Sekar

124 6 3
                                    

" mas..."

Dian yang baru bangun tak menemukan danu di kamar hotel. Ia melirik ponselnya. Pukul 6 pagi. Lalu ada pesan masuk dari danu juga. Bibir gadis itu mengempout saat membaca pesan dari kekasihnya.

Danu : aku tidur di rumah. Kalau kamu dah bangun tunggu aja di hotel nanti aku jemput

Dian memandang suasana di luar jendela kamar hotel. Ia tersadar kini jauh dari rumah. Ia ada di kampung halaman danu. Entah liburan ini akan menyenangkan apa malah jadi kenangan buruk baginya.

" Ah mama! " Dian teringat harus mengabari sang mama kalau dia sudah di semarang.

Untuk sementara dian kembali berbaring di ranjang sambil asyik menelpon sang mama. Mama pasti khawatir karena ia belum menhubungi sejak kemarin tiba.

-----------------

" Mas danu! Kenapa ga cerita sih kalau perempuan itu mau di bawa kesini?" Tanya sekar yang baru datang pagi pagi dan langsung mengintrogasi danu yabg asyik sarapan.

" Aku dah izin ke ibu ko. Kenapa kamu yang kesel sih?"

Sekar menghela nafas kesal. Ia duduk di samping danu sambil melipat tangannya. Sekar menoleh ke arah danu yang asyik menyuap nasi goreng ke mulut. Ada rasa sedih, kesal, cemburu menjadi satu. Bukan tanpa alasan. Meski ia hanya sepupu tapi sekar terlanjur menyukai danu yang sejak kecil adalah teman mainnya.

Ia merasa mendapat kesempatan ketika kinara meninggal. Mungkin dengan ini ia bisa mendekati danu. Meski sekar sangat dekat dengan ibu danu namun sangat sulit mengutarakan perasaannya yang ia pendam sejak kecil.

Terlebih kini ada Dian. Gadis yang usianya jauh di bawahnya dan lagi lagi menjadi saingannya mendapatkan danu.

" Apa dia juga nginep disini?" Tanya sekar

" Iya..rencananya begitu" jawab danu

" Tidur dimana?" Tanya sekar lagi

Danu menghentikan makannya dan menoleh ke arah sekar.
" Ko kamu jadi kekanak kanakan sih sekar? Tidur di kamarku lah. Nanti aku tidur di sofa" jelas danu. Sekar mengangguk.

Sebenarnya sekar heran kenapa sang tante mengizinkan danu membawa dian. Padahal saat bertemu dengan dian sang tante terlihat tidak tertarik.
Apa mungkin sang tante mulai membuka hati pada gadis itu?

-----------------------

Danu akhirnya menjemput dian di hotel. Tampak gadis itu sedang duduk di ranjang sambil merapihkan barang barangnya.

" Mas aku ga perlu cek out. Aku nginep di sini lagi aja" ujar dian dengan masih sambil fokus merapihkan barang. Danu tersenyum dan duduk di samping dian.

" Ibu bilang kamu tidur di rumah. Ibu khawatir kalau kamu sendiri di hotel"

Mendengar itu dian ragu. Tapi benar juga, ia cukup kesepian di hotel sendiri.
Tanpa menjawab dian setuju lewat anggukannya.

" Ayo..aku dah rapi" ajak dian.

Danu masih menatap sang gadis. Dian terlihat cantik dengan balutan kemeja pink dan celana kulot berwarna putih. Rambutnya di kuncir di belakang. Ya, dian memang cantik dengan berbagai balutan baju apapun.

" Pacarku cantik" ucap danu dengan nada menggoda. Dian menoleh saat mendengarnya. Wajahnya memerah dan salah tingkah.

" Aku beruntung punya kamu." Ujarnya lagi.

" Aku juga.." jawab dian pelan namun masih terdengar jelas. Danu hendak mendekatkan bibirnya ke bibir dian namun tiba tiba dian berkata.

" Aku harap ibu mas juga menyukaiku.."

PESONA (Mampukah Menahan Pandanganmu Darinya?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang