22

24.1K 2.9K 387
                                    

"Noah ?" Noah menoleh melihat Abang sulung nya berdiri di pintu.

"Kenapa bang ?" Asher masuk dan duduk di sisi ranjang.

"Kata Ale, kamu setuju mau ikut ke Italia, bener ?" Noah terdiam sesaat, ia yang tadi sedang rebahan kini mengubah posisi nya.

Noah merentangkan tangan nya, kode meminta di peluk, Asher yang peka pun langsung memeluk nya, keheningan menyelimuti mereka selama beberapa menit.

"Keputusan Noah gak salah kan bang" cicit Noah pelan.

"Enggak kok, Abang setuju kamu mau ikut, Abang seneng sama keputusan kamu jadi gak ada yang salah"

"Hmm, Noah mau ikut bang, mau mulai hidup baru mungkin ? Entahlah yang penting Noah mau cari suasana baru"

"Syukurlah, kalau gitu besok pagi kita berangkat, Abang udah siapin semuanya tinggal berangkat aja"

"Eh ? Barang-barang Noah gimana ?"

"Biarin aja, di sana Abang udah siapin semuanya, termasuk seragam SMA kamu" mata Noah berbinar tentu saja lalu mengangguk antusias.

"Yaudah gih tidur, udah malem" Noah mengangguk lalu mulai merebahkan dirinya.

Asher masih di dalam kamar Noah memastikan jika Noah benar-benar tidur, tak sulit sebenarnya menyuruh Noah tidur buktinya hanya menunggu beberapa menit saja Noah sudah langsung tidur.

"Bang ?" Asher menoleh melihat Ale yang berdiri di depan pintu.

"Tidur Al, besok pagi kita berangkat"

"Hmm iya"

"Bang Noah gak papa ?"

"Gak papa, justru Noah gak sabar mau sekolah umum lagi, kamu gak papa kan kalau pindah sekolah atau mau disini aja ?"

"Dih males, nanti kalau Lynn keluar gimana bisa di amuk masa aku"

Asher hanya tergelak saja, mengusap rambut Ale gemas lalu pergi menuju ke kamar nya, sementara Ale juga ikut menuju ke kamar nya.

Sementara itu di lain tempat.

Athala menatap kotak yang ada di kamar nya dalam diam, lebih tepatnya di atas ranjang nya.

Tadi saat ia pulang, Bastian memberikan sebuah kotak yang katanya pemberian Noah, Athala baru saja selesai mandi, ia menghampiri ranjang menatap kotak tersebut sekilas sebelum menghela nafasnya pelan.

Karena penasaran ia mengambil kotak tersebut dan membuka nya, ia terdiam sesaat melihat isi dalam kotak itu. Athala menghela nafasnya pelan, mengambil salah satu item yang ada. Sebuah polaroid dirinya dan Noah.

Semua barang-barang pemberian nya, mulai dari lampu tidur berbentuk bulan sabit, boneka baymax, beberapa foto, serta sebuah ponsel yang ia berikan pada Noah dulu, menyuruh Noah untuk memakai ponsel pemberian nya.

Sebuah note yang bertulisan.

"Aku balikin lagi ya barang yang udah kamu kasih, karena kita udah putus rasanya aku gak berhak masih nyimpen ini semua, setau aku cuma ini barang-barang nya, kalau masih ada yang kurang jangan sungkan buat kabarin aku, nanti aku cari lagi"

Athala terdiam sesaat menghela nafasnya pelan, dada nya sakit lantaran perasaan sesak mulai menyelimuti nya.

Rasa tak suka dan marah menyelimuti nya, tapi apa yang bisa ia lakukan sekarang kala ia sendiri yang memutuskan Noah, dulu memang ia tak mau di putuskan tapi sekarang ia sendiri yang memutuskan.

"Ternyata memang sudah berakhir, benar-benar berakhir sampai disini ya" gumam Athala menoleh melihat figura foto besar yang terpajang di dalam kamar nya.

PASSATO || BL (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang