🔹38.2🔹Eksekusi

146 13 3
                                    

🔹38

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🔹38.2: Drama Eksekusi🔹

.
.
.

Ara sudah berada di lantai dua dan posisinya cukup dekat dengan mereka. Ia bersembunyi dibalik tangga kayu bangunan yang tertutup terpal.

Gedung ini berada di paling belakang perumahan yang sedang dalam pembangunan. Jaraknya cukup jauh dari keramaian dan pembangunan yang sedang digarap dimana terdapat banyak para pekerja. Di belakang gedung ini hanya ada sebuah jalan kecil dan sungai. Tidak salah dua penculik itu memilih tempat ini. Kriterianya sangat pas dijadikan tempat singgah mereka yang entah apa tujuan mereka membawa Sherly.

Ara perlu memutar otaknya untuk menemukan step by step yang dilakukan layaknya gadis biasa jika berada dalam posisi ini. Itu cukup membuatnya berpikir bagi seorang Ara yang responsif.

"Lo beruntung jadi manusia, Sherly." Gumamnya. Kenapa? Karena manusia hidup, waras, dan mempunyai nyawa. Kalau bukan karena itu, Ara tidak akan se-respect ini.

Ia akan sedikit berperan seakan akan berada dalam keadaan terdesak. Ia tidak akan menampakkan tatapan tajam seperti biasa. Tidak ada sinis, judes, histeris, alay, atau ekspresif berlebih lainnya. Ia hanya perlu terlihat seperti gadis polos dan pendiam. Tidak kurang, tidak lebih. Intinya jangan sampai Ara terlihat bahwa ia berbeda alias tidak seperti gadis umumnya.

Baik.
Ketika manusia biasa dalam keadaan terdesak, salah satunya mereka akan merasa terancam dan takut. Dan saat itu, mereka akan bersikap ceroboh.

Ya. Pertama, ceroboh.
Ara sengaja membuat suara untuk menarik atensi dua penculik itu. Ia sengaja menginjak sepotong keramik bekas yang tergeletak di bawah sampai pecah. Alhasil, suara itu menyita perhatian dua penculik. Mereka menoleh dan mengetahui keberadaan Ara. Ya, itu yang Ara harapkan.

"Ternyata kita dapat dua. Kau pilih yang western atau chineese?" Ucap salah satu mereka dengan seringai tipis menatap Ara seakan bangga menemukan mangsa.

Kedua, panik.
Ketika dua lelaki itu mendekat, Ara berusaha terlihat panik dan bingung. Ia menjatuhkan beberapa kayu di dekatnya dan membuat jalan sedikit terhambat. Dan biasanya, akibat panik dan terburu buru ini akan ada drama terjatuh. Ya, Ara sengaja seakan tersandung dan terjatuh yang menyebabkan ia tertangkap.

Ketiga, memohon.
Em.. bagian ini sangat skeptis untuk Ara. Tapi ya sialnya ia harus lakukan.

'Kalo gue ga punya sabar pasti kalian udah pindah alam sejak dinosaurus punah.' Batin Ara dongkol.

"P-please.. lepasin. Apapun mau kalian. Lepasin kita." Tutur Ara meski tidak dengan raut memelas.

Jika orang biasa berharap besar dibebaskan, maka Ara sebaliknya. Untungnya penculik itu tidak melihat ekspresi Ara yang rautnya tidak sepenuhnya seperti gadis ketakutan. Mereka tentu tidak akan melepas Ara.

QUEEN-ZAWhere stories live. Discover now