20. Special Day

1.7K 206 4
                                    


Jangan lupa klik bintang :D

----

"Semesta, aku akan mencintaimu bersama dengan luka-lukamu."

***

Hari ini adalah hari special untuk Semesta. Ia akan menghabiskan waktunya bersama Mentari. Seperti janji Mentari kemarin. Untuk menebus perasaan bersalah sekaligus sebagai ucapan terima kasih, hari ini Mentari mau diajak ke mana saja.

Tentu, Semesta tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kapan lagi di waktu weekend Mentari tidak sibuk melakukan pemotretan dan mau jalan-jalan kemana saja dengannya? Ini adalah kesempatan emas, bukan?

Walaupun pagi ini Semesta harus datang ke studio terlebih dahulu untuk mengikuti latihan band bersama anak Aspire. Namun, hal itu tidak manjadi masalah. Karena latihan mereka pagi ini hanya berlangsung sekitar dua jam saja. Selebihnya Semesta bisa menghabiskan waktunya seharian penuh bersama Mentari.

Satu tahun lebih menjalin hubungan dengan Mentari, jujur Semesta dan Mentari memang sangat jarang bisa jalan bersama di weekend seperti pasangan-pasangan anak muda pada umumnya. Mentok-mentok hanya makan malam bersama. Itu pun sangat jarang dan sangat susah mengingat bagaimana kesibukan Mentari selama ini. Juga kesibukan Semesta sebagai gitaris Aspire.

Kebersamaan mereka biasanya lebih banyak terjalin saat di kelas. Saat berangkat dan pulang kuliah bersama. Saat mendapat tugas kelompok dan mereka berada dalam satu kelompok yang sama. Atau... saat di pekerjaan. Namun, untuk di pekerjaan itu dulu. Kini Mentari dan Semesta sudah tidak pernah satu project lagi atas permintaan Mentari.

Ya, kebanyakan kebersamaan mereka memang hanya terjalin di waktu-waktu tertentu seperti itu. Jadi, Semesta tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ia miliki hari ini. Terbukti pagi ini Semesta benar-benar bersemangat menyelesaikan latihannya. Hingga membuat anak Aspire lainnya menyadari kalau hari ini Semesta terlihat berbeda. Semesta juga lebih banyak menunjukkan senyum dibanding hari-hari biasanya.

Setelah pamit dengan anak-anak Aspire, Caraka, Tenggara, Reiji, Javas, Kajev dan Biru yang kini berjalan di sampingnya. Semesta buru-buru memberi kabar pada Mentari melalui pesan singkat. Ia meminta Mentari agar siap-siap karena sekitar setengah jam lagi ia akan sampai di rumah cewek itu. Untung saja latihan bandnya hari ini juga selesai lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Tepat pukul sembilan lebih lima belas menit, latihan mereka selesai.

"Mau ke Mentari?" tanya Biru ketika langkah mereka berhenti di parkiran.

Semesta mengantongi ponsel. Mengangguk, membalas tatapan Biru dengan satu alis terangkat. "Iya. Lo mau langsung balik, Ru?"

Biru menggeleng. "Nggak. Masih ada urusan."

Semesta ber-oh ria menanggapi jawaban singkat yang Biru berikan. Kemudian melemparkan tatapan jahil ke arah cowok itu. "Hati-hati, Ru. Jangan ngebut. Kalau kenapa-kenapa nanti nggak ada yang nangisin, soalnya lo cuma friendzone."

"Diem. Bucin."

Semesta tertawa puas melihat Biru kesal karena ulahnya. Menggoda tetangganya yang satu ini memang hal yang menyenangkan. Apalagi jika mood-nya sedang baik seperti pagi ini.

"Eh, Ru. Thanks, ya, tebengan lo kemarin. Thanks lo udah nganterin gue ke rumah Mentari malem-malem," ucap Semesta yang langsung dibalas gumaman pelan oleh Biru. Setelahnya Semesta masuk ke dalam mobil. Membuka sedikit kaca mobilnya untuk melambai pada Biru sebagai tanda perpisahan.

"Ru! Gue duluan," pamit Semesta.

"Ya," jawab Biru singkat.

Benar. Malam itu setelah latihannya selesai, tiba-tiba mobil Semesta mogok. Alhasil Semesta harus menumpang mobil Biru untuk pulang. Semesta juga meminta tolong pada Biru untuk berhenti sebentar di rumah Mentari-untuk memberikan uang 300 jutanya pada Ayah Mentari.

Peluk untuk SemestaWhere stories live. Discover now