-Prolog-

16.7K 1.2K 99
                                    

Anggaplah hari ini ia sedang berusaha memberi bonus untuk usaha kerasnya selama hampir sembilan--oh, bukan! Sepuluh tahun! Ya, sepuluh tahun mendedikasikan diri menjadi wanita karier sekaligus tulang punggung keluarga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anggaplah hari ini ia sedang berusaha memberi bonus untuk usaha kerasnya selama hampir sembilan--oh, bukan! Sepuluh tahun! Ya, sepuluh tahun mendedikasikan diri menjadi wanita karier sekaligus tulang punggung keluarga.

Jadi, pagi ini wanita yang bergelung di balik selimut hangat itu ingin bermalas-malasan. Di hari terakhir cutinya. Oh, dia belum pernah mengambil jatah cuti kerja kalau kalian mau tahu. Baru kali ini. Setelah ... kegagalan rencana pernikahannya dengan si keparat itu. Sebut saja cutinya sebagai ajang menghibur diri.

Ia pergi ke Bali, mengenyangkan perut dengan makan ayam betutu sampai puas. Memaniskan hari dengan pie susu. Menyejukkan dada yang sesak karena dikhianati dengan merasakan dinginnya udara Kintamani. Menikmati minum sampai setengah mabuk di bar-bar Seminyak, Bali. Lalu ....

Tunggu, tunggu!

Marisa mengerang pelan merasakan kepalanya yang berdenyut-denyut sakit. Sialan. Semalam ia terlampau mabuk bersama pria tampan itu.

Pria tampan?!

Kelopak berbulu mata lentik itu membelalak kaget. Ia spontan bangkit dengan manik hitam pekatnya menelisik seisi ruangan. Ranjang tidur yang super empuk dan nyaman. Sofa mahal berwarna cokelat susu yang serasi dengan karpet cokelat tua. Dinding kaca yang menghadap pantai langsung. Oh, indahnya ..., tapi ini bukan penginapan yang Marisa sewa selama seminggu di Bali!

Ya, Tuhan! Marisa menggulung selimut erat-erat ke tubuh yang sialnya polos tanpa sehelai benang pun. Ia panik setengah mampus seraya memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai. Secepat kilat mengenakan jins hitamnya, lalu ....

Wait! Where is my shirt?

Perempuan itu kelimpungan ke sana kemari. Membungkuk di bawah sofa. Di mana mereka melucuti pakaian berkancing itu semalam sampai menghilang begini?

Ah, peduli setan dengan kemeja oversize kesayangannya itu!

Marisa meraih kemeja pria yang kusut di tepi ranjang. Mengenakannya secepat yang ia bisa. Ia mengendap-endap meraih tas selempang di ujung sofa, berjinjit-jinjit ke arah pintu keluar. Padahal di ruangan itu tak ada siapa-siapa, tapi siapa tahu pria tampan yang semalam ada di kamar mandi!

Dada wanita yang tergesa menyisir rambut dengan jemari itu berdegup kencang. Menggila seirama langkah lari begitu ia berhasil keluar. Tak peduli pada rasa nyeri di sekujur tubuh sisa-sisa percintaan semalam.

Marisa mengembuskan napas kasar, sedikit lega ketika ia berhasil mendapat taksi di depan lobi hotel dan duduk dengan tenang di kursi penumpang. Wanita berkulit seputih susu itu mengusap wajah, menatap bayangan diri pada cermin yang berada di atas dasboard mobil.

Semoga sopir taksi di balik kemudi tak menyadari seberantakan apa penampilan penumpangnya kali ini. Lipstik yang memudar sebab entah berapa kali saling berpagutan. Rambut kusut karena selipan jemari hangat dan kokoh pria tampan itu. Dan ... sedikit jejak membiru di leher sisi kanan.

Marisa buru-buru menutupi tanda itu dengan rambutnya yang terurai panjang.

Oh, pria tampan itu keter‐-

Marisa! Kamu menyebut laki-laki yang sudah menidurimu sembarangan dengan sebutan pria tampan?!

"Ah, sial!"

===🏖🏖🏖===

(14-01-2023)

Dan panggung cerita ini aku persembahkan kepada ....!

Dan si pria tampan pencuri hati Mbak Cha adalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan si pria tampan pencuri hati Mbak Cha adalah ...!

Kasih selamat sama Mas Tama, yok! Kesian dia habis patah hati, jadi aku kasih kesempatan dapat panggung biar bisa leluasa nyampein unek-unek, ya, Mas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kasih selamat sama Mas Tama, yok! Kesian dia habis patah hati, jadi aku kasih kesempatan dapat panggung biar bisa leluasa nyampein unek-unek, ya, Mas. 😌

Tanggung jawab, lho, Mas Tama! Mbak Cha itu anak gadis orang! 🥴

Mau dibikin gimana, nih, Mas Tama? Pepetin Mbak Cha sampai dapat apa main selow aja? 🤣

Vote sama komennya yang cepet, dong. Biar aku syemangat syelalu di lapak Mbak Cha dan Mas Tama. 🥳

Terima kasih, Besti. 🥰🤗

===🏖🏖🏖===

SuddenlyWhere stories live. Discover now