13

2.3K 147 13
                                    

.

.

Bruk. Sasuke menyudutkan Hinata pada dinding ruang kerjanya. Mendorong dan memeluk erat tubuh Hinata dengan manja. "Sasukee" seperti minggu lalu, Hinata berusaha mendorong tubuh Sasuke agar menjauh darinya. "Hentikan, Sasuke. Kita harus segera pulang." Hinata menghembuskan napas berat. Sasuke sengaja sekali menggesekkan hidungnya di ceruk Hinata.

"Tidak. Aku tidak akan melepaskan sampai kau setuju pulang bersamaku ke apartemenku." Nadanya manja, sudah jelas Sasuke merajuk karena dilarang Shikamaru. "Tidak bisa. Kak Shika sudah mengirimiku pesan untuk segera pulang."

"Tsk." Sasuke menjauhkan tubuhnya sambil berdecak sebal. Wajahnya sedikit cemberut dengan alis bertaut. "Jika dilarang bertemu setelah kerja, kapan kita akan lebih saling mengenal?" rajuknya.

Hinata terkekeh pelan. Sikap Sasuke yang seperti ini benar-benar di luar kebiasaannya. Dengan lembut, Hinata meraih satu telapak tangan Sasuke dan menggenggamnya pelan. "Kalau kau lupa, minggu ini kita akan liburan bersama, 'kan?" ingatnya pada Sasuke.

"Iya. Tapi tidak hanya berdua, bersama kakakmu dan pacarnya juga." ucapan Hinata tidak membuat Sasuke lebih baik barang sedikit pun.

Hinata menghela napas dan melepaskan pegangannya pada tangan Sasuke. "Yasudah, kalau kau terus merajuk, aku akan bilang pada Kak Temari agar aku tidur dengannya saja."

"Eh?" sepertinya Sasuke mendengar sesuatu tentang tidur bersama. Seringaian muncul di wajah Sasuke saat menyadari sesuatu. Kali ini, ia yang menggenggam tangan Hinata. "Aku tidak merajuk kok, sayang. Janji ya, tiga hari nanti kita akan menghabiskan waktu berdua terus?" pintanya sembari tersenyum manja.

Hinata melirik sinis Sasuke. Ia tersenyum kecil dan balas menggenggam tangan Sasuke. "Sudahlah, sekarang sudah malam. Lebih baik kita pulang. Nanti Kak Shika bisa marah." Ia menarik tangan Sasuke agar segera keluar ruangan. Namun, lelaki raven itu menahan diri agar tidak bergerak. "Kenapa lagi?" tanya Hinata.

"Aku punya permintaan."

"Permintaan apa?"

Sasuke tersenyum miring. Perlahan ia menarik Hinata agar mendekat dan dipeluknya mesra. "Malam sabtu saat kita menginap nanti, bisa kau pakai lingerie saat kita akan bermain?"

Mata Hinata terbuka kaget. Ia menghentakkan diri agar keluar dari pelukan Sasuke. "Tidak." Tolaknya dengan tegas. "Bukankah aku sudah bilang? Jangan pernah minta aku memakai lingerie lagi, Sasuke." Hinata berbalik hendak keluar lebih dulu, tetapi Sasuke menahan dan memeluknya dari belakang.

"Ayolah, Hinata. Bukankah kita sudah menjadi pasangan? Aku benar-benar ingin melihatmu memakainya lagi. Kau pasti sangat cantik." Puji Sasuke sembari menciumi bahu Hinata yang masih terbalut kemeja. "Tidak."

Sudara decakan terdengar dari Sasuke. Pria itu membalikkan tubuh Hinata agar menghadapnya. "Kalau begitu, ayo kita berlomba." Kerutan terlihat di dahi Hinata. "Lomba apa?"

"Kesukaanmu, membuat jurnal pengeluaran perusahaan bulan ini."

Alis Hinata terangkat sebelah. Aneh sekali seorang wakil direktur mengajaknya berlomba membuat laporan keungan. Apa mungkin ini sebuah tes atas kemampuan Hinata?

"Oke. Batas waktunya sampai kapan?"

"Sekarang."

"Hah?" Hinata tidak mengerti. Ia sudah lelah seharian bekerja. Mana bisa meladeni lomba iseng Sasuke?

"Seingatku divisi keuangan belum menyerahkan laporan keuangan bulan ini. So, jadikan ini sebagai salah satu tugasmu saja." kata Sasuke dengan enteng. Hinata menghela napas sembari memutar bola matanya malas. "Oke, jika ini adalah sebuah perlombaan, di mana jurinya?"

Look and Lock [SasuHina x Naruto]Where stories live. Discover now