psikiater

43 1 0
                                    

Dear: Gerhana Langit

||masa kanak-kanakku sungguh berbeda dengan orang lain||
.
.
.
.
.
.
***

Semakin kita melangkah semakin kita tau apa arti dari semua perjalanan hidup yang kita lalui. Dan semakin di ingat semakin kita sakit ketika mengingat masa lalu. Sama halnya dengan Langit, ia terus di hantui bayang-bayang Masa lalu yang sangat menyakitkan, langit berharap orang yang membunuh kembarannya segera ketemu, namun hingga sampai ini langit tidak mengetahui siapa dalang dari pembunuhan kembarannya.

Langit menyesap benda nikotin itu dengan hembusan angin dari arah balkon nya. Sebenernya ia anti sekali dengan benda panjang putih itu, namun sekarang benda itu menjadi temannya di kala malam tiba.

"Peluk erat jiwaku mamah...
Yang terluka di pecundangi dunia... " Nyanyian Langit seolah sama dengan kehidupannya yang saat ini ia lalui.

Ceklek

Langit buru-buru menyembunyikan rokok beserta korek itu, Langit berbalik arah ia melihat Matahari yang tengah memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan, yang langit tangkap dari wajah matahari seperti tengah menahan sesak dan sakit.

"Kak--"

Grepp

Matahari berlari dan memeluk Langit dengan erat, air matanya tumpah begitu saja. Matahari semakin mempererat pelukannya, ia mengecup dahi Langit bertubi-tubi. Matahari memegangi kedua pipi Langit, ia mengelus pipi itu dengan gerakan pelan.

"Kita ke psikiater yah. " Ucap Matahari.

Deg!

" Kaka kenapa ngomong gitu? " Langit mencoba bersikap tenang.

"Jangan bohongin kakak lagi yah, kakak udah tau semuanya. Sekarang ikut kakak ke psikiater. " Balas Matahari dengan air mata yang masih mengalir.

"K-kak, La-ngit gak gila kan? " Tanya Langit sendu.

Matahari membawa langit ke dekapannya, ia mengelus rambut Langit dengan sayang. " Langit enggak gila, langit itu laki-laki kuat dan yang paling penting langit itu kesayangan kakak. " Balas Matahari.

"Ta-tapi kata, kata papah Langit gila. " Jawab Langit, kini suaranya terdengar berbeda. Yap kini langit tengah di kuasai anak kecil yang berada di tubuhnya, anak kecil itu adalah salah satu dari penyakit kepribadian ganda yang Langit derita, bukan kepribadian ganda saja. Langit juga mengidap sebuah penyakit yang jikalau tengah depresi berat ia akan mengonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan rasa depresi itu.

"Jadi, kalo langit gak mau di sebut gitu lagi. Mending ikut kakak ke Psikiater. Nanti di sana langit bakal punya banyak mainan. " Balas Matahari.

"Bener? Langit mau. " Balas Langit riang.

Matahari tersenyum kecil, namun sedetiknya ia mengucapkan kata maaf kala obat bius ia suntikan di pundak Langit. "Maaf." Ucap matahari.

***

Kini SMA Nusa Bangsa tengah di buat heboh kala sebuah postingan di sebuah grup lampe lantur sekolah memposting sebuah poto dengan caption ( jangan deket deket sama dia nanti ketularan gila! ) kurang lebih seperti itu.

Kisah Langit (End√ ) Where stories live. Discover now