PROLOG

495 21 8
                                    

Selamat membaca★
(Beri vote dan komen, ya!)

"If I'm with you, then I'm with you, and I don't want anybody else

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"If I'm with you, then I'm with you, and I don't want anybody else."

(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

Laki-laki ini bukan fuckboy, apalagi badboy, juga tidak termasuk dalam golongan playboy seperti yang dipikirnya awal mula berjumpa. Namun laki-laki ini termasuk ke dalam jajaran yang jika didefinisikan menjurus pada sosok clingy parah, flirty pun hanya kepada pacarnya. Selain itu, ia memegang teguh pendirian bahwa perempuan yang dicinta tidak boleh terluka, terlebih sampai meneteskan air mata. Kalau ditanya kenapa, jawabnya ringkas saja: CKCKYBMKTTTMMPHOKCS, yakni singkatan dari Cuma Kamu Cuma Kamu Yang Bisa Membuatku Tidur Tak Tentu Memikirkanmu Pujaan Hati Oh Kamu Cantik Sekali.

Freaky memang, tapi orang-orang bahkan tidak dapat menyangkal jika cinta Rayyan sebesar VY Canis Majoris + Extrasolar + Hydra + Orion Nebula + Komet Centaur 2060 Chiron × alam semesta. Dan jika diakumulasikan dalam bentuk matematika maka cintanya berupa simbol infinity, yaitu tak terhingga. Ia bisa menjelma menjadi sosok apa saja, bersama siapa saja, dan di mana saja. Tapi setiap di dekat Mua, sarafnya melemah, kerasnya kalah, tuturnya merendah. Sepertinya Rayyan tak pernah merasakan jatuh cinta yang hampir membuatnya gila.

"Hati-hati, cinta bisa berubah benci kalau terlalu berlebih," tegur Kai sewaktu memergoki sejoli ini bermesraan tak kenal tempat.

Seolah akal dan nalarnya tidak berjalan, Rayyan malah semakin gencar memamerkan hubungan penuh kebahagiaan. Lelaki itu mengecup sisi kanan kepala Mua, hingga membuat gadis di samping membalas dengan cara menempelengnya sarat akan kekesalan.

"Cium aja terus, cium terus!" sindir Kai yang sejak tadi memang sudah gerah menjadi orang ketiga di kelas mereka. "Awas aja kalau gue udah punya pacar, gue buat kalian kebakar!" ancamnya sembari menutup ransel hitam, kemudian segera melenggang.

"Iri aja," kekeh Rayyan masih terdengar. Bola matanya bergerak ke samping, melirik gadis yang tengah sibuk dengan lembar-lembar kertas di atas meja. "Belum kelar juga, Beib?"

"Gimana mau kelar kalau lo gangguin mulu?" desis Mua lelah.

"Habisnya tadi mau gue bantuin gak boleh."

"Tulisan lo kayak cakar ayam." Mua melirik malas, lantas tersenyum remeh. "Dasar wakil ketua kelas gak guna."

"Tapi selalu ada di mana pun ibu ketua kelasnya berada," sahut Rayyan sembari menaik-turunkan kedua alis tebal, menggoda sang pacar.

Dua puluh menit lalu, Bu Cava-selaku wali kelas baru mereka-meminta gadis itu untuk membuat presensi kelas XII IPS 3 sebanyak 12 rangkap guna disetor ke ruang guru tanpa boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan. Seyogianya ini tugas Rona selaku sekretaris kelas, tapi terpaksa Mua yang harus mengerjakan sebab gadis itu tengah sakit. Tadi, ia sempat pingsan sewaktu upacara dimulai, dan berakhir di atas brankar UKS sebagai tempat peristirahatan.

Samudra untuk Muara [Sequel MUA-RAY]Where stories live. Discover now