04

3K 246 7
                                    

.

.

Setelah momen memalukan di acara makan malam kemarin, Hinata merasa semua orang mulai menatapnya lebih intens lagi. Kini bukan hanya pada tubuhnya, tapi orang-orang juga mulai memerhatikan wajahnya dengan berani. Hinata bergerak gusar di atas kursi meja kerjanya. Ia menatap dengan was-was pada sekumpulan karyawan pria yang berasal dari divisi IT dan entah bagaimana sedang berkumpul di lantai tujuh.

"Hinata Hyuuga?"

Hinata terkejut. Ia segera menoleh ke kiri dan menemukan pria berambut merah yang memanggil namanya. "Y-ya, Ketua?" sahut Hinata dengan ragu.

"Kau baik-baik saja?" Gaara mengernyit. Sedikitnya ia merasa khawatir karena insiden kemarin. Bagaimana pun, Gaara itu adalah seorang atasan.

"Ya, Ketua. Aku baik."

Gaara mengangguk mengerti. "Aku ingin minta tolong..." Gaara menggantungkan ucapannya. Ia sadar, orang-orang tengah memerhatikannya dengan Hinata. "Tolong datang ke ruanganku. Lima menit lagi." setelah mengucapkannya, Gaara segera pergi ke dalam ruang kerjanya.

Hinata sekilas menatap bingung pada kepala divisi keuangan. Apa si ketua punya urusan dengannya? Kenapa tidak langsung dibicarakan? Kenapa musti menunggu lima menit? Lebih penting, apa yang mau dibicarakan?

Hinata panik sendiri dalam hatinya yang berisik. Bagaimana kalau gara-gara kemarin? Tapi Matsuri-senpai bilang semuanya akan baik-baik saja. Tapi, bisa saja itu hanya untuk menghiburku, 'kan?

Hinata terus-terusan bicara sendiri dalam pikirannya. Sudah empat menit. Hinata memilih untuk segera beranjak. Ia lebih suka menunggu satu menit di depan pintu ruangan Gaara. Begitu tepat lima menit terlewati, Hinata mengetuk pintu. Ia masuk dan menutup pintu setelah diberikan izin.

"Ada apa memanggilku, Ketua?" Hinata bertanya pada Gaara. Laki-laki merah itu duduk di kursi kerjanya. Tanpa sadar, ia ikut memerhatikan tubuh Hinata yang berbalik dan berjalan mendekat. Hei, Gaara juga seorang laki-laki normal!

Gaara menggelengkan kepalanya sebentar, untuk menyadarkan dirinya sendiri. "Aku ingin meminta bantuanmu, Hinata Hyuuga. Soal laporan keuangan bulan ini."

Hinata bernapas lega dalam hatinya. Bukan soal kejadian kemarin.

"Laporan keuangannya, tolong kau serahkan ke ruangan wakil direktur minggu ini, ya."

Hinata mengangguk cepat. Detik berikutnya, ia tiba-tiba tersadar sesuatu. "Maaf, Ketua. Apa Anda barusan bilang tentang ruangan wakil direktur?"

Gaara mengangguk. "Ya. Apa ucapanku tidak jelas?"

"Ah, bukan begitu, Ketua. Itu..." Gaara menunggu Hinata melanjutkan ucapannya. "Kenapa harus aku?"

Benar, kenapa harus gadis ini? Gaara bertanya dalam hati.

"Aku hanya menerima perintah dari atasan." Gaara tidak berbohong. Sasuke memang atasannya. Tanpa dijelaskan pun, Hinata sudah cukup mengerti siapa atasan yang memerintah Gaara.

"Maaf Ketua, sepertinya aku tidak bisa melakukannya."

Gaara mengerutkan dahinya. Apa ia baru dibantah mahasiswa magang? "Maaf, Hyuuga, itu perintah dari atasanmu. Sebagai anak magang, bukankah kau ingin belajar dunia pekerjaan yang sesungguhnya? Aku memberimu tugas untuk menyelesaikan dan memberikan laporan keuangan."

"Tapi, Ketua, aku..." Hinata meneguk ludahnya sendiri. Gugup karena Gaara memerhatikannya dengan tajam. "Aku belum menyelesaikan laporan yang sebelumnya, Ketua."

Gaara mengangkat sebelah alis tipisnya. "Kubilang, serahkan minggu ini, Hyuuga. Kau masih punya waktu dua hari."

Hinata membuka mulutnya lagi, hendak mencari alasan. "Dan aku yakin kau sudah terbiasa mengebut dalam mengerjakan laporan selama kuliah, 'kan?"

Look and Lock [SasuHina x Naruto]Where stories live. Discover now