Tatapan

85 5 4
                                    

Pendopo taman di komplek Golden Residence sore itu tampak berbeda dari biasanya. Balon balon dan aneka makanan sudah tertata cantik dan rapi. Bahkan anwar yang biasa cuek kini menyisir rambutnya ke belakang.

Tentu saja ini juga bantuan dari rio yang adalah anak dari pa rt, ia meminta izin sang ayah untuk memakai tempat itu untuk party kecil kecilannya. Disana kini sudah ada radit yang duduk sambil terus bolak balik melirik ke arah jalan menunggu rara dan dian yang belum juga muncul.

" Rio..ko lama ya..dah laper nih" ujar radit tak sabaran.

" Bentar lagi kali.." sahut rio yang asyik memainkan ponselnya. Sepertinya ia sedang berkirim pesan dengan seseorang dengan serius.

Tak lama dari kejauhan rara berjalan dengan dian. Radit menepuk nepuk pundak rio yang tak menoleh karena masih membalas pesan.

" Waah...cantiknya!! Selamat ulang tahun Diaaaan" Teriak anwar menyambut rara dan dian yang berjalan menghampiri mereka.

" Rio..dian datang" radit lagi lagi menepuk rio kesekian kalinya. Mendengar nama dian rio langsung mengangkat kepalanya ke arah yang di tunjuk radit. Matanya tak berhenti berkedip melihat dian yang terlihat sangat cantik.

Rambutnya di gerai panjang dengan ikal di bawahnya dan make up natural namun terlihat glowing. Dian memakai atasan berwarna biru dan celana jins.

" Maaf ya lama..rara nih biangnya.." dian menyenggol pundak rara.

"Hai dian, selamat ulang tahun ya...." rio masih tertegun di hadapan dian.

" Apa sih rio, canggung banget keliatan" tawa dian melihat ekspresi rio yang gugup.

Rio ikut tertawa merasa malu karena kegugupannya terlihat oleh gadis yang ia suka.

Lampu taman menyala terang. Pendopo taman yang biasa sepi hari itu ramai dengan tawa kelima sahabat tersebut. Ada beberapa kado yang di berikan rara,radit dan anwar.

" Rio..kadonya mana?" Bisik anwar. Tawa rio tiba tiba menghilang. Ia menatap dian dengan tatapan sendu. Kini Gadis cantik yang kini berdiri tak jauh di hadapannya. Ia melirik goody bag yang ia simpan di sampingnya. Kado yang sudah ia siapkan sejak beberapa hari yang lalu, haruskah ia berikan?

" Dian, kamu jadi pergi sama om om itu?" Tanya radit

" Mmmh..ga tau, tadi aku hubungi dia tapi ga di angkat angkat. Mungkin dia masih marah" dian tersenyum getir.

" Ya uda ga apa apa, ada kita disini. Jangan sedih ya.." hibur anwar sambil menyantap makanan di piring.

" Loh itu kan..." Rara menunjuk sosok yang berjalan di kejauhan. Semua mata mengikuti arah telunjuk rara.

Danu berjalan mendekat ke arah mereka. Duda tampan itu tersenyum hangat pada dian yang masih menatapnya kaget. Rio tertunduk melihat kedatangan danu. Ia tak menyangka danu akan datang ke party kecilnya itu.

" Mas.."

" Aku ikut gabung ya..bolehkan.."

" Boleh om! Boleh" ujar anwar senang.

Mata danu menatap dalam dian dari atas sampai bawah. wajahnya gadis itu bersemu merah.

" Selamat ulang tahun ya.." danu memberikan sebuah bouqet bunga pada dian.

" Hei, bukankah ada yang mau kamu berikan juga pada dian.." danu menoleh ke arah rio yang duduk di belakang mereka. Semua mata kini tertuju pada rio.
Rio menghela nafas dan menghampiri dian dengan ragu.

" Dian..ini dariku..." Rio menatap dian sendu.

" Rio kamu kenapa?"

Tiba tiba suasana menghening. Semua menatap dian dan rio bergantian. Entah apa yang di pikirkan rio tiba tiba ia memeluk dian. Dian tak berani menolak melihat wajah sendu rio.

PESONA (Mampukah Menahan Pandanganmu Darinya?)Where stories live. Discover now