42. benar pergi?

1.8K 89 5
                                    

🔥

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

🔥

Monika menangis terisak menatap sang putra yang saat ini sedang terbujur kaku berbaring di kasur yang di letakkan di lantai.

Seluruh tubuh ghazi di tutupi oleh kain, dan semua orang yang ada di sekitar nya menangis dengan tersedu-sedu membuat ia benar-benar terpaku dengan apa yang telah terjadi.

"GHAZI.." teriak nya, lalu berlari menghampiri sang putra tanpa memperdulikan orang-orang yang menahan tubuh nya.

Bahkan ia tidak segan menepis orang-orang yang mencoba menghalanginya.

Wanita paruh baya itu menepis semua orang yang mencoba menghalangi nya tersebut dengan sangat kasar.

"Ghazi, nak. bangun sayang! Hiks hiks ini mama sayang, maafin mama nak. azi mau mama pulang kan? Mama udah pulang sayang, mama pulang untuk azi"

"Bangun ya nak? Mama mohon" teriak monika dengan terisak tanpa memperdulikan orang-orang di sekeliling nya yang menatap diri nya dengan sendu dan penuh empati.

"Mah. Ikhlasin azi ya ma? Kasihan azi mah" ujar regan lirih memeluk tubuh sang mama dengan erat.

"Enggak regan, adik kamu baik-baik aja. azi hanya tidur. Iya kan? Adik kamu hanya tidur kan regan?" Ujar monika sembari mengguncang bahu regan berulang kali namun regan hanya diam dan menunduk dalam menahan isak tangis nya.

Romi berdiri dan melepaskan tangan nya yang mengusap kepala ghazi lalu menarik tangan monika dengan kasar untuk sedikit menjauh, hingga.

Plakkk

Pria itu menampar pipi monika dengan cukup keras hingga membuat wanita itu dengan reflek memegangi pipi nya yang memerah.

"Cukup mon cukup, sadar kamu!! Semua ini salah kamu" ujar romi meninggikan nada suara nya berharap agar mantan istri nya itu dapat sadar dan menerima kenyataan nya.

Monika terdiam dan terlihat semakin menangis dengan tersedu-sedu, lalu berfikir. bagaimana bisa romi mengatakan hal itu kepada diri nya.

"Karena kamu ghazi pergi, kamu yang yang terlihat sangat sibuk pada perilisan buku baru mu dan sibuk mengejar cita-cita mu. Sampai kamu lupa pada tanggung jawab mu sesungguh nya sebagai seorang ibu" ujar romi .

"Bahkan di saat-saat terakhir nya kamu masih sibuk dengan buku mu itu" ujar romi lagi dengan lirih dan menatap monika penuh amarah.

Monika mengepal kan tangan nya erat menahan amarah nya yang memuncak.

Ia tau!!

GHAZI ~ (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora