6

25.9K 186 2
                                    

Bella yang sedang terlelap sedikit terganggu dengan cahaya matahari yang masuk dari celah celah tirai kamarnya. Ia membalikkan tubuhnya agar membelakangi cahaya itu, namun ia merasa asing dengan situasi ini sangat sunyi dan sepi. Perlahan Bella membuka kelopak matanya dan hal pertama yang ia lihat adalah ranjang yang kosong tak ada seorangpun di ruangan ini selain dirinya.

Perlahan Bella menapakkan kakinya ke lantai marmer yang dingin dan mengambil sebuah bathrobe yang terlipat rapih di sisi kamar kemudian ia mengenakannya menutupi tubuhnya yang tak terutupi sehelai benangpun.

“ Rasanya sunyi sekali. “ Bella membuka pintu kamar, ia berharap menemukan sosok yang seharusnya masih bersamanya hingga pagi. Namun tak ada siapapun ia menelusuri setiap jengkal unit apartment ini dan menemukan sebuah pesan yang menempel di kulkas

Aku tidak tau uang yang kuberikan kemarin habis untuk membayar hutang ayahmu. Beberapa hari kedepan aku akan sibuk kau bebas melakukan apapun. Dan 5 hari lagi saat makan siang datanglah ke kantorku saat kelulusan mu akan menjemput mu.

Bella meremas kertas itu dengan kesal rasanya seperti pelacur yang di tinggal setelah selesai di gunakan. Tak mau terlarut dalam kekesalannya Bella memutuskan mandi dan berendam di air hangat.

🍑🍑

Peluh bercucuran di wajah Bella namun ia tetap mengayuh sepedanya untuk memberikan box terakhir hari ini ke pelanggan. Ia masih bekerja di Pastel Bakery walau ia tahu kebutuhannya akan di penuhi oleh Max namun sebentar lagi dia akan lulus dan masih ada sedikit tunggakkan lagi untuk melunaskannya, Bella tidak mau biaya sekolahnya di tanggung dengan uang kotor itu.

TING

Tak lama setelah bel rumah berbunyi sang pemilik rumah membuka gerbang dan menerima satu box croissant yang masih hangat. Bella tersenyum dan Kembali mengayuh sepedanya kembali ke toko roti untuk mengambil tas yang ia simpan di loker.

Sudah 5 hari sejak kejadian tempo hari Max benar benar tidak memberikan sebuah kabar pada Bella, ia kira Max akan memantau dirinya 24 jam seperti cerita cerita romansa yang terkadang ia baca. Karna hasilnya nihil Bella pun tak berharap banyak pada Max agar ia mengabarinya.

Bella pun masih tinggal di apartment yang di berikan oleh Max karna 3 hari yang lalu segerombolan orang mencari ibunya untuk bersenang senang. Bagi Bella apartment itu setidaknya aman untuk ia menghindari pelanggan ibunya, lagipula semua uang yang ia miliki sudah habis untuk menutupi 1/3 hutang ayahnya di bank dan para rentenir yang bukannya makin sedikit namun makin membengkak karna bunganya yang cukup besar.

“ Bella kau terlihat sangat lesu. Masuklah ke dapur Henry membuatkan es coklat untuk semua staff. Ah ya Bella !! maaf ya seharusnya aku yang menggunakan sepeda hari ini, karna tadi aku pulang setelah mengantar pesanan jadinya malah kamu yang menggunakan sepeda. “ Hans mengeluarkan motornya untuk mengantar box pastry yang lainnya. Bella hanya mengangguk dan berjalan menuju pintu belakang

Entah kenapa Bella sangat suntuk di pikirannya ada banyak hal yang melintas tentang ibunya, tentang biaya kelulusannya, tentang Max. Bella melepaskan topi yang ia kenakan dan membuka pintu belakang dapur.

“ Aku menunggumu Bella! Ini minumlah, hari ini sangat terik sekali. “ Henry menyerahkan es coklat yang menyegarkan itu pada Bella.

Setelah mengambil es coklat itu Bella keluar dari dapur dan duduk diluar dapur dekat dengan taman kecil yang biasanya tempat beristirahat sejenak bagi para staff atau hanya untuk sekedar merokok di luar ruangan. Bella menyesap es coklat yang enak itu dan menghela nafas Panjang.

“ Setauku es coklatku tidak begitu buruk, bahkan tadi Hans ingin mengambil jatah milikmu untung saja aku tau dan mencegahnya. Ada apa Bella kau biasanya tidak seperti ini. “ Henry mengeluarkan puntung rokoknya dan memantik kan api.

Arabella ( Thysia ) [ BDSM ]Where stories live. Discover now