🌽LiRain-02🌽

11.1K 1.4K 65
                                    

Aku sebenarnya pengen boom up disini, cuma targetnya lama penuhhhh, jangan sider ya kalian, kalau gak mau komen ya minimal vote aja.

Oke? Jangan habis baca langsung cabut, gak sopan, harus pamit dulu, nah pamitannya pake vote biar aku tau kalian mampir.

200 vote dan 50 komen ayoo, nanti kalau penuh aku up lagi.

Ali-Rainy

Malam ini adalah malam pertemuan dua keluarga guna membicarakan perjodohan, Ali sedari tadi menunduk  dengan buku ditangannya.

Para orang tua sibuk bercengkrama, Ali tak mampu memandang mata gadis yang duduk di kursi sebrangnya.

Saat ini mereka ada di private room sebuah restoran, sedari datang sampai sekarang Ali tetap menunduk dengan bukunya.

Sementara Gadis bernama Rainy itu bertopang dagu menatap Ali lekat dan lamat.

Ali memakai kemeja hitam berlengan panjang, yang bagian lengannya digulung sampai siku, dipadu celana panjang hitam.

Tak lupa kacamatanya, kalau malam Ali mulai buram, jadi harus pakai kacamata.

Sementara Rainy memakai kemeja biru muda yang bagian lengannya juga digulung sampai siku, rambut nya digerai indah, dia juga memakai celana panjang berwarna cream.

"Kalian keluar dulu gih, kenalan, tapi jangan pegang-pegang ya." ujar Minah, Ibu Ali.

"Bener tuh, kenalan dulu." sahut Jeniver, Mami Rainy.

Ali mengangguk, dia berdiri dengan masih menundukan pandang, sementara Rainy berjalan terlebih dahulu meninggalkan Ali.

Keduanya pergi ke taman samping restoran.

Rainy duduk duluan di kursi, kursi taman itu dibuat 2 namun saling membelakangi.

"Kamu, duduk dikursi belakang aja, biar gak ngeliat saya." ujar Rainy tenang.

Ali menegang sejenak, sebelum akhirnya mengangguk dan duduk dikursi belakang.

Jadi, mereka duduk saling membelakangi, Ali menatap kearah pepohonan yang ada di taman itu, sementara Rainy fokus pada ponselnya.

"Nama saya Ali Habinayah, kelas 3 SMA, saya bisa masak, bisa ngerjain semuanya, tapi saya gak bisa kerja diluar, saya cuma bisa kerja sebagai editor dan itu pun penghasilannya gak terlalu besar, kakak kan sudah mapan, kenapa mau dijodohkan sama saya?"

Ali berkata sepanjang itu, agak gugup tapi dia berusaha tenang.

Rainy tersenyum tipis, lalu menjawab singkat "Takdir."

Sejenak Ali tertegun, dia menggeleng pelan saat jantungnya mulai berdegup tak karuan.

"Astagfirullah.." bisik Ali seraya mengusap tengkuknya pelan.

Dia menarik napas panjang, lalu bersuara lagi "Kak, saya hanya mau menikah sekali seumur hidup."

"Saya juga."

Ali menggigit bibir bawahnya, dia bingung harus berkata apa, tak lama tawa pelan terdengar.

"Saya suka hening, kamu gak perlu mencari topik pembicaraan. Saya rasa kita cocok, saya akan terima perjodohan ini."

Softie Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang