Ch. 17: Foto Jelek

1K 222 64
                                    

“Keren banget

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

“Keren banget.”

“Ho-oh. Saking kerennya memori hapeku sampai penuh.”

“Sama. Aku juga.”

“Ada yang memori hapenya nganggur gak? Tolong dong, rekamin no blueberries. Memoriku penuh nih, kebanyakan ngevideo.”

Mendengar semua kekhawatiran seniornya, Jiva hanya mampu berdecak, dalam hati ia mengomentari senior yang buang-buang memori hape cuma demi mengumpulkan video live performance dari band The Bastard. Pasalnya dari awal The Bastard naik panggung, senior dan kebanyakan penonton konser malam ini serentak mengangkat tinggi-tinggi ponsel mereka dengan mode kamera aktif. Merekam tanpa jeda penampilan dari sang bintang tamu utama.

Buat kenangan nonton konser boleh-boleh saja. Tapi bisa enggak berhenti mengangkat terlalu tinggi ponsel sampai menghalangi penonton belakang dan menganggu orang bagian depan. Cukuplah rekam beberapa menit untuk 2 atau 5 lagu. Tak usah sampai semua ikut terekam.

Sekali lagi, Jiva geleng-geleng. Gara-gara fenomena angkat ponsel tinggi-tinggi, dia jadi kena apes. Waktu iseng masuk ke lapangan, ke area bagian penonton bareng Laras sama Gita, kepalanya kena sikutan tangan dari orang di sebelah yang lagi berusaha merekam aksi Danang dengan gitar kebanggaannya itu di atas panggung. Alih-alih minta maaf, orang itu tak acuh malah cenderung kesal sama Jiva. Nyaris banget Jiva mau meledak, disinisin sama orang yang nyikut kepalanya. Fyuh! Untung Laras sama Gita cekatan mengamankan dirinya sebelum mengamuk di tengah-tengah acara.

Yang salah siapa. Yang disinisin siapa. Ada-ada saja kelakuan orang sekarang ini.

“Kenapa gak ikut temanmu?”

“Hah?” balasnya sedikit berteriak. Berkat suara sound system dan perpaduan suara The Bastard Jiva sedikit sulit memahami ucapan Awan.

Awan mencodongkan badan mendekat. “Kenapa gak ikut temanmu?” tanyanya mengulangi, dengan suara sedikit keras semaksimal mungkin

Kepala Jiva menoleh ke arah Laras dan Gita yang lagi bersenang-senang bersama kru dies natalis lainnya. Mereka lagi seru-seruan ikut nyanyi bareng sang vokalis band. Kelihatan seru lagi waktu Aisyah nyanyi sambil teriak-teriak mengkhayati lirik lagu saat The Bastard menyanyikan lagu andalannya, Ballrooom Extravaganza. Dan tambah chaos lagi ketika The Bastard membawakan lagu pertama mereka zombie pop. Untuk seseorang yang tak pandai bergaul, pasti akan iri melihat kelompok itu dapat bersenang-senang dengan kompak.

“Capek.” Dari pagi hingga malam dia yang ngurusin si artis, walau dapat bantuan dari Farrel sama Edo, tapi kebanyakan dia yang kena sial karena diisengin mulu sama 2 dari 3 anggota The Bastard. Belum lagi jam tidurnya selama tiga hari ini berkurang banyak. Jiva lebih sering tinggal di kampus selama tiga hari ini. Pulang ke kosan paling cuma numpang mandi, ganti baju, terus balik banting tulang lagi di kampus.

Semua kru dies natalis pasti capek, bukan cuma Jiva semata-mata. Pekerjaannya juga cenderung ringan dibanding anggota yang lain. Alasan Jiva tak ikut bergaul selain capek ya, karena dia lagi malas. Lagian selama ini Jiva sudah dapat predikat haters-nya The Bastard. Bakalan lucu kalau dia ikut happy fun.

Knock Knock Your HeartOù les histoires vivent. Découvrez maintenant