Bab 10

24.6K 1.9K 37
                                    

Bab 10

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 10

.

.

.

Rumit, ini terlalu rumit jika dipikirkan.

'apa semua akan baik-baik saja jika kulanjutkan? Bisa beri aku sedikit petunjuk tentang masa depanku jika aku menerima ajakannya untuk hidup bersama?'

Jika dilihat-lihat Mark itu seperti orang baik pada umumnya... Tapi kenapa orang-orang selalu berfikiran bahwa dia adalah orang yang sangat menyeramkan?

Oh Haechan tolong berkaca, kau juga melakukan hal yang sama sebelum bertemu dengan pasangan hidupmu itu.

"Haechan?" Lambaian tangan membuat lelaki itu tersadar dari lamunannya.

"I-iya?"

"Aku sudah lima kali memanggilmu," ucapnya kembali mengambil posisi duduk di hadapan Haechan "maaf meninggalkanmu, ada panggilan yang tak bisa ku abaikan." Lanjutnya.

Haechan menggeleng cepat, tak ingin lelaki dihadapan nya ini salah paham "aku hanya terlalu larut dalam pikiranku."

Mark menaikkan kedua alisnya "ada yang menggangu pikiranmu? Jika itu karna ku katakan Haechan, aku akan membantumu untuk menyelesaikannya."

"Mark aku... Aku baik-baik saja. Hanya lamunan tak penting." Haechan tersenyum membuat Mark sedikit menegakkan tubuhnya.

"Manis" batinnya, ia ikut tersenyum.

Haechan gugup sendiri saat melihat alpha dihadapannya membalas senyumannya.

"Haechan?" panggil Mark lagi.

"I-iya?"

Mark tertawa kecil "kau melamun lagi."

"Emm itu... Ka-kapan makanan kita akan sampai? Aku sudah lapar." Haechan mengalihkan pembicaraan dengan cepat, tak ingin alpha ini bertanya lagi tentang apa yang ia pikirkan.

"Kau lapar? Tunggu sebentar." Mark bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah dapur. Tak lebih dari 2 menit ia kembali datang dengan 3 pelayan dibelakangnya yang sudah membawa 1 nampan di masing-masing tangannya.

Haechan berdiri berinisiatif untuk membantu tapi tatapan Mark memberi kode dirinya untuk kembali duduk tenang.

"Maaf membuat anda menunggu." Salah satu pelayan berucap dengan kepala yang ia tundukan kearah Haechan.

"Ti-tidak,"

'aduh mulut ini, berhenti seperti orang gagap!'

"Tidak masalah." Haechan tersenyum canggung.

"Letakkan." Satu kata keluar dari mulut Mark membuat ketiga pelayan itu mengangguk bersamaan.

Setelah semua selesai, mereka kembali ke dapur meninggalkan Haechan dan Mark dengan keterdiamannya.

fact [Markhyuck] ENDWhere stories live. Discover now