Prolog

55.4K 2.3K 6
                                    

Prolog

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Prolog

.

.

.

"ARGHHH!!"

Teriakkan menggema di ruangan yang sekarang dipenuhi dengan aroma vanila perpaduan dengan lavender... sangat menyengat.

Ia mengerang kesakitan saat sebuah tanda mulai terbentuk di dada sebelah kirinya. Pheromonenya semakin menguar memenuhi apartemen yang sekarang ia tempati bersama sang papi

"S-sakit" rintihnya, ia merasa nyawanya berada di ambang kematian

30 menit berlalu, rasa sakit itu sudah mulai berkurang, digantikan dengan rasa panas yang menjalar di setiap tubuhnya.

Entah pemikiran dari mana, tiba-tiba saja ia berdiri lalu berjalan dengan kaki telanjang kearah kamar sang papi.

Supressant, papinya sering mengatakan jika omega mengalami heat mereka akan sangat susah mengendalikannya, rasanya akan sangat menyiksa jika tak dibantu alphanya.

Dan ia mengalami itu sekarang.

Dengan tangan bergetar ia membuka laci coklat disana lalu mencari Supressant yang beberapa waktu lalu sempat ia lihat. Dengan cepat ia mengambil 5 butir sekaligus lalu langsung memasukkannya kedalam mulut tanpa air minum.

Uhuk... Uhuk....

Ter batuk beberapa kali setelah berhasil menelan pil itu dengan susah payah. 5 menit masih terasa sangat panas, ia menahan sekuat tenaga karna tak tahu harus melakukan apa.

Dirinya menangis dengan tubuh yang ia sandarkan pada kasur. Masih diposisi yang sama, ia tak kuat untuk kembali ke kamarnya, lantai sudah basah dengan slick milikinya.

Kesadaran yang sebelumnya masih 80%, sedikit demi sedikit mulai berkurang. Ia membuka sedikit baju bagian atasnya untuk melihat tanda apa yang ia dapat.

Sebuah belati dengan rambatan bunga yang mengelilinginya.

"A-alpha" gumamnya sambil mengusap tanda itu lembut. Ia menitikkan setetes air matanya, berharap bahwa takdirnya ini bukan sembarang Alpha.

Tak menginginkan Alpha yang kaya atau semacamnya, ia hanya ingin Alpha itu bisa menyayangi dirinya dengan sepenuh hati dan juga menyayangi papinya, ia tak memiliki siapapun selain papinya.

Tak butuh waktu lama, obat itu mulai bekerja, tubuhnya terjatuh kelantai dengan mata yang tertutup rapat, dirinya tak sadarkan diri karna overdosis.

Heat pertamanya tanpa bantuan dari siapapun, semoga dirinya masih bisa melihat dunia besok.









TBC

___________











___________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi







Votenya

fact [Markhyuck] ENDWhere stories live. Discover now