Rumor

288 23 1
                                    


( Dian POV)

Aku baru saja keluar dari gedung tempatku bekerja bersama sandra. Kulirik jam tanganku pukul 5 sore.

" Sandra kamu mau langsung pulang?" Tanyaku

" Ga tau nih..eh itu bukannya mas danu ya" sandra menunjuk seseorang yang hendak masuk ke dalam mobi di sebrang jalan. Mataku mengekor ke arah telunjuk sandra.

" Mas danu!!" Panggil sandra sambil melambaikan tangan. Orang yang di panggil pun menoleh dan tersenyum dari jauh. Mas danu tak jadi masuk ke mobil dan menghampiri kami berdua.

" Mas sibuk?" Tanya sandra

" Aku mau pulang" jawabnya sambil melirik ke arahku yang sedari diam tak menyapanya.

" Kalau begitu dian bareng mas danu ya. Aku titip dian ya mas" sandra berlalu begitu saja ke arah parkiran.

" Hei!!! Sandra ko gitu sih?" Aku hendak mengejarnya namun tanganku di tahan mas danu. Aku menoleh ke arahnya yang memandangku sambil tersenyum.

" Ayo.." mas danu menarik tanganku begitu saja.

" Ih lepas mas..aku bisa jalan sendiri.." ketusku yang memilih berjalan duluan ke arah mobilnya. Mas danu hanya menggeleng sambil terkekeh. Tak lama mas Danu melajukan mobilnya.

"Kenapa kamu tiap ketemu aku cemberut gitu sih?" Tanya mas danu sambil terus fokus ke depan

" Pikir aja sendiri.." jawabku sambil melihat ke arah jendela.

" Baru sekarang aku di jutekin perempuan. Pesonaku ternyata gak mempan sama kamu ya dian.." kekehnya.

15 menit berlalu tanpa obrolan. Tiba tiba aku tersadar mas danu tak membawaku ke arah jalan pulang.

" Kita mau kemana? Ini kan bukan arah jalan pulang" tanyaku

" Kita mampir bentar. " Jawabnya.

Kami berhenti di salah satu mall di jakarta. Setelah tahu kita mau ke mall rasanya tak buruk juga. Jujur Aku juga sedang bosan di rumah.

" Ayo.." ajak mas danu. Kami berjalan masuk beberapa kali mas danu melirik tanganku yang kosong.

" Ada apa mas?" Tanyaku

"Sini aku pegang. Nanti kamu hilang aku susah carinya" modus mas danu menggenggam tanganku. Lucunya aku tak menolaknya. Jemarinya dingin dan lembut nyaman sekali saat ia menggengamku.

" Emangnya anak kecil" gerutuku. Ia tertawa mendengarnya.

" Kamu mau makan es krim?" Tanya mas danu

" Boleh"

" Tunggu disini ya.." mas danu berlari ke toko es krim dan membeli es krim coklat stroberi untukku.

" Ini..." Ia memberinya padaku. Aku tersenyum dan menerimanya.

Kami duduk bersama sambil melihat ke sekeliling mall. Rupanya hanya aku yang melihat kesekeliling mall. Atensi mas danu hanya tertuju padaku.

" Kamu ternyata cantik di lihat dari dekat" ujarnya. Aku menoleh ke arahnya.

" Jangan gombal mas.."

" Apa kalau memuji itu pasti ngegombal ya? " Kekehnya.

" Apa kita bisa lebih akrab lagi? Lebih dari ini.." mas danu menatapku dalam.

Aku terdiam tak menjawab.

" Loh..dian..mas danu.." sebuah suara mengagetkan kami. Kami menoleh ke arah sumber suara. Ternyata ada bu intan tetangga kami di komplek.

" Loh bu intan lagi jalan jalan ya.." sapa mas danu.

" Iya mas hangout bareng temen temen arisan. Ko ada dian juga di sini..apa jangan jangan kalian pacaran ya..?" Matanya memandang kami berdua curiga.

" Apa? Bukan bu..saya.."

" Ah ketauan juga ya bu.."

Kalimatku terhenti setelah mendengan kalimat mas danu. Aku mengenyitkan dahi menatapnya. " Apa maksudnya tadi?"

" Iya iya kalo sama dian cocok banget mas. Semoga langgeng ya.." bu intan pamit dari hadapan kami.

Aku menarik pundak mas danu kesal. " Mas apa maksudnya tadi? Apa yang ketahuan?" Tanyaku kesal

" Apa ya...pikir aja sendiri.." mas danu mengelus rambutku gemas.

" Mas...nanti di komplek rame loh. Pasti aku di gosipin ibu ibu karna bareng mas" gerutuku

" Biar aja. Aku rela kok di gosipin sama gadis cantik kayak kamu. " Godanya

" Bener bener deh si mas.."
Setelahnya kami pulang bersama dan mas danu menghentikan mobilnya di depan rumahku.

" Makasih ya mas dah ajak beli es krim" ujarku sambil hendak membuka pintu mobil.

" Dian tunggu.." mas danu menahanku. Aku menoleh ke arahnya. Tiba tiba ia mendekat dan mengecup bibirku lembut. Sesaat aku terdiam.

" Aku akan terus memberikan kecupan sampai kau sendiri yang mengecup bibirku nanti. " Bisiknya.

Jantungku berdetak cepat dan segera keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah. Mas danu memperhatikanku dari dalam mobil.

-------------------------

" Dian!!!!!"

Minggu pagiku di awali teriakan mama yang masuk ke kamarku. Aku yang baru bangun tidur kebingungan.

" Apa sih ma..."

" Lihat ini di grup chat ibu ibu...kamu di omongin pacaran sama mas danu. Masa mamanya sendiri ga tau anaknya pacaran sama siapa. Apalagi orang itu mas danu"

Aku menghela nafas " aku ga pacaran ma" sanggahku sambil kembali menarik selimut

" Masa? Tapi bu intan lihat kalian berduaan di mall dan mas danu juga bilang kalau kalian pacaran" lanjut mama. Aku membuka mataku lagi mendengar kalimat terakhir mama dan bangkit memandang mama.

" Apa mama bilang? Mas danu bilang kita pacaran?"

Mama mengangguk dan aku melihat isi chat dimana ternyata mas danu ada di grup ibu ibu juga.

" AKHHHHH!!!!!!!!!"
Aku berlari keluar rumah menuju rumah mas danu. Tampak mas danu sedang duduk di terasnya sambil minum kopi. Ia kaget melihat kedatanganku yang masih pakai piyama pendek dan rambut berantakan. Bahkan kopi yang ia baru teguk tersembur keluar karna kaget.

" Dian?"

" Bilang sama ibu ibu komplek kita ga pacaran!" Ujarku kesal.

" Dian..." Mamaku datang dan menarikku untuk pulang.

"Maafin dian yaa mas danu. Dia masih setengah sadar baru bangun tidur" ujar mamaku sambil menyeretku pulang. Mas danu hanya mengangguk terkekeh melihat ulanhku di pagi hari.

" Manis banget sih..." Gumamnya

-------------------

PESONA (Mampukah Menahan Pandanganmu Darinya?)Where stories live. Discover now