25. Trauma Nathan

26.8K 3K 228
                                    

Hari ini seluruh murid kelas 10 LHIS dikumpulkan di aula untuk mendengarkan pengarahan dari semua anggota OSIS yang memberitahukan jika ada demo ekstrakurikuler selama 3 hari kedepan, dan pada hari terakhir nanti semuanya diwajibkan setidaknya memilih 2 ekskul yang diinginkan.

Dan hari ini adalah jadwal untuk demo ekskul pacuan kuda dan penahan.

Dan disinilah mereka semua berada, di area pacuan kuda. Semuanya sangat antusias karena dapat melihat atraksi dari kakak kelas yang akan menunjukkan aksinya, apalagi yang turun langsung adalah sang ketua OSIS sekolah ini yaitu Nathan, dan si paling most wanted sekolah yaitu Axelo.

Angkasa sendiri saat ini duduk sendirian dibangku paling atas, dia tidak bergabung dengan teman-temannya dan lebih memilih menyendiri. Dirinya tidak berminat melihat hal-hal seperti ini, yang ada malah ngantuk. Karena hal yang membuat dirinya semangat adalah makan, tidur, bermain dan melihat keributan.

Angkasa mengedarkan pandangannya dan melihat Gilang yang sedang berbincang dengan kembar kurcaci.

"Apa-apaan sih Gilang, kenapa dia malah asik sama mereka sih" Gumamnya pelan sambil memandang Gilang kesal. Dan daripada dirinya semakin kesal akhirnya dia memutuskan untuk kembali fokus melihat kedepan tepat dimana MC sedang bersiap-siap.

"Mari kita sambut, Nathan Maverick dan Axelo Zondeps"

Dan suara MC itu disambut meriah oleh seluruh murid kelas 10, mereka semua terpesona dengan kedua orang yang dipanggil namanya, apalagi mereka muncul sambil menunggangi kuda bak pangeran negri dongeng. Wajah tampan, postur tubuh yang tegap, dan sikap elegan yang mereka tunjukkan menambah kesan yang sangat luar biasa.

Semuanya sangat antusias melihat semua peragaan yang ditunjukan oleh 2 orang tersebut, tapi tidak dengan angkasa yang sudah mulai menguap sedari tadi. Jujur saja, menurut angkasa acaranya sangat membosankan dan itu membuat dirinya mengantuk.

Acara terus berlanjut sampai waktu yang angkasa tunggu-tunggu pun tiba. Semua murid dikasih jeda istirahat untuk mengisi perut mereka yang lapar, barulah setelah istirahat nanti mereka akan melihat atraksi selanjutnya yaitu ekskul panahan.

Tidak seperti teman-temannya yang berlalu ke kantin, angkasa lebih memilih ke tribun lapangan bola, duduk santai sambil memandangi langit yang cerah dan menikmati semilir angin yang sejuk menyapa wajahnya.

Gilang berserta kedua temannya tadi berusaha mengajaknya ke kantin, tapi karena dirinya tidak berminat akhirnya dia menolaknya dan lebih memilih menyendiri di tribun ini.

"Kamu gak laper?" Angkasa terkejut mendengar suara tersebut dan celingak-celinguk mencari dimana sumber suara tersebut, "Abang disini"

"Bang Ax" Ucap angkasa sambil menatap kesal abangnya itu yang muncul dari tembok pemisah tribun.

Ax tersenyum sambil menghampiri adeknya, duduk disebelah dan mengelus pelan kepala adeknya itu.

"Kenapa gak ke kantin?"

"Gak laper" Jawab asa sekenaknya.

"Tapi tetep harus diisi" Ucap Ax sambil mengusap pipi adeknya yang semakin berisi itu.

"Nanti aja pas pulang"

"Kan masih lama pulangnya"

"Bentar lagi kok, orang tadi katanya pulang cepet" Ax nyerah, cape juga berbicara dengan orang keras kepala seperti adeknya ini. Biasanya dia yang membuat oranglain bertekuk lutut dihadapannya kecuali papa dan ketiga Abangnya, tapi kali ini ada orang lain selain keempat orang tersebut, yaitu adek angkatnya ini.

Ax memperhatikan adeknya yang sepertinya mengantuk, dengan pelan dia merebahkan tubuh adeknya itu dan meletakkan kepalanya ke pahanya sebagai bantalan.

"Tidur, nanti Abang bawa pulang"

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang