8. Emilos, dengan Langkah Awal

6.4K 1K 36
                                    

"Vac, namanya Emilos" Ravael membaca nama yang terpampang dialmari. Sebelumnya, pihak akademi menyediakan label nama untuk menamai barang mereka.

Vasco memandangi nama itu di ranjang dekat pintu. Label hitam dengan tulisan bewarna Gold milik Emilos sangat mencolok. "Vac, apakah Emilos ini siswa dengan undangan emas?" Ravael berpikir sama dengan Vasco. Tumben.

"Aku juga berpikir seperti itu. Apakah dia yang ribut dengan Tuan Putri Barbara tadi?" Ravael mengangguk.

Ravael bersedekap dada memperhatikan ranjang yang tersisa tiga. "Vac, menurutmu aku harus tidur dimana?" Vasco juga sebenarnya masih bingung dimana dia akan tidur.

"Bagaimana jika kita melakukan A3?" Usul Vasco yang mendapat anggukan setuju dari Ravael.

A3 itu permainan 'Angin-Api-Air' seperti 'batu-kertas-gunting' tapi beda versi. Biar kujelaskan bagaimana kerjanya.

Dua orang yang berhadapan akan mengeluarkan satu jari untuk Angin, dua jari untuk Api, dan tiga jari untuk Air. Contohnya jika Vasco ingin mengeluarkan Api, maka ia akan mengeluarkan jarinya hingga membentuk V.

Angin akan kalah dengan Api, Api akan kalah dengan Air, dan Air akan kalah dengan Angin. Anggap saja begitu.

Permainan itu diambil dari beberapa element utama yangg biasanya dimiliki orang awam, tergantung seberapa tinggi tingkatan yang mereka punya.

Saat ini Ravael mengeluarkan tiga jarinya dan Vasco dua jarinya, yang berarti Ravael menang karena telah mengalahkan Api dengan Air.

"Aku memilih di atas Emilos!" Maksudku bukan yang begitu. Itu maksudku adalah Ravael berada di ranjang diatas ranjangnya Emilos, begitu.

Vasco mengangguk pelan. Dirinya memilih untuk berada diseberang Emilos. Akan tetapi dirinya heran karena ada tas lain yang sudah mengeklaim ranjang yang akan dia tempati.

Disana sudah ada tampang menyebalkan Kyle yang membereskan sedikit barangnya. "Wah! Kau lagi dasar cabe!" Cibir Ravael yang ikut geram.

Ravael mendekat dan menatap pemuda itu dengan permusuhan "Minggir! Ini tempat Vasco!" tunjuknya pada ranjang yang sudah dilabeli nama Kyle itu.

"Kenapa? Aku bebas untuk tidur dimana saja" Balasnya tak acuh.

Kyle berhadapan dengan Ravael "Lagian, siapa cepat dia dapat" Tambahnya.

Ravael lupa bahwa putra Duke Reinne ini memiliki sihir kuat berupa penghentian dan percepatan waktu. Kyle bisa menjadi orang tercepat dan terlambat diwaktu bersamaan.

"Dasar makhluk menyebalkan!" Tepat saat Ravael mengucapkan hal itu, pintu terbuka dan menampilkan Emilos dengan menenteng seragamnya.

Ketiga orang itu menatap dirinya yang canggung entah karena apa. "Wah! Kamu Emilos? Perkenalkan aku Ravael. Aku akan menjadi teman sekamarmu yang berada di atasmu" Vasco dan Kyle menatap terkejut pada Ravael.

"Bocah brengsek ini ..." Kyle salah mengartikan perkataan Ravael.

Vasco yang baru sadar maksud dari perkataan Ravael mengelus dadanya lega. Dirinya juga menghampiri Ravael dan memperkenalkan dirinya "Aku Vasco, teman sekamarmu juga" Emilos menerima uluran tangan itu.

Emilos mengangguk sebentar dan kembali menatap mereka bertiga. Dirinya menunjuk seragamnya dan menatap tanya pada mereka bertiga.

Itu seperti 'apakah kalian sudah mengambilnya?' ya kurang lebih seperti itu. Vasco menatap jam yang terpampang pada dinding yang menunjukkan pukul sebelas siang. Matanya terbelak karena menyadari satu hal "Oh Sial, batas mengambil seragam hanya sampai jam sebelum makan siang. Ayo! Kita tidak memiliki banyak waktu"

The Silent Emilos [End]Where stories live. Discover now