8

238 70 10
                                    

🎧 Only Love Can Hurt Like This

Renjun tertidur cukup lama, dia kesiangan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun tertidur cukup lama, dia kesiangan sekarang. Tidak ada yang membangunkannya, padahal ada Chenle disini.

"Sudah bangun?" Kun masuk tanpa mengetuk pintu. "Kamu mandi, terus kita sarapan sama - sama aku masak hari ini."

Renjun menguap. "Kok nggak ada yang bangunin aku?"

"Lucas datang pagi tadi. Chenle keasikan main dengan Lucas dan Ayah."

Ayah? Ayah mertua.

"Ya sudah kamu lekas mandi." Ujar Kun dengan lembut. "Aku tunggu dibawah."

Kun bergegas keluar kamar. Renjun menghembuskan nafas berat. Ada Chenle disini, tapi Renjun malah memikirkan Jungwoo dan Mark.

Apa Renjun jahat?

Hubungannya dengan Jungwoo sudah terlalu jauh, sedangkan status hubungan nya dengan Mas Kun belum jelas.

Renjun meremas rambutnya kasar.

Ada Chenle disini. Bagaimanapun anak - anak tidak perlu tau perihal masalah apa yang dialami orangtuanya.

Perihal keberadaan Kun, semoga tidak menggoyahkan keputusan yang telah Renjun putuskan.

*****

Renjun menuruni tangga, rumahnya tampak lengang.

Hanya ada Kun di meja makan, menatap kearahnya dengan senyuman.

"Udah turun, Ren?" Sapa Kun

Renjun celingukan. "Mana yang lain, Mas?"

"Berenang. Chenle minta ditemenin berenang. Semua langsung semangat mau ikutan renang."

Renjun mengangguk.

"Mas nggak ikutan berenang?"

Kun menggeleng. "Enggak, Mas mau nemenin kamu sarapan."

Renjun bergegas duduk, ia duduk di seberang Kun.

"Mau makan apa, Ren? Biar Mas ambilkan."

Renjun menggeleng. "Biar aku ambil sendiri aja, Mas."

"Enggak lah, ayo mau makan apa?"

"Mas ambilkan aja, nanti aku makan."

Kun melayani Renjun makan dalam diam.

"Enak?" Tanya Kun

Renjun mengangguk. "Mas kan jago masak."

Renjun kembali fokus sarapan. Kun juga diam tidak banyak bicara. Keduanya sadar, ada banyak yang ingin dibicarakan, namun tidak terealisasikan.

"Ren, kapan kamu mau pulang?"

Renjun berhenti makan. "Mas, kan kita sudah sepakat soal masalah ini."

"Ren, apa kata ayah bundamu nanti? Apa kata papa mamaku? Kita juga nggak tau  bagaimana perasaan Chenle nanti!"

"Nanti aku beri pengertian semuanya, Mas."

"Mas janji, Ren. Mas akan meluangkan waktu untuk kamu dan Chenle. Mas akan perkenalkan kalian ke semua kenalan Mas. Kalau perlu kita buat pesta besar - besaran nanti di ulang tahun Chenle. Mas janji akan memberikan keluarga yang harmonis."

Kun kelihatan putus asa.

"Apa saja, akan Mas beri asal jangan perpisahan."

"Kenapa?"

"Apa kamu nggak kasihan sama Chenle?"

Renjun menatap Kun. "Apa Mas nggak kasihan sama diri Mas sendiri?"

*****

"Papa! Papa! Bangun!"

Jungwoo kesiangan. Semalaman overthinking, Jungwoo tidak bisa tidur.

"Ayo sarapan sama - sama." Ujar Mark penuh semangat

Bukannya bangun, Jungwoo malah menarik Mark kedalam dekapannya.

"Papa ih!"

Mark memberontak dan memberikan pukulan - pukulan kecil di dada Jungwoo.

Jungwoo menghembuskan nafas, besar sekali cobaan putranya untuk bisa mendapatkan seorang ibu.

*****

"Tumben kesiangan?" Tanya Nyonya Kim.

"Capek banget, bun. Di Kantor banyak kerjaan."

Jungwoo tidak sepenuhnya bohong, memang Jungwoo sibuk belakangan ini. Tapi bukan itu alasannya bangun kesiangan hari ini.

"Kapan Renjun main lagi?"

"UHUK."

Jungwoo terbatuk-batuk. Orangtuanya sudah tidak sabar meminang Renjun sebagai menantu mereka.

"Ajak Kak Renjun main lagi, Pa." Timpal Mark

Jungwoo hanya tersenyum kecut. Seberat ini lah cobaan Jungwoo untuk mendapatkan Renjun dari jaman Mark belum ada, sampai dia sebesar ini. Jungwoo masih belum bisa mendapatkan Renjun.

"Kapan - kapan ya."

*****

Renjun dan Kun berjalan beriringan menuju kolam Renang.

"Mamaaaaaaaaa."

Chenle berlari kecil menuju Renjun. Larinya sedikit aneh, membuat Renjun dan Kun tidak bisa tidak tertawa

Hap

Dalam satu angkatan Chenle naik ke dekapan Kun.

"Menyenangkan berenangnya?"

Chenle mengangguk. "Om Lucas mengajari aku renang gaya katak. Aku bisa loh."

"Hebat sekali." Puji Renjun dan Kun berbarengan.

Keluarga bahagia.

Ketiganya nampak seperti keluarga bahagia. Tidak akan ada yang menyangka, atas permasalahan yang terjadi di antara mereka.

Kun yang memaksakan kehendak, merelakan mimpi dan masa depannya dengan permintaan kedua orangtuanya untuk menikahi Renjun.

Kun yang terpaksa menjalani pernikahannya. Kun sudah berusaha, Kun setia, dia tidak pernah berselingkuh. Dia bekerja dengan keras untuk Renjun dan Chenle. Kun ikhlas.

Namun tetap saja, hatinya bukan untuk Renjun. Sikap Kun yang selalu biasa saja, tanpa sengaja melukai Renjun.

Kun tidak pernah memperkenalkan keluarga kecilnya kepada dunia, Kun jarang meluangkan waktu untuk keluarga kecilnya, dia tidak pernah datang ke acara sekolah Chenle. Yang Kun lakukan hanya kerja, kerja, dan kerja.

Kun hanya tidak tau bagaimana harus bersikap pada Renjun.

Entah apa rumah tangga mereka masih bisa diselamatkan.

"Chenle mau sama Mama."

Renjun bergegas mengambil handuk. "Sini keringkan dulu badannya."

"Okeeeeee."

*****

Tut.. Tut.. Tut..

"Halo Woo."

"Kita bisa ketemu, Cas?"

"Bisa - bisa, Woo. Ada apa?"

"Kita makan siang di luar. Nanti gue kabari tempatnya."

"Oke."

Tut.. Tut.. Tut..














No komen

Despair [jungwooxrenjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang