1. Terlibat Kontak Mata

335 16 12
                                    

★Selamat membaca★
(Beri vote dan komen, ya!)

"Someone out there feels better because you exist

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Someone out there feels better because you exist."

(⁠灬⁠º⁠‿⁠º⁠灬⁠)⁠

Mua membalikkan lembar buku "HowTo Win Friends & Influence People in the Digital Age" karya Dale Carnegie yang baru dibeli. Pergerakan sampul yang bertumbur langsung dengan sinar mentari menyilaukan mata Yuki di sisi, sehingga gadis dengan rambut bergaya ponytail itu harus pindah sekaligus merebut chewy brownies milik Rona.

Manusia memiliki kecenderungan yang besar untuk salah paham.

Kalimat yang tertera pada halaman 62 langsung Mua garisi menggunakan stabilo berwarna oranye. Banyak penjelasan yang lebih menarik hati sebelum ia memilih untuk berhenti membaca, lantas menekuk ujung kertasnya guna memberi tanda. Perutnya sudah keroncongan. Ia butuh makan.

"Tadi pagi gue lihat muka Kai masam waktu jalan sama Mada. Pas gue tanya, ternyata stres karena ngelihat kebucinan lo berdua," kata Yuki diakhiri kekehan lancang, membuat Mua yang berniat menyantap cibay isi ayam jadi tercengang.

"Aya-aya wae ...." Rona menggeleng-gelengkan kepala dengan wajah pucatnya. Kesehatan gadis itu belum stabil seperti semula.

Helaan napas panjang terdengar dari hidung Mua. Matanya menatap lurus sembari mengingat-ingat kejadian tadi pagi yang membuat Kai misuh-misuh sendiri, lantas bergegas pergi.

"Lo apain Rayyan sampai bisa bucin gak ketolongan?" Kali ini Helen yang berbicara. Gadis itu berupaya menggali informasi pribadi agar rekannya mau mengungkap diri. Pasalnya sudah hampir satu tahun hubungan mereka berjalan, tak sekalipun ada hari renggang. Mua dan Rayyan semakin lama malah semakin lengket bak kembar siam. Manalagi modus lelaki itu yang bersedia untuk menjadi wakil ketua kelas hanya demi menemani Mua di mana pun ia berada, menggemparkan hampir seisi kelas.

"Lo pake susuk, ya?" canda Yuki sembari tertawa, namun sukses menyinggung Mua di sana. Hatinya mencelos tiba-tiba.

Jika sudah membahas tentang laki-laki, Zura tidak ikut ambil alih. Gadis berkerudung putih itu terus memainkan ibu jari pada tasbih digital seraya mengucap dzikir berulang. Sesekali ia pun memantapkan hapalan surah yang belum lancar.

"Gaya pacaran Rayyan dari dulu memang gitu, vulgar." Helen menimpal.

Setahunya, Rayyan memang tipikal anak yang jika sudah tenggelam dalam ranah asmara akan sulit untuk disadarkan. Egonya menjulang. Posesifnya terlalu besar. Dan siapapun yang tengah bersamanya sekarang, harus siap-siap menerima sifat childish-nya Rayyan. "Waktu sama Ufri kayaknya lebih dari ini."

"Kira-kira ... mereka udah ngapain aja, ya?" tanya Mua resah. Empat tahun bukan waktu yang sebentar. Tidak mungkin kan mereka melalui hari-hari yang monoton? Pikirnya, apa tidak bosan?

Samudra untuk Muara [Sequel MUA-RAY]Where stories live. Discover now