Part 45

9.9K 1.2K 166
                                    

Happy reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Happy reading!

***

Vlora menghempaskan tubuhnya di ke atas sofa. Wajahnya tampak lelah dengan keringat yang terlihat keluar dari pelipisnya. Lalu pandangannya berpusat kepada tiga orang yang baru saja menyusul duduk di sampingnya.

Mereka adalah Darka, Prince dan Genta. Tidak ada yang mengetahui kalau di antara mereka sempat terjadi obrolan singkat sampai membuatnya bertemu di Negara ini.

"Lo kok bisa di culik gini? Gimana awal kejadiannya?" tanya Genta.

"Lo tau kan dia dari keluarga mana? Hal kayak gini biasa terjadi di keluarga orang kayak dia," sahut Darka.

"Gue nanya dia," ucap Genta sinis.

Darka mendelik sinis. Dari awal dia bertemu Vlora saat di Sirkuit waktu itu, lalu mereka kembali bertemu di sebuah Cafe, dia memang selalu saja saja sinis terhadap Gadis itu. Salahkan saja sikapnya yang menyebalkan. Hingga membuatnya kesal bukan main.

"Iya Vlo, emang gimana ceritanya?" tanya Prince.

Vlora yang menjadi sasaran pertanyaan tersebut mengedikan bahunya. "Gue gatau mereka siapa. Yang pasti musuh keluarga gue."

"Btw, Thanks udah bantuin gue," ucap Vlora.

"Santai aja sih, kan kita juga minta imbalan," ucap Prince.

"Iya, Lo semua tenang aja. Gue gak bakal ingkar janji," ucap Vlora.

"Iya lah, Lo harus tepatin Janti Lo. Ini masalah hidup orang," sahut Darka.

Vlora terkekeh kecil. "Sebenarnya gue gak peduli sama hidup orang. Mau dia hidup atau mati, itu bukan urusan gue. Tapi disini gue udah berhutang Budi sama kalian. Ya anggap aja kali ini timbal baliknya."

"Jadi kapan gue bisa minjem anggota JSZ?" tanya Genta.

"Gue sih terserah kalian. Biar nanti gue kasih tau bokap. Biar dia yang urus," ucap Vlora.

Mereka bertiga tentu saja terkejut dengan kalimat terakhir Gadis itu. Seorang pemimpin JSZ yang menyandang marga Austerliz akan turun langsung untuk masalah mereka? Apakah itu tidak terlalu berlebihan? Menurut mereka tangan kanan atau orang kepercayaan Arthur saja sudah lebih dari cukup untuk membantunya.

Sebelum mereka meminta bantuan Vlora. Tentu saja mereka juga mencari tahu dulu siapa gadis itu.

"Vlo, ini cuma nyelamatin Kakek kita yang di sekap. Gausah bawa-bawa bokap Lo," ucap Prince.

"Bukannya kakek kalian udah di culik selama 8 bulan? Ini bukan kasus yang gampang," ucap Vlora tajam. "Dengan bokap gue yang bantu kalian, gue jamin semuanya bakal berjalan lancar."

Darka mendengus kasar. "Iya lah. Kalo bokap Lo bantu kita, terus gak berjalan lancar, keterlaluan sih."

"Oh oke, nanti gue bilangin kata-kata Lo barusan ke bokap gue. Biar nanti dia makin waspada."

SAVAGEWhere stories live. Discover now