6. Licik

41.9K 3.5K 106
                                    

Dor

Angkasa tergelatak dilantai ketika  tertembak sebanyak 2 kali dibagian dadanya, darah menggenang sangat banyak dan tubuhnya seketika mati rasa. Kesadarannya pun perlahan mulai hampir merenggutnya.

"Angkasa"

Angkasa menoleh ketika ada seseorang yang memanggilnya, dia bingung ketika melihat seorang wanita sekitar umur 40an sedang menatapnya sambil tersenyum.

"Bertahanlah sayang"

"huh"

Angkasa membuka paksa matanya dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Hah.. mimpi itu lagi"

Angkasa termenung sambil memegangi dadanya yang tertembak seperti didalam mimpinya dan memandangi langit-langit kamarnya, "sebenarnya itu mimpi apa sih?" Angkasa menerka-nerka tentang mimpi yang baru saja dia alami.

"Tapi kenapa gua gak bisa ingat wajah kakek dan wanita itu, dan kenapa gua selalu ditembak sama kakek itu?, Dan gua juga lupa sebagian besar mimpi barusan"

"Akh.. hiks.. sakit" Angkasa berusaha mengangkat tangan kanannya, namun saat diangkat tangannya terasa sangat berat dan pas dilihat ternyata tangannya sedang terpasang oleh infus, "Kenapa? Kenapa tangan asa ditusuk gini sih hiks.."

Angkasa berusaha untuk bangun tapi nyatanya seluruh tubuhnya terasa nyeri, bahkan untuk menggerakkan kakinya saja dia cukup kesulitan.

"Hiks.."

"Berani-beraninya mereka nusuk tangan mulus gua hiks.."

Angkasa frustasi dan hanya bisa menangis sambil menutupi matanya dengan lengan kirinya. Fyi, angkasa takut sama yang namanya jarum suntik guys.

.

.

.

Disebuah club malam, dengan hiruk pikuk musik yang sangat keras mengiringi orang-orang yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya terdapat seseorang yang sedang menikmati kesendiriannya dipojok club tersebut, bahkan dia tidak peduli dengan berbagai godaan yang disebabkan oleh wanita penghibur yang sedang berusaha menggodanya.

"Kavy" Sang empu punya nama langsung menoleh saat ada seseorang yang memanggilnya, "Udah lama nunggunya?" Lanjut orang tersebut saat sudah sampai dihadapan Kavy dan duduk disebelahnya.

"Gua nanya, kenapa lu diem aja dah? Gua tau lu tuh irit ngomong, tapi setidaknya kalo sama gua respon kek gitu. Gua temen lu dari kecil bro"

"Gua punya adek baru"

"Hah? Maksud lu?" Kavy yang mendengar itu hanya memutar bola matanya dengan malas.

Rendy, teman kecil Kavy yang sudah dianggapnya sebagai saudara itu membuka 1 botol wine dan menyiapkannya untuk dirinya, "Kalo lu punya adek berarti opa lu yang ngirim lagi?"

"Hmm"

"Terus gimana? Dia sama kaya anak yang lainnya gak? Maksud gua. Takut gak sama keluarga lu dan manfaatin title keluarga Lacava"

"Engga"

"Sumpah gua jadi penasaran sama tuh anak. Gua gak butuh sekarang, tapi nanti balik lagi ya" Usirnya ketika ada seorang wanita penghibur yang berusaha menggodanya, "Lu gak ikut anak-anak ke arena"

"Males"

Rendy yang mendengar itu hanya menghela nafas, "Nih minum" Tawarnya sambil memberikan gelas berisi wine yang sudah dia isi kepada Kavy, "Muka lu suntuk banget sumpah"

Kavy meminum winenya dan tersenyum, "Keliatan banget?"

"Banget"

"Gua lagi kangen sama nyokap gua ren" Rendy yang mendengar itu tersenyum tipis dan mengelus punggung temannya berusaha menguatkan, "Abang gua bentar lagi balik" "Lanjutnya yang membuat rendy sedikit terkejut.

AngkasaWhere stories live. Discover now