaya karena Eden bisa saja mendengarnya.

"Bukan. Batu Cyclop masih kusimpan. Itu hanya batu biasa."

"Ah, kau temukan dimana batu kosong itu?"

"Di... Di jalan saat melintasi Kerajaan Penyihir."

"Harusnya aku ikut denganmu! Aku juga ingin menemukannya untuk memperindah pedangku."

Aku tersenyum. Jika saja dia tahu kebenarannya apa Corliss masih akan baik-baik saja?

🌼🌼🌼

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Ksatria & Tuan Putri ( END )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora