tangis Samudra

78 1 0
                                    

Dear:Gerhana Langit

|| gue cuman mau bilang, jangan pernah takut akan kematian. Karna, kita semua juga akan terpanggil gilirannya||
.
.
.
.
.
.
***


Saat ini ruangan Langit tengah di huni para sahabat langit. Dan jangan lupakan Matahari yang menangis histeris sambil memeluk langit yang beberapa jam telah menyelesaikan operasinya.

"Kenapa langit sembunyiin ini dari kakak hmm? Langit sayang kakak kan? Kenapa maen sembunyi-sembunyian? " Matahari bergumam sambil mengelus pipi adiknya yang sekarang terlihat tirus.

"Udara malem seger loh, langit suka udara malem kan? Bagun yuk,  nanti kakak temenin langit lihat bintang yang paling terang tapii langit harus bangun dulu. " Gumam Matahari sesak.

Matahari memandang Para sahabat Langit dengan senyuman kecil yang penuh luka.

"Makasi udah jadi sahabat langit. Kakak sangat merasa senang kalian sangat menyayangi langit. Buat Galaksi dkk terimakasih Kalian sudah menjaga langit dari dulu, kakak sangat menyayangi kalian layaknya adik sendiri...."

"Kami sayang kakak juga. " Jawab ke empat laki-laki tersebut.

Matahari m memandang Pelangi, bulan dan Bintang. " Cantik cantik jangan nangis terus liat matanya jadi bengkak kan. Pelangi juga jangan nangis terus nanti Langit marah loh, makasih yah udah mau sayangi langit dan nerima langit apa adanya... Sini peluk kakak. " Keempat perempuan tersebut berpelukan dengan sangat erat.

"Kita berjuang demi langit. " Ucap Pelangi.

" Kenapa kalian diem sini ikut pelukan. " Usul Matahari.

Akhirnya mereka semua saling peluk memeluk. Ada rasa sebuah sesak di hati mereka masing-masing.

Beberapa menit brlalu...

Ceklek..

"Mohon maaf menganggu waktu kalian, apakah di sini ada sodara Samudra dan Sodara Matahari? " Tanya Seorang polisi.

Mereka semua saling pandang.

" Ya dengan saya sendiri, ada apa yah pak? " Tanya Matahari.

"Bapak cari saya juga? Ada keperluan apa pak? " Tanya Samudra.

"Apakah benar anda putra dari  Ibu Nessa ? " Tanya Polisi.

"Ya, saya putra dari Ibu Nesa? Ada apa dengan Ibu saya Pak? " Tanya Samudra merasa tidak enak.

"Bu Nesa Mengalami kecelakaan parah, nyawanya tidak bisa tertolong dan sekarang jenazahnya tengah di tangani Rumah sakit. " Tutur Polisi tersebut.

Semua yang ada di ruangan Langit terkejut bukan main. Samudra luruh dengan wajah pucat pasi bahwa ini semuanya terasa mimpi baginya.

"Enggak! Enggak mungkin pak! Mamah saya ada di rumah! " Samudra mencoba berpositif.

"Itu smua benar nak, Dan ini... Saya menemukan handphone milik Ibu Nesa. Tidak ada kerusakan karena kami menemukan handphone ini tengah di dekap erat korban. " Ucap Polisi itu.

Samudra memandang handphone Nesa yang berlumuran darah. Setelah itu ia menangis mendekap handphone tersebut.

Matahari terdiam dengan ke syokan nya. " Lalu bapak juga mencari saya untuk apa? ".

" Pak Gama Di temukan tewas di rumahnya dengan badan yang sudah setengah ancur akibat tusukan. "

Deg...

Matahari terdiam, ia tidak bermimpikan? Laki-laki yang selama ini menjadi rasa sakitnya sudah mati? Entah harus bagaimana Matahari terasa syok dan tidak percaya. Ada rasa sakit yang tidak bisa di ucapkan, bukan.. Bukan ini yang Matahari mau, ia memang membenci sang Papah tapi...

Kisah Langit (End√ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang