27. Janji

26.4K 2.9K 248
                                    

Seperti permintaan angkasa kemarin kepada Jevan jika dirinya tidak ingin masuk sekolah maka Jevan menurutinya karena Tyler juga memberitahunya jika saat ini sekolah memang sedang mentiadakan kegiatan belajar mengajar dan hanya menampilkan demo ekskul.

Dan disinilah anak itu berada, bermain dihalaman belakang dan sedang manangkapi kelinci bersama dengan Nathan.

Nathan juga memutuskan untuk tidak bersekolah karena dia disuruh oleh Jevan pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter kanneth, dokter psikolog yang biasa mengawasinya selama terapi. Sedangkan Ax dan Kavy, mereka tetap berangkat sekolah karena hari ini mereka akan menampilkan ekskul basket, dan Ax juga akan menggantikan tanggung jawab Nathan karena dia juga penanggung jawab acara tersebut.

Ah iya, dokter kanneth juga berpesan kepada nathan agar menjauhi pemicu awal trauma anak itu terjadi. Tapi Nathan memilih mengabaikannya dan akan meminum obat anti kecemasan saja, karena jika Nathan menurutinya maka dia akan menjauhi angkasa yang memang menjadi pemicu awal traumanya kembali dan itu sangatlah mustahil bagi Nathan. Entah kenapa Nathan malah bahagia jika bersama dengan angkasa walaupun terkadang sekilas traumanya terlintas karena kemiripan angkasa dengan adek kandungnya.

"Kakak cicinya masuk hutan!!" Angkasa berteriak memberitahukan kepada Nathan yang saat ini sedang memasuki kelinci yang baru saja dia tangkap atas permintaan angkasa kedalam kandang kucing. Nathan sebenarnya bingung kenapa bisa dirinya menuruti permintaan anak itu, tapi dia memilih bodoamat, bahkan dia rela jadi pesuruh anak itu jika dirinya dapat melihat kebahagiaan yang dipancarkan oleh adek sepupunya itu.

Nathan sudah berhasil memasuki kelinci tersebut dan berlari ke arah angkasa, "Mana lagi?" Tanyanya menatap anak itu.

"Itu, kakak jaga disitu biar asa disebelah sana" Nathan hanya nurut dan berjalan menuju tempat yang tadi anak itu tunjuk.

"Ayoloh mau kemana? Haha" Ucap angkasa ketika berhasil menghalangi kelinci yang ingin kabur, "Hap, berhasil kak" Girangnya ketika dirinya berhasil menangkap kelinci tersebut.

"Yaudah sana masukin" Angkasa mengangguk dan berjalan dengan susah payah karena membawa kelinci yang terus memberontak dikedua tangan mungilnya.

"Kak Nathan kandangnya penuh" Teriak angkasa karena memang kandang tersebut sudah tidak muat, yaiyalah gak muat. Lagian kan itu kandang kucing yang cuma muat maksimal 2 kucing, lah ini udah ada 5 kelinci gemuk yang ada didalam, engap-engap dah tuh kelinci.

"Lepasin aja udah, kasian tau" Balas Nathan yang sudah berjongkok disebelah angkasa sambil berusaha membantu memasukkan kelinci yang tadi anak itu tangkap.

"Yah~ sayang dong, udah cape juga nangkep ini semua"

"Tapi kalo dipaksa nanti malah pada mati semua" Angkasa yang mendengar itu meluruhkan tubuhnya dan duduk sambil melepaskan kelinci yang dia pegang.

Nathan yang melihat angkasa seperti itu tersenyum dan ikut duduk, "Nanti minta sama papa beliin kandang kelinci yang besar ya" Ucapnya sambil mengusap keringat yang menetes di kening adeknya itu.

Angkasa yang mendengar itu mengangguk dan mulai melepaskan semua kelinci yang berada dikandang, "Sana-sana pergi sebelum angkasa berubah pikiran dan masukin kalian lagi" Nathan yang mendengar itu tersenyum dan membantu angkasa untuk mengeluarkan semua kelinci yang berada didalam kandang.

"Kakak ayo kita makan buah" Nathan yang mendengar itu mengangguk dan mereka pun berjalan menuju kebun buah.

Mereka berdua pun asik memanen buah yang memang sudah matang tanpa menyadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka dari lantai 2 sebuah kamar.

Cekrek

Albern, dia tersenyum ketika melihat hasil foto yang baru saja dia ambil. Karena di foto tersebut dia dapat melihat senyum bahagia milik Nathan yang selama ini dirinya tidak pernah lihat. Yap, albern hanya mengabadikan Nathan tanpa menghiraukan angkasa. Bukan apa-apa, hanya saja dia akan mengirimkannya kepada seseorang. Dan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi maka albern tidak mengambil foto keduanya dalam satu frame.

AngkasaWhere stories live. Discover now