13. Pingsan

18.4K 1.4K 8
                                    

Assalamualaikum semuanya 💙

Gimana kabarnya hari ini?

Bismillahirrahmanirrahim hari ini Bunnes mau update ygy 😌

Plagiat di mohon agar segera minggat 🙏

~SELAMAT MEMBACA~

~SELAMAT MEMBACA~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Udara malam hari membuat suhu tubuh Aurora meninggi, dirinya menggigil karena seharian ini tertimpa banyak masalah. Dari fisik dan pikirannya yang membuatnya drop, Dina yang tengah mengkompres Aurora terlihat panik karena melihat Aurora dengan wajah yang sangat pucat pasi. Gadis tersebut memejamkan matanya sembari suara deheman yang keluar dari lisan Aurora.

"Mbak, mbak Aurora nggak papa?" Tanya Dina terus-menerus mengkompres kening Aurora dengan air hangat, jika biasanya gadis tersebut pecicilan dan tidak bisa diam namun untuk kali ini berbeda. Seharian ini Dina bisa melihat Aurora dalam masalah.

"Lo nggak liat gue sa_kit?" Kesal Aurora menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut yang tebal.

"Kita ke ndalem ya? Biar di rawat sama Bu nyai Najmi." Ajak Dina mencoba membangunkan Aurora.

Aurora membuka selimutnya, wajah pucat pasi nya tidak ia hiraukan sama sekali.
"Nggak Din, gue kalau ke sana malah di hukum lagi nanti sama Gus Arkham. Gue nggak mau, belum setor hafalan." Elak Aurora lirih.

Dina merasa iba, suara yang sangat parau membuat Dina bertambah khawatir dengan kondisi Aurora saat ini. "Di ponpes ini sudah peraturan mbak, kalau ada yang sakit akan di rawat di ndalem. Dan untuk hukuman, Insya Allah Gus Arkham nggak akan nagih kalau tau kondisi mbak Aurora kayak gini."

Aurora masih terdiam karena mendengar penuturan dari Dina barusan, badannya terasa sangat remuk. Bahkan suara dari Aurora sulit untuk keluar, Dina meraih gelas yang berisikan teh hangat dan menyodorkan di hadapan Aurora.

"Minum mbak, setelah itu Dina anterin ke ndalem." Pinta Dina dengan senyuman.

Aurora menerima pemberian teh tersebut, dirinya menyeruput teh hangat yang di buatkan oleh Dina. "Kamu beneran kan Din, Gus Arkham nggak akan nagih hafalan nya?"

Dina yang mendengar itu sontak menggelengkan kepalanya kecil, raut wajah Aurora terlihat jelas menandakan kekhwatiran. Dari sini Dina bisa melihat sisi baik dari Aurora yang tomboi dan pecicilan.
"Beneran mbak, kapan Dina bohong?"

"Nggak pernah bohong sih Din, kan lo alim nggak kayak gue." Balas Aurora kembali menyeruput teh hangat tersebut.

"Mbak Aurora tuh baik, cuma caranya yang beda."

Aurakham (Aurora & Arkham) [End]Where stories live. Discover now