LYON 17-Inikah Alasannya?

24 10 2
                                    


***


Mobil yang ditumpangi Carly dan Candra akhirnya sampai di halaman rumah bergaya modern klasik dengan tiap sudutnya terdapat pot-pot tanaman yang terhias rapi. Carly dengan cepat membuka pintu mobil lalu keluar berjalan ke arah pintu utama rumah masuk ke dalam.

Candra yang masih berada di dalam mobil melihat adiknya cepat keluar membuat ia heran. Apa adiknya marah kepadanya karena ia terlambat menjemputnya?

Cepat Candra melepas seatbelt lalu keluar dari mobil menyusul adiknya yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam rumah. Suasana rumah begitu sepi, Candra mengernyit. Ibun dimana? Pria itu membatin seraya berjalan menelisik seisi ruangan guna mencari keberadaan Candy.

Saat tiba ia mencari di dapur, pria itu menghela napasnya kala teringat bahwa sebelum ia menjemput adiknya di sekolah, Candy mengirimi pesan WhatsApp bahwa wanita itu tengah menghadiri acara arisan ibu-ibu komplek. Sedangkan ayahnya, Cakra, tengah berada di kantor masih menyelesaikan pekerjaannya.

Candra menggelengkan kepalanya. Ia memikirkan Carly yang tiba-tiba mendiamkannya di mobil tadi sampai lupa bahwa Candy sedang tidak ada di rumah. Ia lalu berjalan naik ke lantai atas di mana kamarnya dan kamar Carly berada. 

Pria itu berdiri diambang pintu kamar Carly yang tertutup. “Re... Rere marah sama Abang, ya?” cakap Candra menerka.

Tidak ada sahutan dari dalam, Candra mengangkat tangan berniat untuk mengetuk pintu kamar adiknya. “Rere marah kah?” Tetap tidak ada sahutan dari dalam.

Di dalam kamarnya, Carly membongkar semua isi lemarinya. Ia mencari sesuatu yang mungkin saja bisa mengingatkan dirinya dengan seseorang bernama Iyam.

Gadis itu terus melempar baju yang terlipat rapi hingga kusut di lantai sampai ranjang tidurnya. Tak hanya lemari saja yang ia cari bahkan laci pun ia korek habis barang-barangnya.

“Cowok tadi siapa? Kenapa dia bisa tau nama aku? Dia juga manggil nama Iyam. Siapa sih, Iyam ini?” monolog Carly berpikir keras dengan ingatan yang terjadi.

“Aargghh.”

Suara teriakan dari dalam kamar adiknya membuat Candra yang masih terus mengetuk pintu kamar Carly seketika panik. Ia makin kencang mengetuk pintu dengan tangan lain mengklik handle pintu.

“Rere didalam kenapa? Jangan buat Abang khawatir. Buka pintunya, Re,” ucap Candra menggedor-gedor pintu dengan tangan yang sesekali mengklik knop pintu. 

Cklek.

Pintu terbuka setengah, ternyata tidak dikunci. Candra langsung bergegas masuk ke dalam dan ia melihat kamar adiknya sangat berantakan. Baju berada dimana-mana, buku, alat-alat make up, skincare semua tidak berada di tempatnya. Berceceran di lantai. 

Candra menelisik sekitar, ia melihat Carly berada di depan lemarinya tengah memegang kepalanya nampak kesakitan. Pria itu menghampirinya cepat. 

“Kamar Rere kenapa jadi berantakan kayak gini? Rere kenapa, hm?” tanya Candra mengelus punggung adiknya.

Carly tersentak mendapati Candra berada disampingnya, ia langsung mendekap abangnya. “Kepala Rere sakit, Bang. Keinget nama Iyam terus. Iyam siapa, sih, Bang?” ujar Carly dengan mata yang sendu menatap Candra.

LOVE YOU OR NOTHING (on going)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu