🌽LiRain-41🌽

4.6K 673 66
                                    

Ali Rainy bakalan end hari ini kayanya, atau mungkin besok, antara chapter 42 atau 43 gitu deh.

Kalau target cepat penuh, aku bisa aja boom up hari ini, cuma sider kadang kaya setan, jadi sudahlah.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen, kalau komen penuh dan vote diatas 150, aku up lagi.

Ali-Rainy

Rainy memandangi wajah Ali yang tetlihat damai dan tenang, tertidur di kasur setelah semalaman menangis, matanya sembab.

Senyum tipis terulas diwajah Rainy, dia mengelus pipi chubby Ali lembut, Ali ini sangat istimewa dihidup Rainy, mampu membuat Rainy menutup aurat dan mengerjakan ibadah lebih rajin lagi.

Apa jadinya kalau Ali pergi, pasti Rainy akan hilang arah.

Pelan, Rainy menunduk dan mencium pipi Ali.

Tatapan matanya jelas akan cinta dan binar ketergantungan, ya, baik Rainy maupun Ali sama-sama bergantung antara satu sama lain.

"Aku cinta banget sama kamu Li, tapi aku takut, terlalu mencintai, takut salah satu dari kita pergi duluan."

Rainy menatap Ali sendu, namun tatapannya berubah saat melihat kelopak mata Ali terbuka perlahan, menatap Rainy sayu.

"Kak.." bisiknya seraya merentangkan tangan perlahan, Rainy segera memeluk Ali dengan lembut.

"Iya sayang,"

"Jangan tinggalin Ali.."

"Iya, aku gak akan ninggalin Ali."

"Ali gak mau dibuang.."

"Iya, aku gak akan buang kamu."

Ali memejamkan matanya tenang, tampak legah mendengar ucapan Rainy, yang Ali mau hanyalah menghabiskan waktu bersama Rainy.

Hanya itu.

.....

"Kamu yakin masuk kuliah hari ini?"

Ali mengangguk, dia naik motor ke kampus, walau bagaimana pun dia harus kuliah karena materi dari dosen tak akan menunggu Ali untuk tercatat di bukunya.

Jadi, Ali lah yang harus datang menjemput materi tersebut.

"Mata kamu sembab gitu."

"Biar aja, biar mereka tau kalau ulah mereka buat Ali dalam masalah."

"Yaudah, kalau ada apa-apa telepon aku ya."

"Iya kakak sayang."

Ali melajukan motornya keluar dari perkarangan rumah, dia hanya bisa berdoa dan ber dzikir sepanjang jalan agar nanti di kampus dia aman.

Sekitar 25 menit akhirnya Ali sampai di parkiran kampus, dia mengabaikan tatapan dari orang sekitarnya, bodo amat, yang penting Rainy gak marah sama dia.

"Ali!" Ali menoleh kala mendengar suara seseorang, ternyata Jio, Bijan, Kendrik, Zava sama Arey mendatanginya ke parkiran gedung Sastra.

Senyum hangat Ali berikan.

"Kalian kenapa bisa sampai kemari? Gedungnya kan pada beda." tutur Ali lembut.

Mereka hanya menjawab dengan tawa saja, banyak Mahasiswa Sastra melihat senyuman Ali, mereka agak kaget karena mereka kira Ali gak bisa senyum.

Bahkan Syla saja sampai terpaku melihat senyuman Ali, dia jadi semakin terpesona dan berniat untuk menjadikan Ali miliknya.

"Sial, gue gak mau tau, Ali harus jadi cowok gue." desis Syla dengan seringai lebar diwajahnya, ya, Ali harus menjadi milik Syla.

Gadis itu mulai memotret Ali yang tengah berbincang dan tertawa bersama temannya.

Wajah Syla kian memerah seiring tawa yang Ali berikan, dia seperti seorang stalker yang baru saja jatuh hati dan mulai terjerumus dalam obsesi.

"Pulang kelas nanti, kita mampir ke Cafe yuk." ajak Jio.

"Memangnya jam kelas kita sama?" tanya Ali.

"Ya gak sama, tapi dempetan, kelas gue selesai jam 3 sore, lo pada?"

"Aku jam 2 siang." sahut Ali.

"Gue jam 1." cetus Arey.

"Gue jam setengah 3." sambung Jio.

"Gue sama Kendrik sama, jam setengah 2." ucap Bijan.

Jadi mereka memutuskan untuk bertemu di cafe sepulang kelas, tampaknya ada yang mau dibicarakan jadi ngajak ketemuan gini.

Disisi lain, Rainy termenung dengan jari yang bertengger diatas keyboard, perasaannya tiba-tiba jadi gak enak.

"Ali baik-baik aja kan?"

Rainy meraih ponselnya lalu menghubungi nomor sang suami, di dering ke 3 baru diangkat.

"Assalamualaikum, ada apa kak?"

"Kamu dimana?"

"Di parkiran kampus, sama temen Ali."

"Langsung pulang ya kalau udah selesai kelas."

"Eee...tapi nanti jam 3 Ali mau ke cafe sama temen Ali, boleh kan?"

Rainy memejamkan matanya sejenak, dia harus yakin kalau Ali gak akan kenapa-napa.

"Iya boleh, tapi jangan sampai malam, oke?"

"Okeyyyy."

Ya, Rainy meyakinkan diri kalau Ali akan baik-baik saja, jangan Ali, cukup Rainy aja.

Rainy gak mau ditinggalkan, setidaknya biarin Rainy yang pergi jika memang mereka harus berpisah.

🌽Bersambung🌽

Softie Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang