ABHIZAR [21]

6.6K 408 3
                                    

Assalamualaikum

Boleh minta tolong

1k vote + 1k komen bolehh yahhh

بسم الله الرحمن الرحيم

bismillah hirahman nirrahim

...........


Hari minggu, hari dimana para santri di bebaskan untuk beraktivitas apa saja. Dan alhis lebih memilih bersantai-santai di dalam rumah tanpa berkumpul dengan sahabatnya, karena hari ini hari dimana pesanan dirinya sampai.

Alhis mengambil mie instan di dalam rak lemari, ia juga mengambil panci dan di isi oleh air. Lalu ia meletakan panci itu di atas kompor, seraya menyalahkan kompornya.

"Nananananaa nananananaanaanaa yeyeyeyeyeyee yeyeyeyeye."

Alhis bersenandung tak jelas. Ia memasukan mie itu kedalam air yang sudah mendidih. Ia juga membuka bumbu mie instan itu dan memasukannya ke mangkok yang sudah ia ambil.

"Setres......miee solusinya." Ucap nya.

Mie yang sudah matang itu ia masukan kedalam mangkok, alhis mengaduk-aduk mie itu supaya tercampur merata dengan bumbunya.

"Mantep ini." Alhis membawa mie tersebut ke ruang tamu. Alhis duduk di lantai dan sembari menyetel televisi.

Alhis memakan mie itu dengan nikmat. "Mie emang paling bestt."

"Assalamualaikum"

"Permisi pakett."

"Wa'alaikumsalam. Bentarrr!!!" Alhis berlari menuju pintu. Ia membuka pintu itu dengan bibir yang tersenyum sangat lebar.

"Atas nama abhizar?" Tanya abang kurir.

"Iyah itu suami jadi-jadian saya." Alhis mengambil paket itu.

"Maaf saya izin memfoto nya."

"Tunggu sebentar bang." Alhis mengambil gaya terlebih dahulu sebelum di foto. "Okeh. Cepet bang poto." Lanjutnya.

"Terimakasih." Ujar abang kurir itu langsung pergi meninggalkan alhis.

Alhis masuk kedalam rumah dengan perasaan yang sangat gembira. Alhis duduk kembali di tempatnya, ia langsung merobek saja paket itu tanpa memakai alat bantu.

"Edann..." alhis memelototkan kedua matanya, ia tidak menyangka bahwa akan se-terbuka itu baju nya.

"Kok gue jyjyk sendiri yak." Ujarnya bergidik geli.

..............

Abhizar dan ustadz hafidz sedang berjalan beriringan menuju mushola pesantren, di perjalanan mereka saling berpapasan. Dari raut ustadz hafidz seperti ingin menyampaikan sesuatu, tetapi ia bingung harus menyampaikannya seperti apa.

"Afwan, kalau semisalnya ustadz ingin mengatakan sesuatu katakan saja." Ujar abhizar yang peka dengan keadaan ustadz hafidz.

"I-itu gus. Saya ingin melamar seseorang tetapi saya bingung."

Abhizar mengerutkan dahinya. "Alhamdulillah, kalau ustadz sudah punya calon untuk di lamar. Tapi apa yang buat ustadz bingung?" Tanya abhizar.

"Saya bingung, karena yang ingin saya ajak ta'aruf itu salah satu santriwati di sini." Jawabnya.

Abhizar tersenyum. "Kenapa harus bingung ustadz. Bukankah banyak ustadz-ustadz disana, yang berjodoh dengan santri nya sendiri. Jadi kalau memang santriwati itu jodoh ustadz hafidz pasti dirinya tidak akan pergi kemana-mana."

ABHIZAR Where stories live. Discover now