Bab 24

13.4K 1.3K 37
                                    

Bab 24

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Bab 24

.

.

.

"Papi mencari ini?" Haechan mengangkat satu buku di tangannya.

Chitta yang melihat itu seketika terdiam, ekspresi yang sebelumnya terlihat kebingungan sekarang terlihat sendu dimata Haechan.

"Aku butuh penjelasan." Ucap Haechan lagi.

Chitta diam seribu bahasa, dirinya yang sebelumnya berdiri menjadi terduduk di pinggir kasur dengan mata yang tak lepas menatap anaknya.

"Papi," Haechan mendekat perlahan "siapa itu... Seo Johnny?"

Nafas Chitta seketika saja menjadi tak beraturan, hanya nama tapi mampu membuat dadanya terasa sakit. Haechan yang yang melihat itu buru-buru mendekat lalu memeluk papinya dengan sangat erat.

"Papi." Haechan mengusap punggung papinya dengan perlahan berusaha menenangkannya.

"Sayang... Maafkan papi." Ucap Chitta setelah hampir 5 menit mereka saling terdiam.

"Apa yang papi sembunyikan selama ini? Beritahu aku, aku sudah besar. Papi selalu mengatakan bahwa papa itu ada tapi tak akan pernah kembali, kenapa? Beritahu echan, beritahu aku semuanya." Haechan mendesak papinya untuk segera menceritakan semua yang sebenarnya terjadi pada mereka.

"Janji untuk tak marah pada papi, sayang?"

Haechan mengangguk cepat.

"Sebelumnya, maaf karna baru mengatakan ini padamu. Seo itu marga dari papa mu... Seo Johnny."

Haechan menghembuskan nafas panjang, ia terkejut? Tentu saja, ini diluar perkiraannya.

"Seo Johhny yang selalu echan lihat di tv?" Tanya Haechan dengan suara yang sangat kecil.

Chitta mengangguk "dia papa mu, dan dia alpha papi."

Haechan meraih buku di sampingnya lalu ia buka beberapa lembar dari kertas itu, ia berhenti pada satu foto yang menunjukkan 3 orang disana.

"Siapa bayi ini? Ini bukan echan, ini bukan aku kan papi?" Haechan menangis tanpa sadar, entah apa yang membuatnya menangis, yang pasti setelah melihat foto itu rasa sedihnya selalu muncul.

"Jangan menangis sayang, maafkan papi." Chitta meraih beberapa lembar tisu diatas meja lalu menghapus air mata di pipi anaknya.

fact [Markhyuck] ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant