AFISKA DANIEL FABIANO 4

8.8K 686 14
                                    

Setelah masa rawat selesai, Bian sudah di perbolehkan pulang. Dan selama di rumah sakit juga mereka mencoba lebih dekat satu sama lain mengingat si bungsu yang kehilangan ingatannya.

Dan selama seminggu di rawat di rumah sakit juga satu keluarga benar-benar di buat takjub dengan tingkah si bungsu yang sekarang.

Sifatnya benar-benar berbanding 180° dari Bian yang dulu. Jika Bian yang dulu sangat pendiam maka Bian yang sekarang sangat cerewet.

Namun perlahan keluarga kecil itu mulai terbiasa dengan sikap baru Bian. Toh ini bukan yang mereka inginkan. Bian yang ceria, Bian yang penuh ekspresi, Bian yang suka berinteraksi.

"Bian ayo makan dulu" panggil Diana pada si bungsu yang kini sedang asik bermain di ruang tengah.

"Nda mau mam, udah kenyang" Diana mengernyit mendengar jawaban Bian sedangkan Bian saja belum makan.

"Bian mam apa kok kenyang"

"Susu" dengan antusias Bian mengangkat botol dot kosong yang kapan hari di berikan Dery saat menjenguknya. Dan sekarang botol itu menjadi botol kesayangan Bian.

Diana menghela nafas. Inilah akibatnya jika ia tidak membatasi waktu minum susu untuk Bian. Seperti dugaan Bian akan susah disuruh makan karena kenyang meminum susu.

"Mama mau Abang" Bian menatap sang mama yang berdiri menjulang di depannya dengan tatapan polos berbinar.

"Bobok siang dulu yuk. Biar nanti pas adek bangun Abang udah pulang" ajak Diana.

"Mau abangg..." Rengek Bian

"Iya, tapi bobok dulu. Ntar kalo Bian ga bobok Abang marah sama adek"

"Abang marah?"

"Iya makanya hayuk bobok dulu" Bian mengangguk kemudian berjalan dengan Diana yang menggandeng tangannya.

Diana menidurkan Bian di atas kasur tak lupa menyelimutinya kemudian tangannya di bawa untuk menepuk-nepuk pantat si bungsu agar cepat terlelap.

"Mama susu"

Diana mendelik mendengar permintaan si bungsu.

"No, adek tadi udah minum susu jadi sekarang ga boleh lagi"

"Tapi mau susu mamaaaaa" rengek Bian. Kakinya yang tertutup selimut ia hentah hentakkan dengan kasur tempat tidur secara tak beraturan.

"Ngga boleh, sekarang tidur" dengan paksa Diana menarik tubuh Bian untuk di peluknya.

Bian memberontak di pelukan Diana dengan mulut yang terus merengek meminta susu. Bukannya Diana pelit tapi Bian sudah meminum banyak susu selama setengah hari ini.

Yang di takutkan adalah nantinya Bian tidak mau lagi makan nasi.

Diana menghela nafas kemudian bangkit menuju lemari penyimpanan mengambil paciefer dari sana. Lalu ia memasukkan benda itu pada mulut Bian.

"Pake ini aja ya, udah sekarang bobok"

Bian mengangguk. Beberapa saat kemudian anak itu sudah tertidur dengan pulas di pelukan Diana. Mulutnya tak berhenti mengenyot paciefer berwarna biru pastel itu.

****
Barra turun setelah memarkirkan motornya di garasi samping rumah. Ia masuk melalui pintu samping yang langsung mengarah pada dapur.

Disana ia tak melihat siapa pun.

"Barra pulang" ujar Barra sedikit keras namun tak mendapatkan sahutan apapun.

Ia naik ke lantai atas mengecek ruangan satu persatu. Pertama kamar kedua orang tuanya yang ternyata kosong begitupun dengan ruangan yang lainnya.

AFISKA DANIEL FABIANO [END]Where stories live. Discover now