27

21.8K 2.6K 96
                                    

"Lo gila ha !!! Sampai kapan pun gue gak akan pernah kasih Athala sialan itu kesempatan buat nemuin Noah !!! Lo harusnya sadar seberapa sakit Noah waktu dia bareng sama Athala !!" Teriak Eja memarahi Matteo.

Matteo mengajak Eja ke atap sekolah untuk membicarakan kembali keinginan Athala yang ingin menemui Noah, Eja marah besar karena bagaimanapun kesalahan Athala fatal tak bisa di maafkan mau sebanyak apapun usaha nya.

Matteo menyuruh nya untuk ikut membantu Athala bertemu dengan Noah, dan Eja marah ia kesal dengan kekasihnya yang menurut nya egois tak memikirkan bagaimana perasaan Noah yang sudah berlalu.

"Ja.. Noah sama Athala saling mencintai, mereka punya ikatan batin, Noah sendiri yang bilang kan kalau salah satu dari mereka sakit yang lainnya juga ngerasain" ucap Matteo masih mencoba menasehati Eja.

"Persetan sama ikatan batin Teo ! Kamu harusnya tau kalau Noah itu gak bahagia sama Athala !"

"Noah gak bahagia sama Athala sejak Stella datang Ja, dan itu 6 bulan yang lalu sementara hubungan mereka terjalin 2 tahun lamanya, bilang sama aku apa selama 2 tahun ini Noah pernah ngeluh dia gak bahagia sama Athala" Eja bungkam.

Karena nyatanya memang Noah bahagia bersama Athala, mereka saling mencintai satu sama lain sebelum akhirnya Stella datang dan menghancurkan semuanya.

Perhatian Athala terbagi menjadi dua, untuk Noah dan Stella tanpa Athala sadari.

"Tapi Noah gak bakal suka kalau kita ikut campur sama hubungan dia" cicit Eja.

"Kita cuma bantu sampai Athala bisa ke Italia nyusul Noah, setelahnya Athala harus berusaha sendiri, nanti kita jelasin pelan-pelan sama Noah tentang Athala, gimana ?"

Eja terdiam menatap Matteo yang menatap nya lekat, meyakinkan dirinya jika semua nya akan baik-baik saja.

"Kamu yang jelasin ke Noah jangan kita, aku gak berani"

"Iya aku yang jelasin semuanya" Eja hanya bisa berdoa berharap apa yang ia dan kekasihnya lakukan adalah hal yang benar, walaupun ia yakin jika nanti Noah akan memarahi mereka habis-habisan.

Sementara itu Athala merasakan perut nya yang melilit hebat, rasa sakit yang tak pernah ia rasakan kembali menyerang nya.

Ia sendirian di kelas saat ini karena sedang menulis catatan yang belum sempat ia selesaikan karena beberapa masalah yang terjadi.

Ia menunduk meremas perut nya kuat, mengigit bibir nya untuk meminimalisir rasa sakit nya.

Setelah lumayan mendingan ia menghela nafasnya, menarik nafas dengan susah payah lalu menghela nya lagi, begitu seterusnya hingga beberapa menit.

Athala ingin ke kamar mandi, dengan tertatih ia berjalan keluar kelas, memegang apapun yang bisa menjadi pegangan tangan nya, kepala nya pusing, apa yang ia lihat berputar dan pandangan nya buram, Athala tak bisa melihat apapun dengan jelas di hadapan nya.

Telinga nya berdengung luar biasa kala sebuah suara menyapa nya.

Sayang nya, saat ia ingin menuruni anak tangga, tubuh nya terpleset dengan Athala yang langsung menggelinding terjun ke bawah, dari lantai 2 ke lantai 1.

Semua murid yang melihat nya berteriak histeris, terakhir Athala meringis kala dahi nya menabrak dinding membuat kesadaran nya menghilang.

Semua orang panik, memanggil ambulance dan melakukan pertolongan pertama untuk Athala, mencoba menghentikan pendarahan yang terjadi.

Ambulance datang dan langsung membawa Athala dengan cepat.

Forum sekolah langsung di banjiri dengan berita Athala dan Athala.

Sementara itu Bastian yang memang mengikuti Athala berdoa untuk keselamatan Abang nya, berharap jika Athala masih di beri kesempatan untuk hidup.

Kini ia kembali duduk sendirian dengan gusar di depan ruang UGD sementara Athala berjuang antara hidup dan mati di dalam sana.

"Bas !" Bastian menoleh ternyata kedua teman nya Athala, Martin dan Sen lalu ada Eja dan Matteo.

"Gimana ? Dokter nya belum keluar ?" Tanya Martin khawatir, Bastian hanya bisa menggeleng lemah.

"Lo tenang ya, Athala itu kuat dia gak bakal ninggalin Lo sendirian" ucap Sen namun Bastian tak menjawab nya, yang ada di pikiran nya adalah Athala dan hanya Athala.

"Bastian, Athala gimana ?" Semua orang menoleh ternyata Stella.

Melihat Stella langsung membuat darah Bastian mendidih menahan amarah, tangan nya mengepal ingin menghampiri Stella namun Sen menahan nya dan menggeleng membuat Bastian hanya mampu melampiaskan nya pada dinding.

"Lo ngapain sih disini, ngerusak pemandangan aja" ucap Eja sinis.

"Aku khawatir sama Athala" balas Stella membuat Eja langsung mau muntah.

Tak lama dokter pun keluar membuat mereka langsung menghampiri dokter tersebut.

"Gimana dok ? Abang saya gak papa kan ? Gak ada yang serius kan ?" Dokter tersebut menatap mereka semua satu persatu sebelum akhirnya ia menghela nafasnya pelan.

"Maaf..

"Anjing jangan bercanda !!! Abang gue gak papa kan dok !!!" Teriak Bastian yang ingin menerjang dokter tersebut namun berhasil di tahan oleh Martin dan juga Sen.

"Dok please... Saya cuma punya Abang saya... Jangan ambil dia..." Lirih Bastian memohon.

"Pasien... Koma"

Langsung saja dunia Bastian seakan hancur, Bastian menangis histeris di pelukan Martin, mereka juga yang mendengar nya shock bukan main.

"Pendarahan di otak bagian belakang membuat gumpalan darah yang tak bisa di jangkau, kami berusaha melakukan segala cara namun kondisi pasien menurun drastis, jadi dengan berat hati kami mengatakan pasien koma"

"Kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat inap, kalian bisa menjenguk nya namun hanya boleh 2 orang saja"

Setelahnya dokter kembali masuk, tak selang berapa lama brangkar kembali di dorong dan ada Athala di atas nya yang memejamkan mata nya dengan damai.

Selang oksigen, dan berbagai alat bantu menempel di tubuh Athala, wajah pucat itu benar-benar membuat Bastian tak mampu untuk melihat nya.

"Bang please... Please... Jangan pergi... Jangan tinggalin gue sendiri... Gue takut..." Tangis Bastian pecah.

Bastian tak akan bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Athala benar-benar meninggalkan nya, tak akan bisa ia bayangkan bagaimana dunia nya nanti tanpa sosok Athala, satu-satunya orang yang ia miliki.






______________

Gue up terus deh karena lagi gabut juga, nah kurang baik apa gue coba

Vote nya astaga gak kasian apa sama gue yang nulis nya, jahat amat

Yang jadi readers silent tolong ya jangan bikin gue emosi

btw jangan kaget sama ending nya nanti hahahhahaa~

PASSATO || BL (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang