22. panik

1.6K 91 8
                                    

🔥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🔥

Ghazi tersenyum lembut sembari menatap seorang gadis yang sedang duduk manis diatas motor maticnya.

Rambutnya yang dikuncir sehingga memperlihatkan tengkuknya yang terlihat indah dipandang meski ditatap dari belakang .

Gadis tersebut benar-benar bisa mengubah tatapan mata ghazi yang tadinya terlihat dingin berubah menjadi teduh dan berbinar.

"Salah gak sih cha kalo gue ngagumin sosok lo kayak gini?" monolognya seorang diri dan kembali berjalan perlahan untuk mendekati gadis itu, sampai pada akhirnya telinganya malah mendengar kalimat dan nada khawatir dari bibir rasyah.

"Terus gimana syah, sekarang gimana?"

". . ."

"Teteh pulang sekarang, kamu jagain ya dan jangan pernah ditinggal!"

". . ."

"Iya gak papa syah, teteh bisa pulang. jangan khawatir"

". . ."

"Wa'alaikumsalam"

Rasyah menutup panggilan telponnya dan dengan cepat mengenakan helm tanpa mengetahui bahwa saat ini ada seorang pemuda yang berdiri dibelakangnya.

"Cha lo kenapa! Ehh lo nangis? Tenang dulu cha. lo jangan panik kaya gini" ujar ghazi disaat melihat rasyah yang menangis dan panik setelah menerima sebuah panggilan dari seseorang.

"Ayah! Ayah gue zi, dia sakit dan pingsan dikebun. Gu-gue mau pulang kebandung" ujar rasyah dan mulai menghidupkan mesin motornya namun dengan cepat ditahan oleh ghazi namun langsung ditepis kasar oleh rasyah.

"Enggak cha, lo tenang dulu! Jangan panik kaya gini" ujar ghazi dan langsung mencabut kunci motor rasyah dari stop kontak agar gadis itu tidak dapat pergi.

"Balikin kunci motor gue zi, gue mau liat keadaan bokap gue" jawab rasyah kesal.

"Lo mau naik apa kebandung? Naik motor? Enggak ya cha. Nanti kalo  ada apa-apa sama lo dan terjadi sesuatu yang gak diinginkan, gimana? Bokap lo pasti bakal khawatir dan panik" ujar ghazi membuat rasyah terdiam.

Apa yang dikatakan ghazi memang benar, namun dirinya tidak mempunyai cara lain.
jika harus naik bus malah akan Semakin memakan banyak waktu belum lagi jadwal bus diterminal tidak selalu ada dan juga tepat waktu.

"Terus gue harus gimana? Gue gak punya cara lain zi. gue takut, gue khawatir. bokap gue jarang sakit dan adik gue bilang ayah tiba-tiba pingsan ketika memanen teh" jawab rasyah diiringi isak tangisnya.

"Gue yang anter, ayok!" Ujar ghazi sembari menggenggam tangan rasyah dan menariknya untuk mengikutinya, namun rasyah hanya diam tanpa ada niatan untuk mengikuti pemuda yang menariknya tersebut.

GHAZI ~ (END)Where stories live. Discover now