LYON 10-Kawan Jadi Lawan

32 18 10
                                    

***

Usai menyelesaikan sarapannya, William bangkit lantas bersalaman dengan kedua orang tuanya yang tengah sarapan di meja makan. Ia lalu menyambar ranselnya yang ia sampirkan pada sandaran kursi kemudian berjalan keluar dari rumah.

Cowok berambut ikal itu menstater motor ninjanya yang berwarna hitam menuju ke sekolahnya dengan kecepatan sedang. Dua puluh lima menit kemudian sampailah ia di parkiran SMA Merdeka Sejati.

Di bagian pojok parkiran terlihat tiga orang cowok berdiri menyender di motor besarnya sambil berbincang ringan. William pun lantas membelokkan motornya akan memarkirkan kendaraannya bersama kendaraan ketiga cowok tersebut yang tak lain temannya.

"Yo what's up, Bro," ujar cowok dengan ransel yang disampir di pundak sembari mengangkat tangannya berniat tos dengan William saat netranya melihat motor William menghampiri. Cowok tersebut bernama Pramudyaksa Sebastien, inti Merpati yang menjabat sebagai kaptennya.

Setelah memarkirkan motornya, William turun kemudian tos dengan Pramudyaksa ala cowok pada umumnya dan tak lupa juga tos kepada dua temannya yang lain. Mereka memang selalu menunggu salah satu temannya di parkiran jika datang lebih awal lalu masuk ke gedung sekolahnya bersama-sama.

"Lo pengin pindah sekolah, ya?" tanya cowok berambut cokelat ikal yang melipat tangannya di dada sambil memicingkan mata menatap William, cowok itu Devana Rein salah satu inti Merpati juga teman satu SMP-nya William.

Pertanyaan Devana membuat William membelalakkan matanya sedangkan Pramudyaksa dan Kanza–cowok yang paling tinggi dari teman-temannya itu– mengernyitkan dahi dengan pandangan bingung. Tak mengerti apa maksud ucapan Devana. 

"Ngapain Willi pindah sekolah, pertanyaan lo jangan ngada-ngada," ujar Pramudyaksa.

"Gue cuman mastiin aja. Semalam Om Darma nge-chat gue, ngasih tau kalau Willi pengin pindah sekolah. Ya, karena gue kepoan orangnya, jadi sekarang, gue tanya langsung aja sama orangnya," jelas Devana seraya mengendikkan bahu.

"Bokap gue ngasih tau lo?" tanya William terkejut juga heran. Yang benar saja. Darma memberi tahu Devana bahwa ia ingin pindah sekolah? Kenapa diberitahukan kepada si mulut ember ceplas-ceplos macam Devana?

Devana mengangguk mengiyakan seraya tersenyum bangga. "Om Darma 'kan bestie, gue. Setiap ada masalah, beliau selalu cerita ke gue. Semalam bahas lo tentang pindah sekolah, makanya gue tanya lo saat ini, memastikan."

"Cerita apa aja tentang gue?" tanya William, lagi. Ia tak habis pikir dengan papanya kenapa bercerita kepada seorang Devana?

"Cuman ngasih tau itu doang, selebihnya aib lo," jawab Devana dengan suara pelan diakhir kalimatnya.

"Aib? Aib Willi apaan, kasih tau elah," sahut Pramudyaksa yang mendengar suara pelan Devana dengan mata berbinar.

Ucapan Pramudyaksa sontak saja mendapatkan jitakan di kepalanya dari William dengan menatap tajam kepadanya. Pramudyaksa langsung meringis merekatkan kedua tangannya minta ampun.

"Lo beneran pengin pindah sekolah, Will?" Kanza mengangkat suara, bertanya.

William mengangguk singkat. "Iya."

"Kenapa lo pengin pindah sekolah?" Devana bertanya dengan nada ngegas membuat William meliriknya sinis.

"Gue ketemu sama, Lyly."

LOVE YOU OR NOTHING (on going)Where stories live. Discover now