16

1.5K 112 8
                                    

.

.

"Naruto Uzumaki?" Naruto berdeham begitu namanya dipanggil. "Namaku Sasuke Uchiha. Bisa kita bicara di dalam?" begitu mendengar ucapan pria asing di depannya, Naruto mengernyit heran. Nama pria itu seperti tidak asing, terlebih marganya kalau tidak salah adalah Uchiha. Masih setengah sadar, Naruto memandang curiga. Uchiha? Uchiha yang mana?

"Maaf, ada perlu denganku? Kalau kau ingin menawariku asuransi, aku sudah mempunyainya dari bibiku."

Naruto menunjuk dengan bahunya, seolah meminta pria asing bernama Sasuke Uchiha untuk segera pergi dari hadapannya. Sementara Sasuke masih berwajah datar meskipun ia merasa heran dan sedikit kesal.

"Aku Sasuke Uchiha, wakil direktur perusahaan Uchiha. Kalau kau lupa, bibimu, Karin Uzumaki bekerja denganku."

Naruto berdeham heran sebentar. Mencoba memproses informasi sembari menggaruk lehernya. Beberapa detik setelahnya, Naruto membelalak. "Bosnya Bibi Karin?!" teriaknya agak histeris, bahkan mengagetkan anak tetangga yang sedang makan es krim sepulang sekolah. "Si-Silakan masuk, Tuan Uchiha." Naruto menggeser tubuhnya dan membiarkan Sasuke memasuki kediamannya.

Suasananya sangat canggung. Sasuke dan Naruto duduk berseberangan. Pemuda pirang itu duduk gusar sembari merapatkan kakinya. Ia bingung dan takut di saat yang bersamaan. Bos bibinya datang, bagaimana bisa Naruto tidak berpikiran negatif? Dalam hati ia berdoa kepada Tuhan, katanya ia belum punya keponakan.

"A-Ah, apakah kau ingin meminum sesuatu? Aku tidak bisa menyajikan apa-apa selain soda dingin." Naruto berusaha untuk mencairkan suasana. Masih dengan kedua kaki yang merapat dan menggaruk belakang lehernya, Naruto tertawa kikuk. "Boleh. Sekaleng soda dingin di siang hari tidak buruk juga."

Naruto bangkit. Ia pergi ke dapur untuk mengambil dua kaleng soda dingin. Tapi sebelumnya, ia berhenti di kran air untuk membasuh wajahnya yang baru bangun tidur. Setelah kembali, Naruto menyodorkan satu kaleng dingin pada Sasuke. Kemudian, ia mulai membuka dan meminum kaleng soda untuk dirinya sendiri. "Ahhh segarnya!" Naruto menghela napas lega, kesadarannya telah kembali.

Suasananya sedikit lebih santai sekarang, Naruto duduk dengan dua kakinya yang agak berjarak. Di seberangnya Sasuke juga meminum kaleng soda dengan tenang.

"Ah, Tuan Uchiha. Maaf menyambutmu seperti ini. Pamanku sedang tidak di rumah dan bibiku juga seharunya bekerja di perusahaan Uchiha. Boleh kutanya maksud kedatanganmu? Apa sesuatu terjadi pada bibiku?" tanya Naruto setelah menaruh kaleng soda yang sisa setengah di atas meja. Kali ini, ia kelihatan lebih fokus dan serius.

"Tidak ada. Bibimu baik-baik saja." Naruto menghela napas lega, pikirannya tidak benar. "Aku datang ke sini sebagai kekasih dari Hinata Hyuuga." pandangan Naruto yang sebelumnya menunduk pun terangkat. Matanya membola, melebihi sebelumnya.

"Aku sudah punya pacar."

Ingatannya kembali pada ucapan Hinata lalu. Mulut Naruto sedikit terbuka-tertutup selama beberapa saat. "Jadi, itu benar?" gumamnya pelan sembari tersenyum miris. "Aku ke sini untuk menemuimu, Naruto. Kudengar kau adalah mantan pacar Hinata dulu."

Naruto mengambil napas panjang. Ia balas menatap Sasuke yang ada di depannya. Suasana di antara keduanya kini malah kembali memburuk. Lebih dari canggung, terasa sedikit sengit. Sekilas Naruto mengernyit, bertanya tentang alasan kekasih baru Hinata datang menemuinya. "Juga, kau adalah orang yang mengadukan Hinata pada kakaknya sendiri."

Mata Naruto membola lagi. Jadi itu? Hinata mengadukannya. Tapi hei, Naruto tidak tahu jika Hinata punya pacar saat itu.

"Dan keperluanmu denganku?" tanya Naruto berani, ini hanya soal mantan pacar dan pacar baru. "Aku sudah meluruskan masalahku dengan Hinata. Kalau kau khawatir, aku berjanji tidak akan mengusik Hinata lagi, Tuan Uchiha."

Look and Lock [SasuHina x Naruto]Where stories live. Discover now