47

7K 955 137
                                    

Terlepas dari semua keanehan Renaga beberapa hari yang lalu. Vlora tetap saja tidak mengusir laki-laki itu jika dia berkunjung ke rumahnya.

Hari ini, dia akan membongkar semua kebusukan Valencia beberapa tahun kebelakang. Tentunya dilandasi dengan bukti-bukti yang sudah berada di tangannya.

Sanksi sosial. Tentu saja!

Sanksi tersebut zaman sekarang bahkan lebih parah dari hukuman penjara bertahun-tahun. Yang mendapatkan sanksi sosial akan berhadapan langsung dengan masyarakat. Mereka mendapatkan Cacian, ujaran kebencian yang tiada habisnya, yang lebih parah lagi bisa mempengaruhi mental secara perlahan.

Vlora yang saat ini sudah berada di depan Laptop, hanya menyeringai kecil melihat beberapa Video dan Foto yang tertera di layar. Gadis itu sangat tidak tahu malu!

Dia lebih baik menghadapi Gadis Bar-bar yang langsung menunjukan kebusukannya, dari pada harus menghadapi Gadis sok Polos yang sedikit Sulit di tebak. Itu sungguh merepotkan.

Setelah beberapa menit berdiam diri, akhirnya Vlora memposting Bukti-bukti tersebut. Tentunya di bantu oleh Media terkemuka di Negara ini atas Perintah dari Arthur.

Sudah bisa di pastikan, besok pagi berita tersebut akan Bommm!

"Hehehe, selamat menikmati ketenangan Lo beberapa jam lagi Valenn," ucapnya seraya menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.

***

Keesokan Paginya. Vlora berlari kecil menuruni tangga. Dia menatap meja makan yang hanya ada kotak bekal berbentuk kotak, lalu menggulirkan matanya ke atas melihat kamar Arthur yang pintunya masih tertutup rapat.

Mungkin belum bangun, pikirnya. Tidak mau terlalu memikirkannya, Vlora langsung berjalan menuju ruang keluarga yang tumben sekali ada suara telivisi menyala. Biasanya ruangan itu selalu sepi karena jarang di gunakan.

Vlora terdiam menatap kedua punggung manusia yang tengah duduk menghadap ke telivisi. Kalian tahu siapa mereka? Ya, Arthur dan Renaga.

"Papa," panggil Vlora yang langsung mengalihkan perhatian mereka.

"Sini Vlo." Arthur tanpa kata Langsung menarik Vlora untuk duduk di sampingnya.

"Ngapain berduaan?" tanya Vlora.

"Kok pertanyaan Lo gitu banget Vlo," ucap Renaga. Mendengar pertanyaan Gadis itu, seperti ada yang janggal.

Vlora melirik Renaga sekilas, lalu kembali menatap Arthur.

"Tadi ada tamu gak di undang, jadi Papa suruh dia nunggu kamu disini," jawab Arthur.

Vlora mengernyitkan dahinya. Ketika ingin mengucapkan sesuatu, fokusnya langsung teralih pada berita terbaru yang terpampang jelas di telivisi.

"Pengusaha Erdian Darmawangsa ternyata memiliki dua orang Putri. Tapi Publik hanya tahu kalau dia memiliki satu Putri yang bernama Valencia."

"Usut punya usut Erdian Darmawangsa tidak pernah berlaku adil terhadap kedua Putrinya. Tak ayal dia selalu melakukan penyiksaan terhadap Putri kandungnya yang saat ini Identitasnya masih mereka rahasiakan."

"Erdian dan Istrinya, Agnes. Di laporkan tadi malam atas kasus kekerasan kepada Anak di bawah umur."

"Mereka menyiksa anaknya sudah dari lama, menurut bukti yang beredar setelah Erdian menikah dengan Agnes. Tepatnya saat usia anaknya menginjak 13 Tahun, dan sekarang sudah berusia 19 tahun."

"Pasal 76 c UU 35 Tahun 2014 tentang perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan atau denda paling banyak 72 juta. Pasal tersebut berbunyi, 'Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap Anak."

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang