11

272 64 10
                                    

🎧 Back to black

🎧 Back to black

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo oke, Woo?"

Semenjak kepulangan Kun beberapa menit yang lalu. Jungwoo tidak mengatakan sepatah katapun.

Lucas tidak begitu memahami situasinya, namun ia menduga duga semua ini ada hubungannya dengan sang adik, Renjun.

Lucas menyadari ketidaknyamanan Jungwoo selama Kun ada disini bersama mereka, juga setelah Jungwoo tau kalau Kun adalah suami Renjun.

Lucas menduga sahabatnya ini menyimpan perasaan untuk sang adik.

"Gue harus gimana, Cas?" Ucap Jungwoo lirih, lebih terdengar seperti bisikan. "Gue harus gimana?"

"Cerita ke gue dong."

"Gue yakin habis ini lo bakal nggak mau ketemu gue lagi." Jungwoo tersenyum getir. "Kalau lo tau yang sebenarnya. "

"Gue janji, gue bakalan netral."

Jungwoo menatap Lucas dengan tajam. Mencari kebohongan dalam diri Lucas. Namun Lucas tampak serius dengan ucapannya.

"Sebenernya ada apa sih?"

"Gue suka sama adek lo!" Jawab Jungwoo penuh emosi. "Gue cinta sama Renjun!"

"WOO!"

Lucas tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Semua tergambar jelas di raut wajahnya.

Jungwoo tersenyum kecut. "Kenapa? Udah benci sama gue?"

Lucas menenggak minumannya sekali teguk. Nafasnya berderu, entah. Ingin marah marah rasanya.

Tapi Lucas berusaha menahan amarahnya. Semua hal di dunia ini terjadi karena suatu alasan. Lucas ingin mendengar Jungwoo menyelesaikan ceritanya.

"Gue nggak akan marah sekarang." Ujar Lucas berusaha tenang. "Gue mau lo cerita sampai selesai, Woo."

Jungwoo menatap Lucas tidak mengerti. Reaksi Lucas benar - benar di luar perkiraan Jungwoo.

"Gue ketemu Renjun sepuluh tahun lalu. Dia baik, gue suka sama dia. Tapi gue nggak pernah ketemu dia lagi."

Jungwoo mengambil jeda dalam ceritanya.

"Sepuluh tahun gue nunggu. Siapa tau ketemu lagi, tapi ternyata rencana Tuhan lain. Renjun jadi istri sahabat gue."

Lucas menatap Jungwoo prihatin.

"Gue pikir gue ga bakalan bisa nikah, Cas. Karena gue cuma pingin nikah sama Renjun. Kenapa gue angkat anak? Ya karena gue nggak ada kepikiran sama sekali buat nikah."

"Woo."

"Sampe hari pas gue ketemu sama Renjun di supermarket sama lo. Gue lari nemuin Renjun, sampe lupa anak gue. Secinta itu gue sama adek lo."

Jungwoo tidak melepaskan pandangannya dari Lucas. Sepercaya diri itulah dirinya, memberitahu Lucas seberapa besar ia sayang pada Renjun.

"Lo harus tau hari - hari gue yang penuh harapan, setelah ketemu Renjun lagi. Untuk sekian lama akhirnya gue pingin berkeluarga, Cas."

Lucas bingung, dia tidak tau.

"Lo tau? Gue bahkan pernah diposisi nyesel udah ngadopsi anak gue. Lo tau kenapa, hen? Karena ayah lo keliatan mandang gue rendah karena gue udah punya anak."

Hari itu saat Jungwoo dan Mark berkunjung ke rumah Renjun. Saat Tuan Huang memandang remeh dirinya, Jungwoo tidak pernah lupa.

"Gue udah ngenalin Renjun ke keluarga gue, Cas."

"Yang bener lo, Woo?"

"Gue juga udah pernah ngajak Renjun nikah, bangun keluarga kecil sama - sama. Tapi jawabanya nggak jelas. Ngawang, gantung, abu - abu. Ternyata itu semua karena dia udah punya keluarga kecil sendiri. ANJING!! Gue nggak tau kalau dia istrinya Kun."

"Lo kemana Woo pas pernikahan Kun sama Renjun?"

"Gue di kantor aja. Gue bohong tadi, bilang gue tugas keluar kota "

"Kenapa?"

"Karena gue nggak pernah diundang. Kun menggebu - gebu ngundang gue. Tapi undangannya nggak pernah sampe ke tangan gue. Mungkin lo nggak tau, tapi Tuan Qian nggak suka kalian berteman sama orang miskin kaya gue."

"Woo-"

"Semuanya udah gue ceritain." Kata Jungwoo dengan lebih tenang. "Sekarang terserah lo mau nilai gue gimana."

Lucas bergeming. Cinta memang buta, perasaan memang tidak bisa dipaksa. Lucas tidak tau harus memihak siapa.

"Kalau nggak ada yang mau lo tanyain lagi gue cabut!"

Jungwoo bergegas mengemasi barang - barang dan bersiap meninggalkan restoran.

"Woo- lo.. nggak mau tau soal pernikahan mereka?"

Happy reading

Despair [jungwooxrenjun]Where stories live. Discover now