"HUAAAA BANG GEEEM, MAU MASUKKK!"
Layaknya anak kecil, Blaze sekarang menarik ujung baju Gempa memohon agar ia bisa memasuki ruangan istrinya itu.
"Kamu labil banget, Blaze. Tadi pas [Name] udah mau masuk ruangan, kamu bilang gamau masuk karena pasti gak kuat liat [Name] kesakitan. Sekarang, malah mau masuk."
"Huhuhuuu Bang Geeeem, suara [Name] kesakitan bikin Blaze mau masuuuk."
Hanya bisa geleng-geleng kepala saja sudah si Gempa. Hari ini ia menemani si adik di rumah sakit, karena istri adiknya atau iparnya itu melahirkan di rumah sakit tempat ia bekerja. Harusnya, sih, jam segini Gempa sudah selesai dan pulang. Tapi apa yang enggak demi Blaze?
"Sabar, Blaze. Sebentar lagi. [Name] pasti bisa, kok. Bayinya pasti cepat keluar,"
Gempa, sih, mau berpikir positif saja. Tapi itu semua hancur ketika mereka mendengar suara bidan yang sedikit berteriak.
"Gawat! Bayinya sungsang."
Kan Gempa dan Blaze yang mendengarnya jadi terdiam. Aduh, mereka jadi teringat istri Taufan ketika melahirkan Hali, si ponakan.
Sepertinya, istri Taufan memiliki berbagai macam pengalaman saat melahirkan, ya? Pantas saja saat ditanya bagaimana rasanya melahirkan, ia langsung ketar-ketir.
"... BAAANG GEEEM BOONG HUWAAA."
Teriak, lah si Blaze.
"Sshh! Blaze, ga usah nangis kayak bayi juga kali. Kamu jadi mencolok banget, tau, gak?!"
Kan Gempa malu, guys. Sekarang banyak orang yang ngeliatin mereka kayak bingung.
"Itu kenapa?"
"Kayaknya nunggu Istrinya melahirkan."
"Duh, kenapa ga masuk aja, ya? Daripada nangis-nangis kayak gitu."
"Jangan-jangan ... rumah tangga mereka ga harmonis!? Atau cinta sepihak?! Suaminya sayang banget sama Istrinya sampe nangis kayak gitu, tapi Istrinya gak sayang sama Suaminya. Makanya dia ga berani masuk!"
Walah, gak sepenuhnya salah, sih.
Betul juga, Blaze-nya cinta mati, [Name]-nya bodo amat. Aduh, bercanda doang kok, Blaze.
"Tuh, Blaze. Kamu dighibahin, loh."
"Hiks ... tapi ghibahan mereka bener, Bang. HUWAAA MAKIN SEDIH."
Mewek lagi, deh.
"Hah? Emang [Name] gak sayang kamu?"
Blaze mengusap air matanya lalu menggeleng dengan cepat, "katanya dia nerima aku karena Mama-nya yang udah sakit-sakitan pengen liat dia jadi pengantin, berumah tangga. Tapi dia gak pernah bisa bikin hubungan baik sama laki-laki ...."
Aduh, Gempa jadi kasihan sama adiknya.
"Makanya, pas kita sekeluarga dateng karena aku mau ngelamar [Name], Ibunya [Name] langsung nangis karena bahagia. [Name], kan, jadinya gak tega nolak lamaranku...."
"Kamu diterima karena [Name] kasian?"
"Awalnya gitu, sih, Bang. Gatau deh sekarang aku apa di mata dia. Hahaha, aneh banget, ya?Padahal kita udah mau punya anak."
"Jangan sampe kamu kayak Solar!"
"Naudzubillah gak bakal, Bang!"
Semua saudara Solar, ogah memiliki kisah rumit sepertinya. Cukup Solar saja, yang lain gak usah.
Gapapa, Lar. Habis ini Glacier nyusul kamu 🙏
"Kamu ..." Gempa menaruh tangannya di kepala Blaze, tak lama, ia mengusap-usap rambut Blaze sampai sedikit teracak.

YOU ARE READING
introvert; b. blaze [√]
Fanfiction❛❛BoBoiBoy Blaze x Reader❜❜ 𝘉𝘭𝘢𝘻𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘦𝘹𝘵𝘳𝘰𝘷𝘦𝘳𝘵 𝘥𝘢𝘯 [𝘕𝘢𝘮𝘦] 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘵𝘳𝘰𝘷𝘦𝘳𝘵. 𝘑𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘰𝘭𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨. 𝘋𝘪𝘵𝘢𝘮𝘣𝘢𝘩, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩...