22. Marahnya Dean

29K 3.2K 185
                                    

Hari libur telah tiba.

Dan angkasa yang tadinya sudah menyiapkan rencana untuk bermain seharian didalam mansion bersama keluarganya harus pupus karena ternyata semua anggota keluarganya sedang pergi entah kemana.

Dan jika ditanya dia sedih atau tidak. Tentu saja jawabannya pasti sedih, dia sudah begadang membayangkan akan menghabiskan waktu bersama keluarganya tapi nyatanya itu semua tidak terjadi.

Tapi akhirnya dia memilih bodoamat dan melakukan rencana lain.

Dan lihatlah anak itu yang saat ini sedang nangkring di atas pohon jambu sambil menikmati buahnya yang sudah matang, tak lupa dia juga mencocolkan-nya ke sambal rujak yang tadi sempat dia bikin sebelum naik pohon.

Sudah hampir dua jam anak itu berada disana dari terakhir kali dia selesai sarapan, matahari belum terlalu terik jadi dia masih betah berada diatas sana. Sesekali dia tersenyum melihat kelinci yang meloncat-loncat dibawahnya.

"Ahh ini namanya menikmati hidup" Ucap anak itu sambil mengayunkan kakinya yang menjuntai.

Prang

Dor

Bruk

"AKHH SAKIT!!"

"TUAN KECIL""

Angkasa kaget dan terjatuh dari atas pohon ketika mendengar suara tembakan itu dari dalam mansion.

"Tuan kecil apa anda baik-baik saja?, sini saya bantu tuan" Angkasa menatap bang Almo dan mengangguk sambil berusaha untuk berdiri. Almo, dia adalah bodyguard yang merangkap menjadi asisten pribadi angkasa atas perintah Jevan, dan umur Almo yang memang tidaklah terlalu jauh berbeda dengan abang sulungnya angkasa, Sekitar 28 tahun. Mangkanya angkasa memutuskan untuk memanggil bodyguard tersebut dengan sebutan Abang bukan paman.

"Itu apa sih bang, kenapa ada bunyi tembakan gitu sih?" Tanyanya sedikit kesal sambil mengelus-elus bokongnya yang sedikit nyeri, hey jatuh dari pohon itu sakit ya. Apalagi tinggi pohon yang asa naikin itu tingginya sekitar 5 meter, untuk saja yang jatuh bokongnya terlebih dulu, bayangkan jika kepalanya duluan? Gimana coba, yang ada dirinya ini geger otak.

"Tuan kecil disini saja ya, didalam tuan Dean sedang ada masalah" Angkasa menatap Almo bingung, tapi memilih bodoamat.

"Yahh bumbu rujak asa!!" Pekik anak itu ketika melihat mangkok rujak yang dia bawa tertelungkup di tanah dan sudah dipastikan jika isinya  tumpah semua, "Gara-gara bang almo sih!"

Almo yang mendengar itu jadi serba salah, dia tidak berbuat apapun kenapa malah dirinya disalahkan oleh tuan kecilnya ini.

"Gak mau tau asa mau bikin lagi" Ucap angkasa sambil menghentakkan kakinya kesal dan berlalu masuk kedalam mansion.

"Tuan kecil jangan masuk" Cegah Almo sambil menarik pelan pergelangan tangan angkasa, angkasa sendiri yang ditarik mendongak menatap kesal Almo.

"Apaan sih bang!, Asa mau masuk kenapa malah gak dibolehin sih?"

"Karena didalam sedang ada keributan, saya tidak ingin tuan kecil kenapa-napa"

"Keributan?, Wah kayanya seru nih" Ucap asa ngebatin senang.

"Kalo gitu asa mau lihat"

Almo menggeleng mendengar itu, "Tidak bisa tuan kecil, nanti jika tuan kecil terkena imbasnya bagaimana?"

"Abang jangan takut, lagian asa bisa jaga diri kok" Setelah mengucapkan itu angkasa berlalu pergi masuk kedalam mansion tanpa memperdulikan Almo yang sudah panik karena takut terjadi sesuatu dengan tuan kecilnya itu. Karena yang membuat keributan didalam adalah tuan Dean, dia tau seberapa kejam tuannya itu jika sedang marah, apalagi saat melampiaskan amarahnya. Tuan Dean tidak kenal ampun dan bisa membunuh siapapun yang berada didekatnya.

AngkasaWhere stories live. Discover now