Mas Danu

917 27 1
                                    


Sudah 2 hari ini suasana Golden Residen menjadi bahan pembicaraan sejak rumah di ujung komplek ada yang menempati. Rumah usang yang dulu terlihat seperti rumah hantu itu kini terlihat bersinar dan paling jadi bahan perhatian warga yabg tinggal disana terutama para wanita, dari ibu muda sampai remaja.

Bagaimana tidak penghuninya adalah seorang duda tampan yang hanya tinggal sendiri di sana. Beberapa rumor mengatakan istrinya meninggal ketika melahirkan dan bayinya ikut meninggal setelahnya. Bukankah itu moment yang cukup tragis bagi pasangan muda. Semua orang banyak yang iba di balik rasa kagumnya itu.

Orang orang memanggilnya Mas Danu. Usianya 31 tahun seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan terbesar di kota jakarta ini. Ketampanannya di atas rata rata, kulitnya putih bersih dan tinggi badannya sekitar 179. Rambutnya yang selalu di sisir ke belakang memperlihatkan pesonanya yang membuat kaum hawa berdesir melihatnya dan kaum adam berdecih iri. Senyuman hangat selalu ia lemparkan pada siapa yang menyapanya dan suara deep nya benar benar membuat candu orang untuk tak melepas obrolan dengannya. Sesempurna itukah ia? Jawabannya iya bagi siapapun wanita yang melihatnya. Kecuali Dian.

Baginya pertemuan dengannya adalah sebuah hal yang mampu membuat moodnya berubah buruk. Membuat pagi hari yang cerah menjadi suram. Tatapannya padaku begitu berbeda dengan saat ia menatap orang lain. Setiap tatapan mereka bertemu duda itu seperti mengatakan.

" KAU MILIKKU."

"Dasar laki laki brengsek," umpatnya.

Bagaimana bisa ia mengumpatnya di tengah hamparan pujian orang orang padanya?

🍁Flashback on🍁

Dian masuk ke dalam cafe tak jauh dari tempatku bekerja dimana tempat gadis itu dan teman temannya berkumpul karena hari ini ulang tahun Sandra Sahabatnya. Ada sekitar 10 orang berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya.

" Dian!" Sandra menyambut Dian girang dengan cipika cipiki yang biasa keduanya lakukan saat bertemu.

" Ini untukmu,bukankah kau yang request sendiri kado ulang tahunmu padaku," ujar Dian. Sandra terkekeh malu mendengarnya.

" Aku sangat menginginkan tas keluaran terbaru ini, terima kasih banyak sahabatku tersayang. Kau memang terbaik," ia memeluk Dian girang.

Dian melihat meja yang sudah penuh. Sepertinya memang ia yang terakhir datang.

" Dian,kau terlambat," Teriak Dio dari ujung meja.

" Maaf aku mampir ke tempat lain dulu tadi," sahutnya.

Tiba tiba ada seseorang masuk ke lingkaran party dan duduk di samping Dian. Mata gadis itu teralihkan karena kedatangannya yang tiba tiba tanpa basa basi. Seorang pria tampan duduk di sampingnya. Keduanya bertemu pandang dan ia tersenyum Dian.

Siapa dia? Apa pacar Sandra? Ia tak pernah melihatnya setelah 5 tahun berteman dengan Sandra. Dan kenapa tampilan dia begitu berbeda di antara keurakan teman teman laki laki yang bergabung di circle mereka? Itulah pertanyaan yang berputar putar di kepala Dian.

Setelah 2 jam mereka berpesta merayakan ulang tahun, Dian merasakan perasaan sedang di awasi oleh seseorang. Pria di sampingnya beberapa kali memandangnya diam diam. Rasanya risih sekali.

" Dian," panggil pria itu. Gadis itu menoleh ke arahnya.

" Bukankah hanya kau yang belum berkenalan denganku?" senyumnya dengan percaya diri.

" M maaf aku terlalu menikmati pesta ini jadi siapa namamu?" tanyanya fake smile.

" Danu," jawabnya sambil menatap mata Dian. Sungguh ini keadaan yang tak nyaman baginya apalagi keduanya duduk begitu dekat.

" Hei, mas Danu jangan ganggu dia. Dia gadis baik baik," celoteh Sandra yang duduk di samping Dian menimpali obrolan mereka. Danu hanya terkekeh mendengarnya.

" Memangnya aku laki laki seperti apa? sampai sampai tak boleh berkenalan dengan temanmu ini," sahutnya.

" Aku bisa melihatnya sendiri dia risih dengan suasana ini. Benarkan Dian?" lagi lagi ia menatap dengan tajam. Membuat jantung sang gadis berdetak lebih cepat.

" Beneran Dian?" Sandra menatap sahabatnya sedikit kecewa.

"Apa apaan pria ini. Dia bisa bicara begitu santai di tengah pesta ulang tahun Sandra. Bukankah itu terlihat hendak menjatuhkanku?" pikir Dian dalam hati.

" Aku izin ke toilet dulu ya."

Dian bangkit dan pergi begitu saja dari sana. Terdengar tawa pria bernama Danu itu bersama yang lain. Dian membenarkan rambutnya sambil berkaca di cermin wastafel toilet. Bahkan baginya tempat ini lebih nyaman dari situasi di sana.

" tampan sih tampan tapi menyebalkan," gerutunya.

" Maksudmu aku?"

Betapa kagetnya ia melihat sosok yang ia benci sedang berdiri di depan pintu toilet sambil melipat tangan. Senyum smirk nya membuatnya berkeringat dingin.

" Dia mendengar gerutuanku,"jantungnya berdetak cepat.

" Sedang apa disini? Ini kan toilet wanita!" kesalnya.

Danu tiba tiba menariknya keluar dari toilet dan membawanya ke lorong belakang cafe.

" Kenapa kamu sepertinya membenciku? Apa aku berbuat salah padahal bertemu saja baru sekarang?" Tanya Danu sambil melipat tangannya di hadapan Dian.

Dian menatap Danu tak suka. Ya, bagi Dian pria yang baru ia kenal ini pria paling tak sopan, membuat mood Dian buruk, bahkan ia membuat Sandra berfikir negatif terhadapnya.

" Iya kamu orang yang menyebalkan! Jangan sok mengomentariku kalau kamu tidak mengenalku," ujar Dian dengan nada meninggi.

Danu mendorong pundak Dian menabrak tembok. Wajahnya terlihat merah padam.

" Hei kau ini kurang ajar ya! Aku bisa berteriak karena kau tak sopan padaku!" Dian berusaha melepaskan diri namun tak bisa

" Kamu menarik juga ya, baru sekarang ada perempuan yang berani membentakku dan bicara dengan nada tinggi padaku. Sepertinya aku tertarik sama kamu," Danu menatap Dian dalam sambil menyunggingkan senyum iblisnya.

PLAK!!!!

Tamparan keras akhirnya di daratkan di pipi Danu. Wajah merah penuh rasa malu dan amarah berkumpul semua jadi satu. Bahkan Dian tak bisa berkata kata lagi. Wajah Danu yang pipinya kini merah karna tamparan Dian masih membuatnya tak bergeming.

" Sayangnya aku sudah muak dengan pandangan pertama kita,"

Dian meninggalkannya begitu saja. Bahkan ia tak pamit pada Sandra. Dian tak mau membuat hari buruknya jadi hari buruk bagi sahabatnya juga.

" Akan ku pastikan kami tak bertemu lagi." Dian menghapus air matanya saat pulang dengan kesal.

🍁Flashback off🍁

---------------------------------

PESONA (Mampukah Menahan Pandanganmu Darinya?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang