kantin

73 20 17
                                    


Dear: Gerhana langit

||be yourself! ||
.
.
.
.
.
.
***

Kini Pelangi tengah berasa di ruang kepala sekolah, di sini bukan hanya Pelangi dan kepala sekolah, di tempat ini ada Bumi dan juga seorang paruh baya yang usianya sudah berkepala lima mungkin.

Pelangi menatap remeh Bumi yang tengah menahan malu, setelah insiden Siang tadi di mana Bumi akan mengeluarkan Pelangi dari sekolah ini, Pelangi di panggil ke ruang kepala sekolah, dan Pelangi tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui ini akan terjadi, dengan sigap Pelangi menghubungi sang kakek untuk menemuinya di sekolah Nusa Bangsa.

Dan di sinilah Bumi dan Papahnya di buat malu oleh ucapan Kakek Pelangi yang sangat Sarkas, jadi jangan tanya kenapa sikap Pelangi bisa se ganas itu, tanyakan saja kepada Yoga_Kakek Pelangi, sekaligus ayah dari bokap Pelangi.

"Anda seenak jidat ingin keluarkan cucu saya! Untung saja cucu saya menghubungi saya! Jangan asal keluarkan orang hanya karena ke serakahan anakmu! Saya bisa saja memecat mu sekarang juga! " Sarkas Yoga.

"Maafkan saya beserta putri saya Tuan, saya teledor. " Lirih Ayah Bumi.

"Dan kamu! Jangan jadikan Bokap kamu sebagai tamenng kamu untuk bisa terlihat berkuasa di sekolah milik saya! Kamu tidak ada hak! " Sinis Yoga.

"Maafkan Bumi, Bumi gak tau. " Lirih Bumi, tapi itu hanya bualan semata, nyatanya ia sedari tadi menyumpah serapahi Pelangi di dalam hatinya.

"Jangan di ulangi! Saya pamit! " Ucap Yoga, " Pelangi, Kakek pulang yah, jaga diri baik-baik. "

Pelangi hanya mengangguk mengiyakan, setelah itu Pelangi pun ikut keluar dari ruangan sialan ini.

Dan kini di ruangan ini hanya ada Bumi dan Reza_Bokap Bumi.

"Jangan di ulangi lagi! Kamu buat malu Ayah. " Ucap Reza.

"Berisik deh yah! Pokonya Bumi gak mau di saingi sama anak baru songong itu! " Kesal Bumi, ia meninggalkan Sang Ayah yang hanya bisa mengelus dadanya sabar.

***

Langit keluar dari toilet, ia tadi sedikit ngantuk di kelas alhasil ia harus membasuh wajahnya agar menghilangkan rasa kantuk itu.

Namun ketika ia keluar ia sudah di suguhkan dengan tiga laki-laki yang tengah menatapnya dengan tatapan berbeda beda.

"Ehem,, heh ketua osis yang bolot! Gue gak mau masuk kelas, tapi tolong kasih tau tuh guru botak, kalo gue sakit sama mereka berdua juga! " Ucap Awan_Awan Sandegar.

"Males." Balas Langit.

"Heh pelit banget lo jadi ketua osis, katanya ketua osis itu akan membimbing adik kelasnya, eh minta bolos juga pelit amat! " Sinis Planet_Planet Jeiraya.

"Mana ada sakit tapi bolos? Lo mau sakit beneran! " Balas Langit sinis, sebenarnya ia malas bicara panjang kepada tiga kutu kupret adek kelas dongo yang sikapnya melebihi kakak kelas.

"Ya enggak lah, sekate Kate aja lo! " Sinis Awan.

"Ayolah Brow, satu hari ini aja! Besok enggak deh! " Pinta Mars_Mars Selen.

"Terserah, gue sibuk! " Balas Langit malas, ia sangat malas meladeni tiga adek kelas yang aduhay sangat membagongkan, selain ngelunjak mereka juga lagaknya kayak kakak kelas, huh aneh memang.

Kisah Langit (End√ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang