7. Tumbang Sebelah Tiang

120 14 26
                                    

Tahan ...

Sabar ...

Scroll pelan-pelan ....

Karena bakal ada kejutannnnn!!

★Selamat membaca★

(Jangan lupa vote dan komen!)

"Who on earth would grieve for me?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Who on earth would grieve for me?"

<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

Rayyan bersenandung riang usai keluar dari lift mengantar sang pacar menuju kamar. Sepanjang perjalanan, ia banyak sekali menyapa orang tidak dikenal, lagaknya seperti teman lama yang kembali berjumpa. Berbanding terbalik dengan Mua yang sudah berbulan-bulan menetap di sana, jangankan berkenalan, melihat raut wajah tetangganya saja ia belum pernah.

"Eitttssss!" Mua merentangkan sebelah tangan menghadang tubuh Rayyan yang hampir ikut melangkah ke dalam. "Belum sah, gak boleh masuk!"

Lelaki dengan kedua tangan menyelip di saku celana itu sontak cengengesan. "Gue lupa. Padahal udah klop banget gitu kan kayak suami istri baru pulang dari wisata."

"Apa sih? Kebiasaan!" cibir Mua seraya memutar bola mata.

"Yah, kalau lagi sama lo memang bawaannya gak mau pisah." Rayyan segera mengambil alih Cimot dari gendongan Mua, kemudian mengangkatnya melebihi kepala. "Mulai sekarang, Cimot cayang bobok sama mama, ya. Papa mau cari duit yang banyak biar bisa bobok sekamar sama kalian."

"Cot! Buru nikahin, elah!" Mua tersentak dengan perkataannya barusan, pipinya memerah tanpa sadar, matanya membelalak lebar, sementara Rayyan sudah menyeringai penuh kesenangan.

"Pake adat apa, Yang? Jawa? Sunda? Besok ke KUA jam 8, ya? Gue bawa Alphard. Jangan lupa dand-"

Rayyan menghentikan ucapan ketika Mua mencubit lengannya kuat-kuat, membuat lelaki itu jadi meringis kesakitan. "Mending lo balik dah sebelum gue hajar."

"Galak amat sih sama calon suami." Rayyan mengerucutkan bibir mengikuti Bian tiap kali sedang galau. "Lihat, Mot. Mama kamu melakukan KDRT sama Papa. Caaakiittt, Mottt."

"Geli, sumpah," kesal Mua yang sudah merebut Cimot dari tangan Rayyan, lantas masuk ke dalam.

"Yang ...." Rayyan sudah melesat terlebih dulu, membuat Mua refleks mengambil sapu hendak memukulnya jikalau sampai lelaki itu berlaku macam-macam. "Cuma mau masukin royal canin Cimot doang, astaga," katanya sembari menaruh bungkusan tersebut ke atas nakas di tepi ranjang.

"Pulang!" usir Mua menatap lelah.

"Cium dulu," tunjuk Rayyan pada bibirnya, lalu memejamkan mata.

"Lo belum pernah lihat gue wushu ya, Yan?! Mau gue buat babak belur?! Ha?!"

Samudra untuk Muara [Sequel MUA-RAY]Where stories live. Discover now