Prolog

21.6K 2.6K 821
                                    


Hai, salam kenal aku @tamarabiliskii, kali ini kita ketemunya di sini yaww, bukan di akun aku hehe

Kalian semua yang jadi pembacaku bakalan aku sebut "MARSMILLOW" 💗💗💗

Hellow Marsmillow!!! Apa kabar?

Siap buat ngawal "Peluk untuk Semesta" sampai ending? Coba komen "siap" :

Selamat membaca, selamat bahagia dan menangis bersama Semesta & Mentari!!!

***

PROLOG

"Gue nggak bisa wujudin semua keinginan Mentari. Tapi gue bisa ngasih seluruh semesta gue buat Mentari." — Semesta Auriga

***

"Kita putus, ya. Gue bosen sama lo, Sem."

Brak!!!

Semua orang yang berada di ruangan berukuran 4x6 itu mengalihkan fokus mereka ke arah dua orang yang berdiri saling berhadapan di ambang pintu.

Sementara itu, Semesta, cowok yang mendapat panggilan "Sem" dari cewek di hadapannya, membiarkan kamera kesayangannya terjatuh begitu saja ke lantai saking terkejutnya.

Semesta menarik napasnya panjang sebelum membuka suara. "Mentari..."

Cewek yang Semesta panggil dengan suara begitu lembut itu menyingkirkan kedua tangan Semesta yang mencoba meraih tangannya sambil merotasikan kedua bola mata dan melipat tangan. "Please Sem, nggak usah drama. Malu dilihat yang lain. Gue cuma pengen putus. Bukan pengen nyabut nyawa lo. Jadi nggak usah lebay."

"Lo nggak akan mati cuma karena gue putusin!" Tambah Mentari sebelum mengambil tas dan barang-barang lainnya yang masih tergeletak di atas meja. Lantas pergi meninggalkan ruang pemotretan. Juga Semesta dan segala kebingungannya.

Semesta ingin sekali mengejar Mentari, sayangnya di detik selanjutnya datanglah seorang cowok dengan membawa buket bunga titipan Semesta. Dan hal itu membuat Semesta tidak memungkinkan untuk mengejar Mentari. Karena sepertinya Mentari juga sudah pergi dengan taksi yang sudah dipesannya sejak tadi.

"Nih bunga titipan lo plus surat yang lo request kemarin." Atlas mengerutkan keningnya heran melihat kepergian Mentari. "Kok Mentari pergi? Bukannya bunga ini mau lo kasih ke Mentari karena hari ini hari anniversary kalian yang ke satu tahun, ya?"

Semesta menyugar rambutnya ke belakang tanpa bisa berkata-kata. Wajahnya sudah merah padam menahan amarah. Ah, lebih tepatnya menahan rasa kecewa yang teramat dalam. Juga rasa cemas yang luar biasa.

Semesta tidak mau putus dengan Mentari.

Tidak mau!

"Thanks, Tlas."

Semesta hanya mengucapkan kata itu sebelum mengambil bunga dari tangan Atlas dan beranjak pergi dari tempat di mana ia mendapat banyak tatapan iba dari beberapa orang di sana. Juga mengabaikan kamera miliknya yang masih tergeletak mengenaskan di lantai.

Sudah biasa.

Semesta memang sering kali mendapat tatapan seperti itu dari orang-orang sekitar yang mengetahui hubungannya dengan Mentari.

Entahlah, entah Semesta yang terlalu bodoh karena selalu mengejar Mentari yang jelas-jelas tidak bisa menghargainya. Atau, memang Mentari saja yang terlalu naif karena tidak mau mengakui bahwa dirinya sebenarnya juga membutuhkan Semesta lebih dari apapun.

Semua orang tahu. Mentari adalah tujuan untuk mimpi Semesta. Sementara Semesta adalah penghalang mimpi bagi Mentari.

Semesta yang mati-matian berusaha mempertahankan Mentari dan Mentari yang mati-matian berusaha meninggalkan Semesta.

Semesta mencintai Mentari lebih dari dunianya sendiri. Dan Mentari, tidak.

***

Hai, Mentari. Gue nggak tau hal buruk apa yang bakal terjadi di hubungan kita ke depan. Gue cuma mau ngingetin, apapun itu, seburuk apapun keadaan kita nanti, lo harus percaya, gue akan selalu ada buat lo. Lo adalah segalanya bagi hidup gue.

Jangan sering-sering insecure. Lo selalu terlihat cantik di mata gue. Bahkan lebih cantik dari alunan gitar yang gue mainin. Gue suka banget main gitar sambil lihat foto-foto lo yang gue ambil diam-diam pakai kamera kesayangan gue. Meskipun lo nggak suka, selalu ngedumel dan marah-marah, bilang gue terlalu berisik dan alay setiap gue main gitar atau ngambil foto lo diam-diam.

Tapi nggak apa-apa, karena hal yang paling gue suka lebih dari dua hal itu tetep lihat senyum lo. Senyum manis Mentari. Mentari Gauri. Mentari-nya Semesta.

Happy anniversary ke satu tahun, sayang. ILY, Mentari.

Dari Semesta-nya Mentari

***

Gimana? Kalian tertarik buat lanjut baca nggak? Semoga tertarik yaa^^

Udah divote dan ditambahkan ke perpustakaan kalian kan??

Kalian tim Semesta bertahan atau Semesta menyerah?

Spam emoticon emoticon🪐 di sini :

Follow akun instagram kita biar kalian nggak ketinggalan info lainnya :

@tamarabiliskii

@semesta.auriga

@mentari.gauri

ATAPUUUUUU MILLOW!!! 

Peluk untuk SemestaWhere stories live. Discover now