🔹41🔹Alibi

146 11 4
                                    

🔹41🔹
Alibi
.
.
.

Adhara Hospital,
15.45

"Tinggi 180 dan 178, suara bariton biasa—em, satunya sedikit cempreng." Tutur Ara mendeskripsikan dua penculik kemarin.

"Mungkin perlu disclaimer dulu kalau ini bukan ghibah, roasting, apalagi pelanggaran aturan undang undang." Ucap Shaka serius.

"Jokes bapak Irjen gini amat." Gumam Haidar.

"Bener Za. Biar malaikat ga salah nyatet juga." Imbuh Xander pro dengan Shaka.

Ara menghela napas sesabaarr mungkin. Kadang tiga lelaki cool ini juga bisa se absurd itu.

"Iyah, oke." Jawabnya meladeni meski nampak tertekan.

Ruangan itu kini berisi empat orang. Ara, Xander, Haidar, dan Shaka.

Saat di perjalanan menuju rumah sakit, Ara diberi penindakan darurat oleh pihak medis khusus Chevalier/Zheodrix yang tidak diketahui Gavi itu. Ara ditujukan ke Adhara Hospital seperti yang Gavi kawal sampai masuk ke UGD dan mendapat penanganan lebih lanjut di sana.

Namu setelahnya, ketika Gavi kembali ke sekolah untuk memulangkan mobil Keenan, saat itulah Ara dipindahkan ke rumah sakit sebenarnya yang memang khusus untuk Chevalier dan Zheodrix. Pihak medis tertentu antar rumah sakit tentu sudah memiliki koordinasi.

Sampai Ara cukup membaik, baru ia kembali ke Adhara untuk perawatan intensifnya. Ia tidak bisa menetap di rumah sakit khusus lantaran ada orang luar yang pasti akan membuntuti upgrade keadaanya.

"Lanjut Ra."

"Aku hanya mengenal mereka dari suara dan mata."

Mereka tengah berdiskusi kecil dengan topik penculikan kemarin. Seperti informasi awal bahwa tidak ada hal spesifik apapun dari penculik.

Namun mereka bisa simpulkan satu hal. Dua orang itu mengenakan jas formal dengan kendaraan yang tergolong SUV (Sport Utility Vehicle). Meski kendaraan itu tidak sedikit hilir mudik di kota, namun dengan visual penculik yang tampak, maka bisa dinilai bahwa mereka bukan dari kalangan biasa.

Tapi sayangnya penculik itu membuat cela kesalahan. Mereka mungkin hanya kaki tangan pesuruh. Mereka tidak becus menyandera target. Tindakannya rapih, namun tidak berpengalaman di lapangan. Itu ternilai karena mereka yang ceroboh, panik, dan tidak pandai berada dalam keadaan mendesak seperti kemarin. Mereka profesional sesuai kelas tugasnya.

Seperti penjelasan sebelumnya, terkait penculikan ini Ara punya saksi Gavi dan Sherly. Sedangkan bukti kuatnya berupa video.

Jadi, kemarin Ara menyimpan tiga buah kamera yang berukuran kecil tentunya. Satu berjarak dekat yaitu di teras gedung, lalu di lantai dua, dan satu lagi berjarak jauh yaitu di pepohonan bawah gedung tempat ia juga meninggalkan earpiece.

Video itu merupakan bukti kuat yang kini tengah Ara perlihatkan langsung pada Shaka selaku kepala kepolisian. Ia menggunakan nama QueenZa sebagai sumber video. Dengan demikian pihak berwajib pun tidak akan meragukannya.

Wajah Ara tentu terekam jelas. Bagi yang mengetahui siapa QueenZa, maka cukup diam dan cukup tahu bahwa keadaanya baik. Sedangkan yang tidak tahu wajah QueenZa pun mereka cukup diam juga. QueenZa bisa siapapun dari banyaknya manusia di bumi. Entah seperti apa wajahnya dan dimana keberadaannya. Intinya, pihak kepolisian hanya mendapat sebuah kasus dengan adanya bukti kuat dari pemimpinnya yang bersumber dari QueenZa.

Selain menunjukkan kejadian kemarin, poin penting rapat kecil ini adalah memperlihatkan satu satunya petunjuk berharga yang Ara temukan pada dua penculik itu. Dan beruntunnya, penampakan itu terekam oleh kamera dari teras gedung. 

QUEEN-ZAWhere stories live. Discover now