ABHIZAR [11]

7.5K 462 11
                                    

Assalamualaikum
Maaf kalau banyak typo
Karna males buat baca ulang lagi.

بسم الله الرحمن الرحيم

bismillah hirahman nirrahim

Rasulullah SAW bersabda, "Semua perkara besar yang tidak didahului dengan "Bismillah", dia akan terputus (tidak mendapati berkah).


...........

"AYAHH BUNDA!!" pekiknya ketika melihat langsung siapa yang ada di dalam rumah itu.

Mereka yang ada di dalam langsung menoleh ke arah alhis. Alhis yang melihat semua orang menatapnya langsung terpaku. Sungguh ia merutuki nasibnya sekarang juga.

Alhis yang hendak kembali keluar dari ndalem terhenti ketika suara ayahnya terdengar.

"Alhis kemari." Ucap alifma.

Alhis masih terdiam di ambang pintu, ia tidak berani untuk bergabung dengan mereka semua. Apalagi disana terdapat abhizar yang juga melihatnya

Hanna berdiri melangkah ke arah alhis. Ia memegang pundak alhis dan menuntunnya berjalan. "Tidak usah malu."

Alhis mendongak menatap hanna. Situasi macam apa ini. Alhis mengikuti saja perintah hanna, alhis duduk bersebelahan dengan zahra dan hanna.

Ia menatap ke arah depan. Mengapa harus berseberangan dengan laki-laki yang sangat ia hindari itu, karena tragedi tadi. Alhis terkikuk malu karena merasa terus di tatap oleh abhizar.

Abhizar masih termangu. Ia masih tidak menyangka bahwa perempuan yang akan di jodohkannya adalah salah satu santrinya. Tapi mengapa harus alhis?.

Alhis merasa canggung adanya abhizar. Bagaimana tidak, kejadian tadi membuatnya sangat malu.

"Bunda kenapa kalian berada di sini?" Tanya alhis menatap zahra dan beralih menatap sang ayah alifma.

Alifma berdiri, dan melangkah mendekati alhis. Ia memegangi pundak alhis, sontak sang empu mendongakan wajanya menatap alifma.

"Alhis ikut dengan ayah mau? Nanti ayah akan menceritakannya." Ujar alifma. Alhis langsung berdiri tanpa penolakan.

"Bunda juga akan ikut." Timpalnya langsung berdiri.

"Bunda di sini saja. Biar ayah yang mengurusnya." Alifma dan alhis melangkah keluar. Mereka yang ada di dalam hanya menatap kepergian mereka berdua.

Alifma menggandeng tangan alhis dan membawanya kesebuah tempat yang sangat sejuk dan indah. Mereka duduk di sebuah saung yang berada di ndalem,

Alifma melepaskan gandengan mereka berdua. "Alhis tahu tidak, mengapa ayah dan bunda kemari?"

"Tapi alhis harus janji, tidak akan marah ataupun menangis." Alhis mengangguk setuju.

"Kamu akan ayah jodohkan."

DEG....

Alhis melebarkan kedua bola matanya. Pelan demi pelan langkah kakinya sedikit mundur kebelakang. "Tidak......tidak" lirihnya pelan.

ABHIZAR Where stories live. Discover now